-SAKURA?-
Shinji dan Shanci menatap Sarada dengan khawatir. Setengah jam lamanya Sarada menangis tanpa alasan yang jelas, kedua Onyx nya sembab juga hidungnya yang memerah.
"Sarada, sudah lebih baik? " Tanya Sakura
Wanita beranak tiga itu membawa segelas air putih lalu menyodorkan nya kepada putrinya, Sarada mengangguk sekilas sambil menenggak habis air yang diberikan Sakura hingga tandas.
"Apa yang membuatmu menangis? " Tanya Shanci penasaran
Sarada memberi kode pada kedua kakaknya untuk tetap diam, Shanci mendengus sebal pada adiknya. Padahal niatnya baik.
"Aku terjatuh dan bokongku terbentur lantai, itu saja. " Ucap Sarada cuek
"Benarkah? Biasanya walaupun kepalamu terbentur tiang bendera kau akan tetap Stay Cool, apa kau sedang berbohong? " Ujar Shanci tak yakin
Sarada memicingkan kedua matanya tajam, Kakaknya itu niat bertanya atau mengejeknya? Sangat menyebalkan.
"Sudah-sudah, lebih baik kalian istirahat. " Relai Sakura
Sarada celangak celinguk mengedarkan pandangannya mencari sesuatu.
"Papa mana? "
"Hadir! " Timpal seorang pria dari arah belakang Sakura
Neji tersenyum sambil merangkul bahu Sakura dengan sebelah tangannya, sebelah nya lagi ia gunakan untuk membawa beberapa Paperback berisi makanan.
"Kami harus menemui seseorang, apa tidak masalah kami tinggal sebentar? "
Sarada merenggut, matanya memelas menatap Emerald sang ibu bak Kucing yang minta dielus sang majikan.
"Apa tidak bisa diundur? Apa tidak bisa besok? " Sakura menaikan sebelah alisnya bingung atas pertanyaan putrinya
Sebenarnya lebih terdengar seperti permintaan daripada pertanyaan, ia rasa Sarada tengah dirasuki setan kecil.
Sejak kapan Sarada melarang dirinya pergi bekerja? Biasanya anak-anaknya tidak peduli dengan pekerjaan bundanya, karena mereka tahu Bundanya tak akan mengacuhkan mereka sesibuk apapun urusannya, kecuali soal berhubungan dengan laki-laki yang bisa jadi akan menjadi Papa sambung mereka.
"Memang ada apa Salad? "
Sarada menggelengkan kepalanya "Sarada hanya sedang ingin bersama bunda. "
Sakura menatap putrinya dengan rasa bersalah, ia pikir akhir-akhir ini banyak jadwal hingga tak ada waktu untuk ketiga kesayangannya.
Neji mengerti maksud dari ucapan Sarada, dirinya bukan bodoh setelah apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Sarada pasti syok melihat orang yang selalu dihindarinya kini tepat berada dihadapannya.
"Maafkan kami Salad, tapi urusan ini sangat penting, Papa berjanji setelah urusan kami selesai, Papa akan langsung membawa bundamu pulang. Bagaimana? " Tawar Neji
Sarada menatap bimbang, Neji memandang Onyx Sarada seakan mengatakan 'Tenang saja, Bundamu aman bersama Papa'
KAMU SEDANG MEMBACA
We Don't Need Daddy
FanfikceSakura pergi setelah suaminya "Uchiha Sasuke" memutuskan bercerai dan lebih memilih menikah kembali dengan wanita lain. Tanpa Sasuke ketahui bahwa mantan istrinya tengah mengandung darah dagingnya. Sakura sudah membulatkan tekadnya bahwa ia akan be...