Sepulang sekolah..
Aku melihat pemandangan yang akhir-akhir ini, membuatku muak. Perdebatan antara abi dan umi yang masih meributkan masalah perjodohan itu.
"Abi itu mau ngasih yang terbaik buat ida, karena, abi ga mau aida terjerumus kedalam pergaulan anak jaman sekarang!." bentak abi.
"tapi aida udah besar bi,insyaAllah, dia bisa bedain,mana yang benar,mana yang salah".bela umi.
Tiba - tiba umi melirik aida yang melewati mereka berdua. Perdebatan itu berhenti sejenak. lalu umi bertanya seraya menghampiri aida.
"Aida udah pulang?, kok ga ngucapin salam??" tanya umi.
"Aida udah salam kok, abi sama umi aja aja yang ga denger". Ucap aida dingin seraya menyalimi tangan kedua orangtuanya.
Setelah itu..
Aida mulai beranjak pergi kekamarnya, yang berada dilantai kedua rumahnya.
Aida melemparkan tasnya kelantai, dan menjatuhkan badannya diatas kasur bersprei bunga - bunga pilihan uminya.Aida menghela nafas lelah, badannya terasa remuk. Mungkin, ini efek dari melakukan kegiatan disekolahnya yang padat. Dikarenakan ini semester akhir, membuat aida harus belajar ekstra, untuk mempersiapkan ujian kelulusannya.
Disela - sela rebahannya, tiba - tiba..
*tok *tok *tok
"ka ida, dipanggil abi". Ucap ilham, adik aida yang masih menginjak bangku smp."ka ida, ka, bangun,dipanggil abii, disuruh kebawah". Ucap ilham dan membuat aida mendudukkan badannya dan menatap malas kearah ilham.
"iya,iya,". Ucap aida malas, dan mulai turun kebawah, diikuti ilham dibelakangnya.
Diruang tamu...
"aida, duduk disamping umi". Perintah abi, dan aida pun mulai mendudukkan dirinya disamping sang umi."abi sama umi mau cerai". Ucap abi, dan langsung membuat aida mendongak, menatap abinya dengan raut wajah terlejut bukan main.
"kenapa?!, Ada masalah apalagi??, kita bisa nyelesain ini dengan cara baik - baik bi," ucap aida sedikit meninggikan suara, dan membuat umi menepuk pundak aida.
Menyuruh aida untuk tetap diam."abi cuman mau aida nikah sama cowo yang abi mau."ujar abi dan membuat aida menunduk mendengarnya.
"dan cara menyelesaikan masalah ini, cuman aida yang harus nerima perjodohan itu." ujar abi dan buat aida mengerutkan dahinya.
"tapi aida mau kuliah dulu bi," ucap aida dan membuat abinya terdiam.
"pilihan aida cuman satu. Abi sama umi cerai, dan aida bebas milih pilihan yang aida mau, atau, nerima perjodohan yang abi minta, dan bikin abi sama umi ngebatalin perceraian ini". Ucap abi datar, dan membuat nyali aida menciut mendengarnya.
Dilain sisi, ia ingin mewujudkan impian mendiang neneknya yang berharap bahwa dirinya akan lulus dari universitas jurusan fisika.
Namun, disisi lain juga, aida tak mau melihat kedua orang tuanya berpisah, hanya karena masalah yang menyangkut tentang dirinya.
"abi, aida mau nerima perjodohan itu, tapi dengan satu syarat." ucap aida seraya mendongak, menatap wajah abi yang mulai melembut.
"syaratnya?" sahut abi.
"aida mohon, izinin aida buat tetep ngelanjutin pendidikkan aida." ucap aida memohon.
"huh, yaudah, selagi itu baik, dan aida masih dalam pengawasan calon suami aida, abi sama umi setuju." ucap abi, dan membuat aida tersenyum senang, seraya menghampiri abi dan langsung memeluk sang abi dengan erat.
Yaa... Meskipun aida masih mendapat pengawasan, yang paling penting, dirinya masih mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikkan nya, dan mewujudkan impian sang nenek.
Bagaimana kelanjutannya??Apakah, perlahan benih - benih cinta mulai tumbuh dihati seorang aida??, Dan apakah pada akhirnya mereka akan menjalani kehidupan bersama sebagai seorang suami istri???
Muehehehh
Sampai jumpa dichap berikutnyaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Farda
Teen FictionGara-gara masalah perjodohan, kedua orang tuaku menjadi sering berkelahi karena perbedaan pendapat mereka. umi,yang menginginkanku menikah diusia yang sudah matang, lain halnya dengan abi, yang menginginkanku, untuk nenikah setelah lulus sma. perd...