Begitu kembali pulang di sore itu, Yunho dan Mingi langsung mendapati bagaimana Juyeon dan Younghoon telah menunggu keduanya. Yang langsung menghambur mendekat, menghentikan laju motor yang dikendarai Mingi dekat kolam air mancur depan bagian teras rumah, agar tidak langsung berurusan dengan pihak dalam.
Biarlah yang di dalam tetap di dalam.
Juga biarlah yang lainnya berada di kediaman yang kini ditempati.
Merasa bertanggung jawab sebagai bagian dari The Overload, keduanya membutuhkan jawaban. Namun gelengan dari Mingi yang melepaskan helmetnya, membuat keduanya mendesah kecewa.
Selagi Yunho, turun dari motor, pun melepaskan helmet Juyeon yang dikenakannya. "Hyunjae yang posisinya baru pulang dari rumah gue aja kaget. Gak ada yang tau, Hongjoong gak ke sana."
"Sampai sekarang juga telepon gak diangkat." Younghoon menjawab, sekilas, ikut menggelengkan kepalanya. "Kayaknya gak megang ha-pe--dia bawa atau gak? Soalnya gue juga spam dia pakai chat, ngasih tau Seonghwa ada di sini. Gak mungkin dia abai perihal Seonghwa, 'kan?"
"Bisa aja abai." Mingi menjawab dengan ringisan pelan. "Memang kalian lupa, Hongjoong itu bisa dengan gampang ninggalin Seonghwa? Selama ini juga? Karena apa? Satu hal--Hongjoong tau Seonghwa aman, karena sama kita."
Baru disadari Juyeon, membuatnya langsung mengerang dalam umpatan. "Bajingan..."
"Jadi Seonghwa gak akan mempan."
Yunho mengernyit atas ucapan Mingi, tak menyetujuinya. "Mungkin bisa mempan. Mereka harus ngomong via telepon."
"Tapi--"
"Seonghwa di mana?" Yunho memotong.
Hal itu membuat Younghoon mendekat dan agak mendorong dada si tuan rumah. "Lo gila? Seonghwa baru keluar rumah sakit, ya. Lo semua tuh bisa paham gak sih? Ya, kita semua laki-laki di sini. Tapi kondisi mental dan fisik kita semua itu beda. Seonghwa tuh lemah banget dan semua itu diperparah sama trauma dia. Juga, yang ngelakuin semua hal ini sampai dia masuk rumah sakit pun, oknum yang sama. Jadi lo bisa paham gak--"
"Gue tuh punya satu ketakutan, kalau gue boleh jujur." Segera Yunho memotongnya, untuk menyampaikan apa yang terdapat di sudut pandangnya. Sehingga yang lainnya segera mendengarkan, siap untuk tahu. "Setiap kali bokap gue bilang gue harus 'behave', itu artinya memang seserius itu."
Dengan itu, Mingi melihat ke arahnya. "Tapi Yun, Younghoon bener. Kalau kita nyuruh Seonghwa lakuin itu, yang ada dia bakal panik. Ini posisinya, Seonghwa dan Hongjoong sama-sama luka atas kejadian itu. Kita juga gak tau pasti, Seonghwa ini, ngelihat atau enggak, waktu Hongjoong ngebunuh Dion. Artinya, dia itu pasti bakal seribu persen panik karena ini."
"Makanya kami dan para orang tua itu juga ngebohong, bilangnya Hongjoong lagi cek jahitannya." Juyeon mulai menghentak kakinya panik, juga cemas, dan menggigit ibu jarinya. "Tapi ini udah sore. Yang lain juga pasti kewalahan."
Younghoon mengangguk. "Di rumah santai, semua ada di sana, kecuali San."
"San di mana?" tanya Yunho dengan cepat.
Rasanya lelah, saat Juyeon mengatakannya. "Di sini; di rumah utama. Ditemenin gue sama Younghoon, karena kita gak mau San dan Seonghwa ketemu dulu."
"Karena lukanya?" Mingi memastikan.
Younghoon mengangguk dalam jawaban. "Mau kita bohong ke Seonghwa kalau itu bukan ulah Hongjoong pun, kami berdua khawatirnya San yang ngomong. Ini juga gue gak tau kenapa, tapi Ibunya Hongjoong terus-terusan ngecek San secara berkala."
"Perasaan bersalah, jelas?" tanya Mingi.
Sebagai sosok yang juga tahu, Juyeon pun mengangguk. "Cuma, San juga malah jadi deket. Lo bayangin, anaknya nyelakain diri lo, tapi lo malah coba dekat juga dengan Ibunya. Lo tau karena apa? San tuh beneran ngerasa bersalah perihal Seonghwa. Fokus San itu habis buat Hongjoong loh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanfictionTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023