十三 : gagal lagi

1.9K 201 22
                                    

Happy reading
▪️
◾️
Typo bertebaran
◼️

"Kalian saling mengenal?" tanya Rezar memandang kedua remaja itu heran.

Lian tak menjawab pertanyaan itu, fokusnya hanya ke remaja tinggi di depannya yang menatap dirinya tak suka, "Lo nguntit gue ya?" tanyanya.

"Untuk apa nguntit orang yang gak berguna, kau mungkin yang menguntit ku"

"Matamui, gue ikut ni orang, najis gue nguntit lo" Lian memutar bola matanya malas, gaada gunanya juga nguntit tu orang.

Remaja itu melirik ke orang yang di tunjuk Lian, Marlon? anak itu ikut Marlon? apa hubungannya dengan sepupunya itu?

"Duduklah dulu Joey" Rezar menyuruh adiknya itu duduk di sebelahnya, di depan Lian pas.

"Ku tanya sekali lagi, kalian saling mengenal?" tanya Rezar ketika Joey sudah duduk di sampingnya.

"Ya, dia musuh gue waktu balapan" ucap Lian santai.

Sedangkan Joey melototkan matanya mendengar ucapan santai dari Lian, gak tau apa kalau dia susah susah nutupin itu semua dari keluarganya, rasanya Joey ingin sekali menenggelamkan Lian di dasar palung mariana.

"Musuh?" Rezar dan Marlon menatap Joey menuntut, astagaaa ternyata semua bungsu keluarga Warrick memang susah di atur, mungkin mereka harus lebih keras lagi mendidik adik adik mereka.

"G- gak gitu bang, aku gak mengerti apa maksud anak itu" ucap Joey panik, duhh kalo gini mati dia ntar.

"Lu ngerti kok, belum dapet seminggu kita balapan kemarin" Lian semakin semangat melihat Joey yang sudah gelisah di depannya, apalagi melihat kedua pria dewasa itu menatap Joey tajam dan menuntut, hehe... Lian jadi suka dengan situasi ini.

"Joey, kita butuh penjelasan darimu" ucap Marlon ke arah Joey, kenapa Marlon tak memarahi Lian juga? Nanti kalian juga tau.

"Sial" batin Joey frustasi, dia menatap tajam Lian yang sedang tersenyum di depannya, senyum mengejek. Ughh anak itu benar-benar menyebalkan di mata Joey, wajahnya saja yang manis tapi sifatnya sungguh buruk

seperti teman red flag kalian hwhwhwhw..

🆖🆗

Tak terasa waktu cepat berlalu, setelah Marlon dan Lian pulang dari restaurant tadi, mereka langsung pulang karena Marlon ada urusan penting di kantornya, jadilah Lian ditinggal sendiri di rumah raksasa kediaman Warrick, ahh tidak sendiri, masih ada Altair di kamarnya yang sedang mengerjakan tugas kuliah.

Lian bosan berada di kamarnya, rasanya ingin sekali dia kabur dari rumah raksasa itu, tapi penjagaan di bawah begitu ketat, astaga... rasanya dia ingin sekali memukul wajah tampan manusia yang Mengadopsinya itu.

"Kau jangan mencoba untuk kabur Lian, jika kau kabur dari sini, aku tidak akan segan-segan mengurungmu di mansion selamanya."

Lian mengingat perkataan Marlon beberapa jam yang lalu, ck apa apaan dikurung selamanya? memang dia narapidana apa dikurung segala

Bukan Lian namanya kalau tidak menurut, anak itu bertanya pada beberapa pembantu jalan keluar dari mansion, dan sialnya semua pembantu di sini malah memberitahukan dia jalan ke arah Taman mansion, dia merasa di bohongi. Lian berjalan ke arah gerbang utama, siapa tau di sana penjagaan nya tidak terlalu ketat. Bodoh sekali kau bodat, ya jelas lebih ketatlah monyet

Ternyata dugaannya salah, di gerbang utama banyak sekali bodyguard yang sedang berjaga dan berlalu lalang, Lian menghentakkan kakinya kesal, bagaimana dia bisa keluar jika begini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Liano Abigail ; Adopted child [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang