Bab 13 : Tatapan Yang Berbeda

6.3K 312 9
                                    

Siang ini siswa siswi SMA ANTARIKSA kelas 11 dikumpulkan di halaman sekolah, para siswa pun di suruh berbaris menurut dengan kelas mereka dari kelas 11 IPA 1 – 11 IPS 2. Terlihat para siswa masih ribut dengan mengobrol sana sini karena guru tak kunjung datang.

“Selamat siang anak anak.” Sapa seorang guru yang berdiri di atas podium yang mengalihkan atensi para siswa. “Siang ini, kalian para siswa siswi kelas 11 dikumpulkan di halaman untuk pengumuman tentang siswa dan siswi yang berhasil masuk ke jajaran peserta Olimpiade yang sudah kami tentukan setelah melakukan rapat pagi ini.” ucap guru itu yang membuat para siswa berbisik bertanya tanya tentang siapa saja yang akan masuk jadi peserta Olimpiade.

“Jingga, kayaknya lo bakal ikut sih kaya tahun lalu.” celetuk Amel yang berdiri dibelakang Jingga.

“Gak tau deh, bisa ikut bisa engak. Soalnya kan sekarang juga udah ada Samuel sama Bulan, bisa jadi merasa yang ikut Olimpiade.” jawab Jingga.

“Iya sih.”

“Baiklah kalo begitu berikut nama nama siswa yang akan ikut dalam Olimpiade IPA ada Jingga Adyasha, Rembulan Almeira dan Samuel.” ucap guru tadi yang membuat Amel yang mendengar ternganga.

“Kalian bertiga ikut??!” seru Amel yang membuat Jingga dan Bulan yang berdiri didepan gadis itu menatap Amel.

“Silakan untuk ketiganya maju kedepan. Selanjutnya untuk siswa terpilih Olimpiade IPS, ada Alfhia Putri, Desitha dan ada .... Aksara Maheswara.”

Bagas dan Gibran yang mendengar nama Aksara disebut langsung berteriak heboh sambil terus memberi tepukan pada Aksara hingga cowok itu maju kedepan membuat mereka menatap bangga pada sahabatnya itu.

“Baiklah untuk selanjutnya, pengumuman siswa terpilih yang akan ikut pertandingan antar sekolah di permainan basket, Voli dan karate. Untuk Basket ada tim basket kita yang akan di ketua oleh Angkasa, dan Voli kita juga punya tim yang diketuai oleh Samudra dan dan Karate akan diwakili oleh Darren Maharja.”

“Mulai meningkat juga nih rapat kali ini, gak melulu anggota OSIS terus yang ikut.” celetuk Bagas yang disetujui oleh Gibran dan yang lainnya.

“Ini itu waktunya para guru guru sadar kalo kedudukan anggota OSIS itu ya cuman babu gak lebih.” ujar Gibran.

“Setuju banget.” sambung Bagas.

Nama nama para siswa tadi kini mulai berbaris didepan, dengan urutan Angkasa, Darren, Samudra, Samuel, Jingga, Bulan, Aksara, Alfhia dan Deshita. Merasa ada yang janggal dengan hal itu, Jingga berbisik pada Bulan yang hal itu membuat Bulan menatap Jingga tak percaya.

“Alfhia orang yang suka sama Samudra, lo harus hati hati sama dia.” bisik Jingga. Bulan langsung menatap Jingga dengan horor. “Seriusan, gue gak bohong dan Deshita, dia itu besty nya Alfhia lo juga harus hati hati sama dia.”

“Kenapa gue harus hati hati coba emang gue ada masalah sama mereka?”

“Lan, mereka tau kalo Samudra lagi deketin  lo.”

“Ya terus?”

“Pokoknya lo harus hati hati okey, gue gak mau lo jadi bahan bullying mereka.” ucap Jingga dengan sedikit kesal.

Bulan hanya menghela nafas kesal. “Iya iya.”
 

***
 

Ckelk ...

Beberapa kali Bulan mencoba untuk membuka pintu toilet yang sangat sulit, mungkin macet atau malahan ada yang sengaja menguncinya dari luar. “Ohh, jangan jangan ini kerjaan ...” ucapan Bulan terhenti ketika sadar tentang siapa pelakunya, tapi entah itu benar atau tidak tapi Bualn snabat yakin jika ini ulah Alfhia, menurut dari cerita Jingga tadi siapapun perempuan yang berusaha untuk berada di dekat Samudra pasti akan selalu mendapat kesialan karena ulah Alfhia.

GIRL : Leader's Girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang