15. Rencana

159 23 2
                                    

Selamat merayakan hari raya idul fitri, mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita bertemu lagi di ramadhan selanjutnya.
Selamat membaca 🥰
.
.
.
.
.

Tring!

Tring!

Tring!

Tring!

" Aduhhh! Berisik banget sih, Karr!" keluh Hyunjin sebal. Daritadi hape Karina bunyi terus, alhasil ganggu kegiatan malas-malasannya.

" Pura-pura nggak denger aja. Simpel, kan?" Parahnya, yang punya hape malah menyahut dengan santai, bikin Hyunjin tambah emosi.

" Emangnya dari siapa, sih? Dari dua cowok lo itu, hah?!"

" Hyunjin!!" Karina auto nengok sekelilingnya, takut ada yang denger.

" Ya makanya di silent! Berisik tau!"

" Iya iyaa!! Bawel!"

Hapenya Karina nggak bakalan berisik andai Jeno dan Sunghoon berhenti menerornya.
Jadi, dari semalam,
Jeno dan Sunghoon tidak berhenti mengirimi Karina pesan. Isi pesannya ucapan maaf dan janji kalau mereka tidak akan mengulanginya lagi. Mereka mengaku menyesal.

Sayangnya, sampai detik ini, pesan-pesan itu belum juga dibalas sama Karina. Makanya, Jeno dan Sunghoon mengirim pesan beruntun, berharap dinotis sama Karina.

" Jadi bener dari dua cowok lo?" Hyunjin ternyata masih penasaran akan hal itu. Untunglah, kali ini Hyunjin menjaga volume suaranya.

" Hmm,...iya."

" Terus rencananya mau sampe kapan lo macarin mereka?"

" Pengennya sih hari ini gue putusin..."

" Lah?" Kepala Hyunjin terangkat. Dia menatap sohibnya itu, sedikit tidak percaya. " Kenapa tiba-tiba? Jangan bilang, gara-gara lo udah ketahuan sama gue? Lo takut gue bocorin ke semua orang? Iya?"

" Nggakk. Bukan karena itu."

" Terus??"

" Ya...gue kepikiran aja soal Jehoonz."

" Jehoonz? Apaan tuh?"

" Sebutan buat fans fanatiknya Jeno sama Sunghoon. Gue jadi ngeri."

" Kan kan! Apa gue bilang!! Kepikiran kan lo!"

" Iya. Makanya, gue mau mengakhiri semua ini secepat mungkin."

Hyunjin mengangguk setuju. " Harus itu! Demi masa depan yang cerah!"

" Tapi..."

" Tapi apa?"

" Gimana kalo mereka nggak mau gue putusin?"

" Mau gak mau! Mereka harus mau!"

" Tapi firasat gue, mereka nggak akan mau gue putusin. Makanya gue bingung, gue harus gimana? Bantuin mikir, dong."

" Ogah ah! Gue kan gamau lagi bantuin lo. Lo pikir aja sendiri."

" Ayolah, Jin. Sekedar bantu mikir doang, kok! Gue janji, sisanya bakal gue urus sendiri!! Ya ya? Plissss?? Gue lagi bingung banget sekarangg!"

Muka memelas Karina berhasil menggerakkan hati kecil Hyunjin.
Ni orang pinter banget ngerayu, batin Hyunjin dalam hati.
" Ck, yaudah! Gue bantuin, tapi bantui mikir doang, ya!"

" Yeeyy!! Makasih, Hyunjinnnn!"

Hyunjin pun mulai memikirkan cara jitu supaya Jeno dan Sunghoon setuju mengakhiri hubungan.
Usulan pertama,
" Eummm gimana kalo lo bilang aja, lo udah ga bisa terusin hubungan karena lo ngerasa ga pantes dan takut diserang sama fans-fans mereka?"

I'm a (play) Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang