22. Another Life

207 30 13
                                    

Selama beberapa hari terbaring tak berdaya, malam ini sosok tersebut sadar dari koma-nya. Sehun. Oh Sehun yang hampir terbunuh oleh anak buah Taehyung ternyata memiliki kesempatan hidup yang kedua, rekan Sehun segera mendekat dan tersenyum melihat Sehun telah siuman.

"Akhirnya kau sadar juga, Hun" ujar si rekan.

"Berapa lama aku tak sadarkan diri, Kai?" Sehun bertanya dengan suara lemah.

"8 hari" jawab Kai cepat.

Sehun menarik nafas panjang dan menatap ke langit-langit ruangan, seminggu lebih ternyata ia tak sadarkan diri. Beruntung Sehun sempat menghubungi Kai dan memintanya datang, jika tidak, pastilah Sehun telah tinggal nama. Meski ada beberapa tulang yang patah di tubuh atletis itu dan butuh penanganan serius, Sehun bisa melewatinya dengan baik. Dia kaya raya, punya uang yang mengubah segala hal sulit menjadi mudah. Ia membayar mahal demi kesembuhan dirinya sendiri, dan ya, Sehun berhutang nyawa pada Kai.

"How's your feelings?" Kai bertanya.

"Not good" jawab Sehun pelan.

"Ada rencana untuk membalas perbuatan si brengsek Kim itu?" Kai bergumam.

"Tentu saja ada, tunggu beberapa hari lagi sampai aku benar-benar pulih.. i need to gain my powers, i'll take my Seohyun back and take a revenge to the bastard Kim!" Sehun mendesis dengan sorot mata yang berubah tajam. Kai tersenyum simpul dan mengangguk.

🖤🖤🖤

5 minggu berlalu, Seohyun saat ini tengah ada di rumah sahabatnya, Irene. Tiada hari tanpa menggunjing sang suami aka Taehyung, Irene terkekeh geli menanggapi cerita Seohyun tentang kelakuan Taehyung yang semakin hari semakin gila dan membuat darahnya mendidih. Siang datang, Seohyun merebahkan diri di ranjang Irene sementara si pemilik kamar berada di dapur. Memasak, Irene memang mandiri untuk hampir semua hal termasuk memasak dan membereskan rumah. Idaman sekali, bukan? Tiba-tiba Seohyun merasakan perutnya diaduk dan segera saja ia melompat dari ranjang, berlari ke kamar mandi.

"Huekk.. huek.." ia mual.

"Hyun, aku suda--"

"Hueek.."

Ucapan Irene terpotong akibat suara Seohyun yang berada di kamar mandi, pintunya tak tertutup membuat Irene bergerak menghampiri.

"Hey bestie, are you okay?" Irene berjongkok di sebelah Seohyun yang berlutut memuntahkan entah apa di depan closet.

"Rene.. perutku terasa diaduk" adu Seohyun.

"Kau belum mengisi perut sejak pagi, kan? Ayo kita makan, aku sudah selesai memasak" Irene membantu Seohyun berdiri. Retina Seohyun melirik kalender yang tersangkut di dinding kamar Irene, alisnya menyatu.

"Wait a minute" Seohyun melangkah ke arah kalender dan mencoba mengingat sesuatu, ia menoleh pada Irene dengan ekspresi tegang bercampur takut.

"What's wrong with your face? Kenapa kau berubah tegang?" Bingung si sahabat.

"Rene.. aku belum datang bulan sebulan penuh, apa mungkin aku..?" Seohyun kembali melihat kalender. Irene ikut melihat ke kalender sejenak dan membulatkan mata ketika menyadari apa yang dimaksud oleh sahabatnya.

"YOU ARE PREGNANT, SEO JOOHYUN?!" Seohyun meringis mendengar seruan kaget Irene.

"I'm not sure, mungkin aku hany--"

"Come on! We need to check you up!" Irene menyela dan menarik paksa tangan Seohyun menuju ke rumah sakit.

🖤🖤🖤

Taehyung menyandarkan punggung tegap itu ke kursi, ia menatap datar hamparan kota dari balik kaca gedung kantor. Ia belum melihat Seohyun hari ini, ia merindukan sang istri. Seohyun tak berbicara padanya sejak beberapa minggu lalu, sepulang Taehyung luar negeri untuk urusan pekerjaan bersama Minho juga Chanyeol. Yeoja itu selalu mengabaikan keberadaan Taehyung.

"Hyung!" Seruan Jungkook tak membuat Taehyung menoleh pada si adik namun ia mendengus tanda tahu bahwa itu adalah Jungkook.

"Bad news!" Jungkook berujar dengan nada cemas.

"Apa maksud-mu? What's the bad news?" Taehyung memutar kursi menghadap ke Jungkook.

"Oh Sehun"

Satu nama itu sukses membuat tatapan heran Taehyung berubah jadi tatapan tajam, Jungkook merasakannya. Si sulung Kim menaikkan alis menunggu Jungkook mengatakan berita buruk apa yang ia bawa dan mengapa menyebut nama si bajingan itu.

"Dia masih hidup, i saw him just a few hours ago!" Jungkook berujar cepat.

Semakin saja tatapan tajam itu terasa tajam, Taehyung mengepalkan kedua tangan dan menghela nafas gusar. Kenapa Sehun masih hidup? Bukankah Taehyung telah meminta bawahannya untuk menghabisi si brengsek itu? Apakah ada yang menyelamatkan Sehun ketika Taehyung pergi dari TKP? Sial. Taehyung berdecak kesal, ia menatap ke atas meja sambil berpikir keras. Sehun harus mati, keberadaan namja itu sangat mengusik ketenangan Taehyung. Apalagi dia adalah mantan dari Seohyun yang sampai sekarang masih menaruh hati pada istrinya, hell ya! Taehyung tak menyukai hal tersebut.

"Bagaimana bisa dia masih hidup?" Lirih Taehyung sarat akan nada tak senang.

"Kurasa ada yang menyelamatkan dia dan membantunya untuk pulih" sahut Jungkook, Taehyung melirik si adik sekilas.

"Namja itu harus di musnahkan! Find him and kill him right away! Dia masalah besar untuk hidupku!" Desis Taehyung.

"I got it" Jungkook mengangguk dan berbalik keluar dari ruangan si sulung Kim.

"Shit!" Umpat Taehyung memukul meja dengan kepalan tangan.

🖤🖤🖤

Irene menoleh pada Seohyun sekilas dan kembali fokus menyetir, raut sahabatnya itu terlihat begitu datar. Irene paham, Seohyun pasti kaget dan tak ingin berada di posisi yang sekarang. Ayolah, menjadi istri dari Taehyung saja telah membuat Seohyun frustasi lalu kini ia akan menjadi seorang 'eomma' dari anak Taehyung yang tengah ia kandung. Benar. Si nyonya Kim dinyatakan positif hamil oleh dokter yang memeriksa, usia kandungannya menginjak minggu ke-5 dan itu membuat Irene terkejut. Seohyun? Jangan ditanya, dia sangat amat terkejut.

"Hyun, kau baik?" Irene bersuara.

"Tidak, Rene" sahut Seohyun tanpa menoleh.

"Jangan terlalu banyak pikiran, kau sedang hamil" ujar Irene, Seohyun menoleh segera dengan ekspresi protes.

"Kenapa? Kau pikir aku perduli dengan kandunganku ini, Rene? Ini adalah anak dari si brengsek itu! I don't care about that! Aku tak mau mengandung dan melahirkan anak dari namja gila itu! Aku akan menggugurkan kandungan ini!" Ia mendesis tak suka.

Irene menggelengkan kepala, sekalipun ia juga tak menyukai Seohyun mengandung calon anak dari Taehyung namun janin yang bahkan belum terbentuk sempurna itu tidaklah bersalah. Irene memiliki naluri seorang ibu yang pekat dalam dirinya, ia tak ingin Seohyun sampai menyakiti atau berniat menggugurkan si cabang bayi. Itu dosa. Irene menepikan mobil, ia menghadap ke arah Seohyun sepenuhnya membuat si sahabat menaikkan alis heran.

"I know you hate him so much but please.. janin itu tidak bersalah, dia tidak tahu apa-apa. Kau adalah eomma-nya, apa kau tega ingin menggugurkan kandungan-mu? That's mean you want to kill your own child, apa kau tega membunuh anak-mu sendiri?" Irene menunjuk ke perut rata Seohyun, ia menampilkan senyuman yang teduh.

"Don't do that, biarkan dia tumbuh.. kau tengah membawa sebuah kehidupan dalam dirimu, Hyun"

Kalimat itu sukses membuat hati Seohyun berdenyut tak nyaman, ada perasaan gundah dan gelisah yang mendadak muncul mengganggu dirinya.










TBC

Two Side [On Going-Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang