holaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
jangan lupa tinggalkan jejak💬⭐
~happy reading~
Dibawa gelapnya malam seorang gadis berjalan pelan, perlahan lahan hingga kakinya tak sengaja terinjak sebuah ranting.
Krek!
"SIAPA DISANA?!" Teriak seorang satpam.
Gadis itu sontak menempelkan tubuhnya di dinding saat mendengar teriakan seseorang itu.
Perlahan langkah kaki seolah mendekatinya, ia reflek menahan nafas.
"Cahyo ngapain kamu disitu?" Tanya seseorang membuat yang di panggil Cahyo itu menghentikan langkahnya.
"Ini tadi saya lagi keliling-keliling buat mastiin pagarnya tertutup semua atau enggak. Tapi disini saya denger suara yang mencurigakan." Jelas Cahyo.
"Disana tidak ada apa-apa, tadi saya sudah memeriksanya terlebih dahulu. Mungkin ada kucing kampung yang sering mencuri." Tenang Pak Surya.
"Oh bukannya kucing yang dari pasar, penyakitan itu ya?" Tebak Cahyo membuat Pak Surya mengangguk.
Gadis itu mengepalkan tangannya kuat, enak aja! Masa iya dirinya disamakan dengan kucing kampungan yang suka mencuri, penyakitan lagi!
"Ya sudah Cahyo ayo kita jaga di depan lagi, tadi Bi Ayu sudah membuatkan kopi panas." Ajak Pak Surya lantas Pak Cahyo langsung berjalan cepat.
Setelah kepergian dua satpam itu, gadis yang kini menempel didinding layaknya seorang cicak itu kembali melanjutkan jalannya.
"Lo dinding gak usah nempel-nempel!" Gerutunya, "Eh tunggu-tunggu, jadi semua pagar udah dikunci?" Hebohnya saat mengingat percakapan kedua satpam rumahnya tadi.
Ia menarik sudut bibirnya, memanjat pagar yang menjulang tinggi. Saat sudah berada diatas pagar ia menunduk melihat kebawah.
"Gimana turunnya anjir?" Lidia menjambak rambutnya frustasi, tidak lucu kalau dirinya hanya duduk di atas pagar semalaman.
"Masa iya kayak si kunti! Naik bisa turun enggak!" Lidia memejamkan matanya sejenak.
"Bayangin ditangkepin sama Cha Eunwoo!" Sambil berangan-angan perlahan ia terjun dari tingginya pagar.
BRAK!
"Sialan!" Lidia mengusap punggungnya yang terasa sakit, tetapi saat menyadari ia sudah berada di halaman rumah seseorang ia lantas menyunggingkan senyum manis.
Lidia berlari ke halaman depan rumah mewah yang ia masuki diam-diam. Mendongakkan kepalanya saat melihat sebuah balkon.
"Gue gak bisa terbang lagi." Dengusnya, Lidia berjalan mondar-mandir seperti setrika untuk berpikir keras.
"RAPUNZEL TURUNKAN RAMBUTMU!!" Teriak Lidia begitu lancang.
"Gagal." Gerutunya.
Saat melihat sebuah tangga yang biasa ia gunakan untuk menyelinap, ia mengambilnya susah paya karena berat, menaiki tangga itu perlahan. Saat sudah berada di balkon ia melompat-lompat.
Lidia mengintip seseorang yang berada didalam kamar, karena dinding kamar itu transparan ditambah dengan angin yang menerpa kencang gorden.
"Pantesan chat gue gak di bales, lagi pacaran ternyata!" Gerutunya saat melihat seorang pemuda yang duduk santai dengan earphone yang tersumpal di telinganya dan tangan yang memegang buku.
TOKK!! TOKK!! TOKK!!
"DO YOU WANT TO BUILD A SNOWMAN?" Teriak Lidia heboh sendiri.
Zerro melirik ke arah pintu balkon saat melihat Lidia dengan cepat ia membuka pintu tak lupa meletakkan buku yang tadi ia baca dan melepas earphone.
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] 2. Zerro
Teen Fictionpart masih lengkap! "apa kamu tau perbedaan antara rasa suka dan cinta?" tanya Zerro menatap Lidia. "engga, emang beda ya?" tanya balik Lidia heran. "beda sayang, ibarat kalo kamu suka sama bunga kamu bakal metik bunga itu dan ngebiarin dia layu...