Part 24

960 74 5
                                    

Mobil Andre terparkir di depan restoran Vivi, Andre dan Hanum masing-masing keluar dari mobil, namun Hanum tak menduga Andre akan menghampiri dan mengambil tangan kanannya lalu masuk ke dalam restoran sambil bergandengan tangan. Hanum pikir setelah kejadian di kamar tadi Andre akan benar-benar menjaga jarak dengannya.

"Whooo look who's here! Our bride and groom!" Nico menyambut kedatangan Andre dan Hanum.

Keduanya dipandu Nico menuju sebuah meja untuk 4 orang.

"Untuk malam ini kalian nggak akan milih menu, tapi kita akan hidangkan yang special untuk kalian." Kata Vivi yang tengah berjalan dari arah kitchen .

***

Esoknya, Andre dan Hanum telah kembali dari hotel dan langsung menuju kediaman Andre, mereka bersepakat untuk menjemput Azka nanti hari sabtu sesuai arahan dari Bu Ratih. Sebenarnya Azka saat ini amat dibutuhkan keduanya, karena kecanggungan yang terus tumbuh setelah pernyataan Andre di hotel kemarin. Bahkan Andre benar-benar tidak menyentuh Hanum, ia hanya meminta Hanum untuk istirahat karena telah mempersiapkan acara pernikahan.

Hanum pun tidak tau harus apa, disamping masih mencerna apa yang dikatakan Andre rasanya ia amat bingung dengan keadaan ini, ditambah lagi Andre adalah mantan atasannya rasanya sulit untuk mengungkapkan apa yang ia inginkan. Jadi ia memutuskan untuk mengikuti langkah Andre.

"Koper kamu sudah ada di kamar, lemari sudah ditata Bi Yati supaya kamu bisa masukkan baju-baju kamu kesana ya."

Hanum mengangguk.

"Besok... Mas... masuk kerja ya." Kata Andre.

Hanum mengernyit spontan karena kaget, lalu matanya melihat ke arah-arah lain karena bingung mau menjawab apa.

"Mmm besok aku juga rencana mau masuk kerja kok mas." Bohong.

"Kamu nggak jadi ambil cuti?"

"Nggak deh, soalnya kan mau ninggalin kerjaan jadi banyak yang harus aku selesaikan dulu." Lagi-lagi Hanum berbohong, padahal ia sudah mengajukan cuti dan tidak ada hal penting yang harus ia selesaikan dalam waktu dekat ini.

"Oke kalo gitu." Andre berjalan ke arah belakang Hanum berdiri, ke ruangan kerjanya.

Hanum menghela nafas dan langsung berjalan menuju kamar yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia menutup pintu dan menyisakan sela sedikit cukup membuat orang yang diluar dapat melihat sebagian tempat tidur.

Di dalam sana semuanya tampak rapi, ia melihat kopernya ada didepan lemari yang pintunya terlapis kaca, kemudian ia melihat seisi ruangan yang tampak agak berbeda. Karena ia lihat ada meja rias yang seingatnya sebelumnya tidak ada. Apakah Andre sengaja menyiapkan semua ini untuknya?

Hanum duduk di tempat tidur yang sudah dilapisi sprei dan selimut berwarna abu muda, memikirkan kembali apa yang terjadi dalam beberapa hari ini. Semuanya tak pernah ia perkirakan, ia juga tidak tau apa yang sebenarnya ia harapkan setelah ia dan Andre dinyatakan sah sebagai suami istri. Tapi apa memang harus benar-benar se membingungkan ini?

Tok...tok... Terdengar ketukan pintu dari luar membuyarkan lamunan Hanum dan melihat Andre perlahan membuka pintu kamar.

"Ada teman mas datang, kamu mau nemenin didepan?"

"Oh iya mas, sebentar." Hanum membereskan tasnya dan menaruhnya di space khusus tas yang ada di lemari.

Hanum keluar dari kamar terlebih dahulu sementara Andre mengikuti di belakangnya. Di ruang tamu terdapat sepasang suami istri dan kedua anak laki-laki yang tampak berusia 8 tahun dan 5 tahun, ternyata sang suami adalah teman kerja Andre di perusahaan sebelumnya.

TOUCHED (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang