DOUBLE UP!
New Mansion.
Mark baru saja memasuki Mansion dan pikirannya sangat kacau, ia tidak ingin kehilangan Haechan untuk kedua kalinya. Bahkan jika Haechan menyuruhnya untuk berlutut ia akan melakukannya agar Haechan mau mendengarkan penjelasannya.
Mark memasuki kamar Haechan, tapi pria manis itu tidak ada di kamarnya. Mark mencari Haechan di taman belakang dan pria manis juga tidak ada. Mark menggaruk rambutnya frustasi. Haechan tidak boleh meninggalkannya. Mark berlari ke kamar Leon untuk memastikan apakah bayi singanya sedang tertidur di kamar, Mark merasa lega ketika melihat Leon sedang tertidur dengan pulas. Ia sudah takut Haechan dan Leon akan pergi meninggalkanya.
Haechan sejak tadi sedang berada di kamar Mark. Sebenarnya saat di kantor ia mendengar pembicaraan Mark dengan perempuan bernama Mina. Saat perempuan itu berkata ia pernah tidur dengan Mark ia hampir mempercayainya. Tapi ternyata mereka hanya sekedar berciuman. Tetap saja ia merasa kesal walaupun hanya berciuman. Kali ini ia tidak ingin menjadi orang yang lemah yang selalu menutupi rasa cintanya dengan benci. Ia tersadar rasa benci yang ia miliki selama ini selalu saja kalah dengan rasa cinta yang tidak pernah hilang untuk pria berahang tegas itu.
Tapi, apakah Mark juga mencintainya? Atau Mark ingin bersama dengannya karena rasa bersalahnya? Haechan masih tidak tahu apakah Mark benar-benar tulus mencintainya. Ia tidak pernah memberanikan dirinya untuk menananyakan hal yang sangat sensitif mengenai perasaan Mark.
Mark memasuki kamarnya dengen lesu, ia membuka pintu kamarnya dengan kasar dan terkejut melihat Haechan yang sedang berdiri di depan jendela kamarnya. Mark berlari menghampirinya dan memeluk Haechan.
"Kau membuatku takut." Mark memeluk Haechan dengan erat.
Haechan menepuk pundak Mark. "Aku tidak bisa bernafas." Mark melepaskan pelukan Haechan dan menangkup kedua pipinya.
"Kupikir kau pergi meninggalkanku." Mata Mark berubah sendu.
Haechan mengusap rahang tegas Mark. "Aku tidak akan pergi jika kau tidak menyuruhku."
Mark mengecup kening Haechan cukup lama. Lalu ia menatap Haechan dengan penuh kelembutan.
"Aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi kemanapun. Kau adalah bagian dalam diriku yang hilang. Tetaplah bersamaku, Haechan."
Mark baru menyadari bahwa Haechan telah memakai kalung yang telah ia berikan. Hati Mark menghangat melihatnya. Mark tidak tahan dengan perasaan bahagia ini. Apakah Haechannya sudah benar-benar menerimanya?
Haechan melihat mata Mark mengarah pada kalung yang ia pakai. Haechan menyentuh kalungnya. "Aku memutuskan untuk memakainya. Aku memang membencimu tapi rasa benciku selalu saja kalah dengan rasa cintaku. Benar-benar menyebalkan." Haechan mengerucutkan bibirnya lucu. Ia benar-benar merasa kalah dengan perasaannya.
Bagaimanapun ia juga ingin merasakan kebahagiaan bersama dengan seorang yang ia cintai. Seseorang yang pernah memberikannya luka, hingga membuat ia trauma akan sebuah cinta. Ia mengatakan tidak ingin memaafkan pria berahang tegas yang sudah menyakitinya, tapi lagi-lagi perkataannya hanyalah bualan semata. Hatinya benar-benar selalu tertuju pada pria tampan yang memiliki alis aneh seperti burung camar.
Baginya waktu bisa menyembuhkan segalanya. Kadang-kadang ia harus melalui rasa sakit dan patah hati sehingga ia bisa pergi ke sisi lain dan menjadi yang teratas. Jangan menunggu untuk memaafkan sampai merasa ingin memaafkan. Karena kita tidak akan pernah sampai di sana. Perasaan membutuhkan waktu untuk pulih setelah pilihan untuk memaafkan dibuat.
Mark tidak tahan dengan bibir Haechan yang menggoda. Ia mengecup bibir Haechan dan merapihkan surai Haechan. "Terimakasih telah memberikanku kesempatan. Aku akan berusaha untuk tidak mengecewakanmu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS (BxB)
RomanceLee Haechan adalah pria manis yang selalu menuruti keinginan ayahnya, hidupnya selalu diatur oleh ayahnya semenjak ibunya meninggal. Orang tuanya mengalami kebangkrutan yang mengharuskan menjadikan Haechan jaminan kepada billionare tampan yang sanga...