Octagon 3 - 33 : Situasi di Balik Alasan

270 33 82
                                    

Malam hari, sunyi dan sepi.

Seonghwa, duduk diam di kursi rodanya, di lantai bawah, di mana sebenarnya dirinya tak membutuhkannya. Hanya saja, kedua orang tuanya memaksa dan Seonghwa tak ingin membuat mereka khawatir lebih jauh. Itu pun dikarenakan, mereka akan kembali pulang ke Kolenmijn esok hari, jadi Seonghwa, mencoba sebaik-baiknya membuat mereka yakin untuk meninggalkannya di sini.

Hanya saja, Seonghwa agak terbebani.

Dalam beberapa hari ini, Lino menjadi dekat dengan kedua orang tuanya. Parahnya, kedua orang tuanya pun tahu bahwa Seonghwa tinggal di rumah Lino. Itu mengapa, setelah mengantar kemari, Ayahnya ikut Lino pulang, untuk membawa barang-barang Seonghwa, selagi Ibunya berada di hotel, ditempatkan sama dengan hotel di mana Ibu dan Ayah dari Hongjoong menginap. Ya, lokasinya tak jauh dari sini. Hanya sekitar satu kilometer saja. 

Esok pula, mereka akan datang.

Juga Lino, yang telah diberitahu, untuk tak membuka keadaan Hongjoong yang sebenarnya, yang sudah dilihatnya di satu hari itu.

Seonghwa sendiri telah diberi pengertian--jadi, Hongjoong tak boleh terlihat media, ya?

Namun sekarang, di mana Hongjoong?

Mereka bilang, pengecekan keadaan Hongjoong akan selesai, tapi kapan? Sekarang sudah malam, sudah sampai pada pukul sepuluh malam. Jadi kapan? Apa mereka semua berbohong padanya? Lalu? Orang tuanya sendiri mengatakan Hongjoong berada di sini, begitu yang mereka bilang setelah diberi tahu kedua orang tua Hongjoong.

Ya, orang tua Hongjoong berada di sini... tapi di mana Hongjoong?

Lalu San... Seonghwa belum melihatnya.

Saat itu, Seonghwa agak terkesiap, mendapati bagaimana ada yang turun dari tangga, yang tengah dibelakanginya. Mingi, yang turun, perlahan mendekat padanya, sembari membawakan sesuatu.

Melihatnya, Seonghwa langsung merasa nyeri di dadanya.

Padahal, bukan itu maksud dari Mingi, dengan sekotak susu stroberi yang sering Seonghwa minum.

"Mingi..." Seonghwa langsung merengek rapuh. "Please, Hongjoong di mana...?"

"Beberapa ada urusan."Mingi tersenyum samar, sembari mendekat padanya. "Kayak Jongho, sekarang udah ikut sama Ibunya Hongjoong, buat urus Nagyung juga bantu Saerom. Jongho juga izin gak akan pulang beberapa hari."

Seonghwa menggigit bibir bawahnya, hampir menangis. "Maaf, tapi yang gue tanyain itu Hongjoong..."

"Hongjoong, uhm..." Mingi berbisik, lalu menghela napasnya. Sembari kemudian Mingi bertumpu lutut di hadapan Seonghwa, untuk tersenyum tipis padanya. "Hongjoong masih belum bisa dat--"

"Loh?" Seonghwa tak terima. "Katanya Hongjoong harus ditahan, harus disembunyiin? Terus kenapa--"

Tak ada pilihan, Seonghwa tetap akan menanyakannya. Jadi, Mingi yang sudah mendapatkan izin yang lain--dari pembicaraan mereka di atas--pada akhirnya, mengangguk pelan. "Hongjoong pergi, tapi besok kami bakal jemput dia."

"Hah?" Seonghwa terkejut bukan main. "Pergi... pergi ke mana maksud lo? Pergi? Hongjoong pergi? Mana ha-pe gue--mana? Gue mau telepon dia! San ke mana? Ada di San, 'kan?"

Mingi menjilat bibir bawahnya, menggenggam kotak susu itu sembari menumpu kedua tangannya di atas paha Seonghwa. "Sebenarnya... San juga pergi sih... tadi..."

"Apa?" Seonghwa tak terima. "San ke mana jadinya? San belum ketemu gue loh? Gue mau ketemu San, gue mau minta maaf sama dia. Gue pasti udah bikin dia khawatir karena keluar dari mobil dan--"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang