20. permintaan

462 18 0
                                    

warning

banyak typo bertebaran harap kalian bisa memahaminya :')

happy reading.

{>///<}

*****


"Maaf, tidak bisa," jawab Zila.

"Kenapa?!" tanya Anema dengan kaget.

"Aku tidak merasa cocok menjadi subjek tugasmu, Anema," kata Zila dengan jujur.

"Tapi mengapa? Kamu cocok kok menjadi subjek tugas ini. Lagipula, tugas ku berkaitan dengan kehamilan, jadi aku membutuhkan seseorang untuk diwawancarai," jelas Anema, mencoba meyakinkan Zila bahwa dia adalah subjek yang bagus untuk tugas tersebut.

Zila terdiam sejenak, memikirkan apakah dia harus menerima atau menolak tawaran Anema. Di dalam hatinya, ada rasa khawatir bahwa nama baiknya akan tercemar dan membuat dia semakin diejek dan dikucilkan. Namun, di sisi lain, Zila juga ingin menolong Anema dalam tugasnya. Dia merasa kasihan jika melihat Anema sangat berharap padanya, sehingga membuat Zila menjadi bimbang.

"Hmm, aku akan memikirkannya," kata Zila akhirnya.

Anema menghela napas, mengerti bahwa menjadi subjek tugas seseorang akan sulit bagi banyak orang.


***


Sudah satu minggu ini, Anema selalu muncul di sekitar Zila. Anema berharap Zila akan menerima tugasnya menjadi subjek penelitian. Namun, keberadaan Anema yang terus mengganggu membuat Zila merasa tidak nyaman dan kesal.

"Ya boleh, ya boleh, ya boleh," ucap Anema membututi Zila dari belakang sambil membawa nyanyian yang tadi dicuci di dalam.

"Bilang tunggu, aku masih memikirkannya," jawab Zila dengan tegas sambil mengambil cucian itu dan merentangkannya di tali jemuran. Ketika dia akan mengambil baju berikutnya, langsung dirampas oleh Anema dan ditaruh di jemuran persis seperti yang dilakukan Zila.

"Kak Anema, biarkan Zila saja yang melakukannya," protes Zila karena pekerjaannya diambil alih.

"Enggak baik ibu hamil melakukan pekerjaan berat. Mending kamu duduk saja biar kakak yang menjemur," ujar Anema sambil menaruh semua pakaian di ember ke tali jemuran tanpa memperdulikan protes Zila.

Zila tahu pasti bahwa Anema memiliki maksud tertentu. Karena Zila tidak suka pekerjaannya diambil alih, dia pun merampas baju yang akan dijemur di tangan Anema.

Anema terkejut dan mengambilnya kembali, "Di bilangin kamu itu duduk saja!"

"Aku enggak mau hanya duduk dan menonton kamu. Lagipula ini kan pekerjaanku," kata Zila dengan suara sedikit terdengar kesal.

"Kamu memang pembantu?!" tanya Anema dengan suara yang agak tinggi dan terdengar merendahkan.

"Aku bu- AHH!!" Zila teriak kesakitan hingga tubuhnya tidak bisa berdiri dengan cepat Anema langsung menangkap tubuh kecil Zila dan menaruhnya di tanah.

"AHH!! SAKIT AHH!" Zila merintih kesakitan.

"Ya ampun, gimana nihhh!!! BI BIBI BIBI BIBI SRIII!! BIBI SRII!" Anema panik dan berteriak memanggil Bibi Sri.

Bibi Sri yang mendengar seseorang memanggil namanya, langsung keluar dengan berlari karena panik.

"Apa ada apa? Ya ampun, Zila!!" Bibi Sri berlari mendekati Zila yang tergeletak di tanah, dengan paha Anema sebagai bantal untuk kepala.

"Bi, gimana Bi?!" tanya Anema dengan panik melihat Zila yang menunjukkan tanda-tanda kesakitan di wajahnya, apalagi keringat yang mulai bercucuran di keningnya.

my children but, not my child (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang