BAB 25 | Halo Jakarta-Bandung

132 13 4
                                    

[BAB TERPANJANG]

*
*
*

o0~<<>>~0o

Musim libur sudah tiba, bagi Rayen itu adalah kesempatan untuknya pergi mendaki atau hanya sekedar motoran bersama teman-temannya. Rencana liburan mereka kali ini kebetulan akan pergi mendaki ke salah satu gunung di pulau Jawa. Rayen dan beberapa anggota gang BIOMA sudah bersiap untuk segera berangkat dari titik kumpul mereka sekarang.

“Tolong kalian pastiin dulu barang bawaan kalian, takutnya nanti ada yang ketinggalan dan kita udah di tengah perjalanan. Ini demi kenyamanan kita nantinya di perjalanan.” Rayen memperhatikan semuanya.

Sedangkan yang lainnya sibuk memeriksa barang bawaan masing-masing.

“Kalau dirasa cukup dan gak ada yang ketinggalan, mari kita berdoa dulu untuk kelancaran dan keselamatan kita semua. Berdoa sesuai kepercayaan masing-masing dimulai…”

Semuanya menunduk dan berdoa, hanya menyisakan hening sesaat.

“Selesai…”

Semuanya mendongak. Vero menyodorkan tangannya ketengah dan di ikuti yang lainnya.

“BIOMA!!!” Teriak Vero.

“BRANGKAAATTT…”

Semuanya bersorak dan mulai berjalan menuju motor mereka masing-masing.

***

Sejak sampainya di Bandung kemarin Aza dan orang tuanya sudah kedatangan keluarga saudara sepupunya. Terlihat sangat akrab namun tidak dengan Aza yang merasa risih dengan perbincangan mereka yang membicarakan masa lalu yang bahkan Aza saja lupa.

“Nah dulu itu kita sering main di sini, main apa aja…”

Aza menatap hamparan sawah yang menghijau, dan tak memperdulikan anak laki-laki seusianya itu yang sedari tadi berbicara.

“Apa lagi kalau dulu itu kamu pas pulang kampung selalu aja gak mau pulang kalau udah main sama Fahmi..” Anak laki-laki itu menatap Aza dengan tersenyum. “Kamu inget ‘kan?”

Ingin bagi Aza pulang begitu saja meninggalkan Fahmi, kalau perlu Aza ingin segera kembali ke Jakarta dan mengurungkan niat untuk kembali ke Bandung.

Fahmi melambaikan tangannya di depan wajah Aza. “Za?”

Aza terkejut lalu menatap Fahmi dengan senyum tipis yang dipaksakan. “O-mun..ngkin…”

Anak laki-laki itu tersenyum dan mengusap bahu Aza, belum sempat menyentuhnya Aza dengan cepat menjauhkan bahunya.

“Gak papa, lagian waktu itu juga kita masih kecil…” tersenyum.

“Fahmi, maaf ya, Aza mau pulang duluan…” Aza berjalan cepat meninggalkan Fahmi yang menatap bingung dari belakang.

***

Belum ada setengah perjalanan tiba-tiba saja ada yang menghadang motor Rayen dan rombongannya. Dengan keadan terkejut Rayen membanting kemudinya hingga Rayen terjatuh dan berguling keluar aspal, bahkan helmnya terlepas dari kepala. Kepala Rayen membentur cukup keras pembatas jalan yang berada di samping kiri jalan.

Arrkhh!” Rayen merintih memegangi kepala sebelah kirinya yang perlahan mengeluarkan darah.

“Arrkhh!” Rayen merintih memegangi kepala sebelah kirinya yang perlahan mengeluarkan darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu Milik 'Ku [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang