Bab 36

209 6 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Apa ... yang paling Anda takutkan sekarang?" tanya psikiater laki-laki kepada Firman. "Hal-hal kecil apa pun itu."

Firman perlahan terengah-engah berusaha mengusir kegugupan yang melanda. Setelah mengikuti sesi terapi, banyak hal yang telah dia dapatkan dan itu sangat membantu dalam proses penyembuhannya. Pecahan kaca beling, itulah yang sering dibayangkan Firman setiap kali bayang-bayang buruk itu menelusup dalam kepalanya. Dalam samar, dia merasakan pecahan tersebut mengenai tubuhnya. Pun terasa sakit bila diingat. Bahkan bekas jahitan di bagian bahu berdenyut-denyut.

"Saya takut dengan pecahan kaca dari botol," jawab Firman mengungkapkan. "Saya khawatir kalau botol kaca itu akan mengenai tubuh saya dan menyebabkan saya harus ke rumah sakit dan bahu saya dijahit lagi. Membayangkannya sungguh menyakitkan."

Psikiater berkacamata bernama Danny pun langsung mencatat apa yang sudah dia dengar di kertas miliknya.

"Setelah mencoba mengulang masa-masa saat Pak Firman dirundung, apa yang paling menyakitkan bagi Anda?" tanya Danny kembali, lalu wajahnya mencondong pelan untuk fokus menatap pasiennya.

"Gertakan dari seseorang yang membuat saya nyaris tuli." Firman menjawab pertanyaan tersebut seraya tubuhnya bergetar. "Juga bisikan seorang lelaki. Itu yang paling menyakitkan bagi saya."

"Bisikan seorang lelaki? Siapa itu, pak?"

Firman menarik napasnya melalui hidung, seakan-akan jawaban yang ingin dikeluarkannya tertahan dalam mulut.

"Saya nggak tahu lelaki itu siapa. Cuma, saya mendengar suatu ancaman. Ancaman buat saya." Firman berbicara seadanya. Kini tubuhnya tidak kompromi lagi untuk mengatakan sesuatu hal, dia merasa gemetar tiap kali berucap.

"Terus tentang pecahan kaca yang mengenai tubuh Anda. Siapa yang melakukan itu, dalam bayangan Anda barusan?" Danny melemparkan pertanyaan yang makin membuat Firman tak terkendali.

Beruntung dalam sekejap, Firman membuka air minum yang kebetulan dibawanya lalu meneguk perlahan hingga merasa rileks dalam diri.

"Entah. Yang jelasnya, seorang lelaki melakukannya. Dan lelaki yang sama juga."

Danny menghela napas, merasa iba dengan kondisi Firman yang barusan didengar.

"Baiklah. Kalau begitu, saya resepkan obat tambahan untuk meringankan mimpi buruk. Saya takut jika setiap malam Anda mengalami mimpi buruk dan membayangkan lelaki itu. Dan itu juga membuat Anda semakin cemas dan mengganggu kehidupan Anda nantinya," jelas Danny dibalas anggukan dari Firman.

"Satu lagi, perbanyak istirahat dan jangan terlalu banyak melakukan tekanan. Apalagi yang saya tahu dari Anda, Pak Firman ini gila kerja. Serta Anda juga harus dekat dengan istri Anda. Itu akan meringankan kecemasan yang Anda alami." Danny memberikan saran ampuh untuk Firman, lalu Danny mulai memberikan secarik kertas berupa resep untuk ditebus di apotik nanti.

My Temporary TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang