Octagon 3 - 36 : Terbuka, Membuka, Dibuka

246 32 49
                                    

Jumat, 28 April 2023.

Tak ada suasana yang terasa menyenangkan di sana, ketika beberapa pihak merasa tertekan sendiri akan keadaan, yang tengah mereka pikirkan.

Kali ini, Seonghwa memilih untuk sendirian, menatap ke arah pepohonan di teras luar, dekat kolam renang. Tak menggunakan kursi rodanya, sedikit membuang waktu, sebelum kedatangan kedua orang tuanya, yang nyatanya akan mampir untuk pamit, sekaligus membawakan barang-barangnya. Bersama Lino.

Selagi Wooyoung mengobrol dengan Kino, di ruang santai lantai atas. Yeosang, kebetulan pergi untuk berjalan-jalan di halaman belakang rumah utama yang luas membentang, tak ada yang melarangnya pergi. Selain seluruh The Overload, dengan Hyunjae, berkumpul berjarak di jembatan gantung dan teras kecilnya—beton untuk menahan jembatan tersebut, depan pintu utama.

Tak ada yang benar-benar mereka lakukan dahulu saat itu. Hanya saja, penuh dengan pikiran.

Mingi, saat itu melirik ke arah Yunho, untuk memastikan sesuatu setelah mereka memiliki informasi yang sama, karena semalam.

Saat itu, Yunho sendiri langsung menggelengkan kepalanya pelan. "Kayaknya kita tahan dulu buat bicara ke bokapnya Hongjoong. Bokap gue bilang, bokap Hongjoong gak akan di sini dulu sampai hari pertemuan. Makan malam. Sedangkan bokap gue ngurus hal sama bokap Yeosang, jadi mereka pergi ke luar."

"Kita tahan karena udah tau posisinya?" Younghoon memastikan.

Satu-satunya yang berjongkok di sana, Juyeon langsung mengerang, merasa kesal. Juyeon melirik Hyunjae yang posisinya tak jauh dari Younghoon. "Teman lo gak salah ngasih koordinat, 'kan?"

"Gak." Hyunjae menggelengkan kepala.

Lalu Juyeon teralih pada Yunho dan Mingi di posisi terpisah. "Lo berdua yakin, itu posisinya?"

"Rumahnya gede, Juy. Areanya luas, pun di titik yang sama kayak ingatan kami." Mingi menjawab, walau tahu beberapa sulit mencerna, selagi dirinya sudah menebak kemarin. "Makanya, gue beneran yakin kalau Hongjoong bakal ke sana. Rumah... Soobin."

Merasa berat, Yunho menarik napasnya cukup panjang. "Gak bisa... kita gak tau gimana cara ngejemputnya."

"Sampai sekarang telepon juga gak diangkat." Juyeon memutar mata, lalu mendudukkan diri secara lelah. "Harus gimana lagi ngurus bajingan itu?"

"Chat juga..." Younghoon berbisik pelan.

Saat itu, Hyunjae memilih untuk berucap, perlahan, hanya untuk menetralkan suasana. "Gue sama Kino balik dulu, ya, buat urus café. Selanjutnya, lo semua hubungin gue aja perihal apapun. Kalau misal di akhir kita mau langsung temuin Hongjoong, kita dateng ke sana."

"Terus...?" Younghoon mendekat, sedikit tak rela melepasnya pergi. "Yang lo bilang, kasih dulu yang dia mau, itu apa maksudnya?"

"Gue bakal coba reach dia." Berusaha menenangkan, Hyunjae pun tersenyum. "Nanti progressnya gue kasih tau. Semoga bisa."

Yang lain tak tahu harus bagaimana, selain mengiyakan.

Sampai Hyunjae tersadar satu hal. "Oh? Kino ke mana sih? Masih sama Wooyoung?"

.

.

.

Nyatanya, di sepanjang halaman belakang luas memanjang tersebut, Yeosang tak berjalan sendirian. Ya, di awal memang sendirian. Yeosang membutuhkan waktunya sendiri dan berniat menjauhi Wooyoung. Bukan untuk waktu lama, hanya untuk sebentar saja. Yeosang tak ingin mengobrol dengannya.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang