Dont forget listen the music! Hope you like it and enjooy!
Sekarang whitney duduk di hadapanya. Memperhatikanya berusaha memahami orang di hadapanya. Whitney merasa janggal mendengar jawabanya sedari tadi, whitney tahu jika dia berkata dengan jujur. Tapi dia masih tidak bisa mempercayai statementnya sendiri.
Tujuanya mengambil alih disini adalah whitney ingin mengetahui apa yang orang ini butuhkan demi memperlancar introgasi selanjutnya.
Whitney yang sebenarnya berada di bandara sebelumnya untuk mengintai buronan yang selama ini DEA cari itu mengetahui sesuatu tentang dia yang seperti sedang memiliki kecemasan akan suatu hal atau biasa di sebut dengan anxiety. Orang itu seperti sedang di kejar oleh sesuatu. Dan whitney tidak tahu apa itu.
Whitney sebenarnya pernah mengambil sekolah psikologi selama setahun sebelum menjadi polisi. Jadi dia sedikit paham tentang mental health.
Dan juga tadi ketika jetho dan river sedang mencecarnya dengan beberapa pertanyaan dia terlihat panik. Padahal pertanyaan itu adalah pertanyaan sederhana. Tapi dia meresponya dengan sedikit berlebihan. Whitney mengansumsikan itu sebagai pannick attack.
Whitney merasa dengan kondisi orang itu yang seperti ini introgasi seharusnya di tunda dulu. Mereka tidak bisa terus memaksanya seperti ini. Jelas orang itu tidak akan bisa menjawabnya dengan benar dan malah akan membuatnya ketakutan, seperti intimidasi yang di berikan oleh jetho dan river tadi.
Namun sepertinya tidak mungkin untuk menunda nunda lagi introgasi ini, lantaran daluwarsa kasus ini tingaal dua minggu lagi. Whitney mengenyahkan pikiran itu dan kembali fokus pada orang di depanya.
Wajahnya di penuhi dengan luka lebam. Bibirnya sedikit sobek mengeluarkan darah, juga hidungnya yang mimimisan. Mata nya yang terlihat bengkak juga dahinya yang sedikit tergores. Whitney yang melihat itu sedikit merasa iba.
Whitney berjalan menuju ujung ruangan untuk mengambil kotak yang berisikan obat obatan. Whitney menarik kursinya ke sampingnya.
Orang itu sedikit kaget dan waspada dengan whitney yang ada di sampingnya sekarang.
"Apa aku boleh mengobati lukamu?". Tanya whitney dengan senyum lembutnya.
Dia tiba tiba beranjak dari kursinya dan berlari ke ujung ruangan dan meringkuk ketakutan. Menutup kepalanya dengan tangan dan terus menggumamkan sesuatu berulang kali.
"Four zero five...F-ffour zero five...Four z-zzero five...".
"405?". Kata itu yang whitney dengar. Ada apa lagi ini? Apa yang sebenarnya telah menimpa orang itu? Apa yang membuat orang itu ketakutan sampai membuatnya trauma?. Muncul pertanyaan pertanyaan yang berputar di otaknya sekarang.
Whitney segera menghampirinya, ingin menyentuhnya tapi orang itu menghindar. "Don't do that to me again please... go away please". Ucapnya dengan nada memohon dan menundukan badanya ke arah whitney. Seketika whitney mejadi bingung dengan apa yang terjadi sekarang.
Orang orang yang sedang memantau keduanya juga ikut kebingungan menyaksiakan apa yang sedang terjadi.
"Cih apa dia sedang ber akting? Sangat totalitas sekali". Ucap nichole salah satu sahabat dekat whitney di situ.
"Rasanya aku juga ingin menonjok mukanya". Geram seorang yang lain bernama kenneth.
"Tidak bisakah aku saja yang masuk dan mendesaknya untuk segera memberi pengakuanya jendral price?". Tanya jason menawarkan diri. Karena kesabaranya yang sudah berada di ujung. Untung saja dia tadi tidak ikut memukulinya tadi.
"Benar itu jendral price. Biarkan aku dan jason yang menanganinya. Bukanya mau membantah perintahmu tapi kasus ini harus segera di selesaikan bukan?". Ucap aaron berusaha meyakinkan sang jendral.
Jendral price beranjak dari duduknya. "Biarkan whitney yang menanganinya kalian cukup memperhatikan". Jawabnya dengan tegas tidak ingin di bantah. Jendral price kemudian pergi meninggalakan ruangan itu.
Seisi ruangan hanya terdiam mendengar jawaban jendral price.
Braak..Braak
Mereka menoleh terkejut melihat ke arah ruang introgasi, terkejut melihat orang itu menggedor gedor pintu ingin keluar dari sana dan keadaan whitney yang sudah tersungkur ke lantai. Mereka dengan sigap berlari kearah ruang introgasi.
Membuka pintu dengan cepat. Membuat orang itu berlari ke luar namun segera di kejar dan di tangkap oleh aaron dan jason.
"Mau lari kemana kau bajingan!!". Teriak jason marah.
"Bawa dia ke sel kantor saja dulu". Ucap nichole menyarankan.
"Jangan! Jangan membawanya kesana".
Whitney menahan mereka. "Apa apaan kau whitney? Kita harus mengurung bajingan ini dulu agar dia tidak membuat masalah yang lebih besar lagi!". Teriak aaron marah pada whitney.
"Benar kata aaron, whitney. Bagaimana jika dia menyakitimu?".
"Kalian jangan berbuat seenaknya! Kalian tidak tahu situasi dan kondisinya seperti apa! Jadi biarkan aku saja yang menanganinya". Ucap whitney meninggikan suaranya memberikan sedikit pengertian kepada teman temanya agar mereka tindak bertindak semaunya.
Aaron dan jason seakan tuli mereka langsung menyeretnya menuju kantor yang ada di ujung lorong. Whitney menariknya kembali berusaha melindunginya ketika mereka menyeretnya lagi dengan sangat kasar.
"Sungguh kalian benar benar keterlalulan. Apakah ini yang polisi lakukan kepada tersangka? Apa kalian berhak bertindak semau kalian? Dia masih punya hak untuk..". Tiba tiba ucapannya berhenti ketika mendengar seseorang berteriak dari arah pintu masuk.
"Hentikan!!". Orang itu berlari menuju ke arah mereka.
"Jaksa carl??". Ucap mereka serentak.
Jaksa carl menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan orang yang sekarang sudah tak berdaya di tangan aaron dan jason. Jaksa carl berujar "Key..."
Sinb as
Jessie carlyle Shavonne jhonas
Jaksa Carl
KAMU SEDANG MEMBACA
halcyon
RandomDrug Enforcement Administration Korea atau Penegak Hukum Narkoba Pemerintah sedang mencari kartel narkoba yang sedang mengegerkan masyarakat korea dan sebagian penjuru dunia. K yang di duga sebagai dalang dari kasus narkoba itu di tangkap. Tetapi d...