Di Mall
Keira: Re, gue ke sana dulu yah. Gue mau lihat-lihat dress. Lo lanjutin saja, milih-milih kuas lukis sama cat airnya. (Teresha mengangguk)
Lima menit kemudian...
Elina: Assalamu'alaikum, Sha. (Teresha menolehkan kepala ke kanan)
Teresha: Wa'alaikumussalam, El.
Elina: Kamu juga suka melukis? (Teresha tersenyum tipis)
Elina: Kamu sama siapa ke sini?
Keira: Re, gue sudah selesai lihat-lihat dress.
Teresha: Ra, kenalin, ini Elina dan Elina, ini Keira. (Elina mengulurkan tangan)
Elina: Aku, Elina. Salam kenal, mba Keira.
Keira: Keira, sahabat satu-satunya Teresha. (Elina menurunkan tangannya)
Teresha: Elina ini, teman gue di UI, Ra.
Keira: Gue nggak akan membiarkan, posisi gue sebagai sahabat Teresha, di gantikan sama siapapun, termasuk Elina, cewek yang modelannya seperti Ibu-ibu.
Elina: Teresha, mba Keira. Aku duluan yah. Aku mau menyusul majikan perempuanku di tempat sayuran.
Keira: Sebentar. Lo, asisten rumah tangga? (Teresha menginjak kaki Keira pelan)
Keira: Aww, sakit, Re!
Teresha: Sorry, El. Mulut Keira memang nggak bisa di filter, sama seperti mulut gue.
Elina: Tidak apa-apa, Sha, mba Keira. Aku tidak tersinggung kok. Kan, itu memang pekerjaan aku. Yang terpenting halal. Karena, aku hanya berharap keberkahan Allah. Kalau gitu, aku permisi. Wassalamu'alaikum.
Teresha: Wa'alaikumussalam. (Elina berjalan ke arah tempat sayur-sayuran)
Nicho: Sorry, telat. Jalanan macet banget!
Keira: Kebetulan lo sudah datang. Gue mau nunjukin sama lo, penampilan teman Teresha.
Nicho: Oh iya? Mana? (Keira mengarahkan jari telunjuknya ke tempat di mana Elina berdiri)
Nicho: Nggak salah tunjuk lo? Masa teman pacar gue seperti Ibu-ibu sih...
Keira: Ya, memang. Yang lebih parah lagi, dia asisten rumah tangga. Beda level banget kan sama Teresha?
Nicho: Sayang, demi kebaikan kamu. Aku melarang kamu berteman sama...
Teresha: Gue sudah dapat kuas sama cat airnya. (Teresha berjalan ke arah kasir)
Di Restoran
Nicho: Sayang, kamu mengerti kan, apa maksud aku? Ini, demi kebaikan kamu.
Keira: Iya Re, maksud Nicho baik. Dia sebagai pacar lo, nggak mau lo berteman sama perempuan yang...
Teresha: Cukup, Keira, Nicho. Elina nggak serendah itu. Buktinya dia mahasiswi UI. Dan kalian ingat kan? Bukan sembarang orang yang bisa masuk UI. (Nicho berdiri)
Nicho: Jadi maksud kamu, aku sama Keira yang justru rendah, tidak level berdekatan dengan kamu, iya? Karena Kita hanya bekerja, karena kemarin kita gagal masuk UI, iya? (Teresha terdiam)
Keira: Sudahlah, jangan di perpanjang lagi!
Teresha: Oke, gue akan jauhin Elina. (Nicho memegang kedua tangan Teresha)
Teresha: Gue sudah kenyang. Gue pulang duluan.
Di Danau
Kenzi: Assalamual'aikum. (Teresha menolehkan kepalanya)
Teresha. Wa'alaikumussalam. To the point!
Kenzi: Nikah, yuk!
Teresha: Hahaha, nggak lucu!
Kenzi: Oke, gue cuma mau memastikan keadaan lo saja. Tadi, gue nggak sengaja lihat lo lari dari Restoran Mall. Kelihatannya lo sedang kenapa-kenapa.
Teresha: Gue, nggak papa. Jadi, lo bisa pergi dari sini.
Kenzi: Oh, nggak papa yah? Tapi, katanya sih yah, kalau cewek bilang gitu, artinya dia kenapa-kenapa. (Teresha terdiam)
Kenzi: Danau, identik dengan sebuah ketenangan. Katanya juga, bisa sedikit merilekskan pikiran orang yang sedang ada masalah.
Kenzi: Teresha, si cewek dingin. Bolehkah gue, Kenzi, si cowok friendly, jadi sahabat lo? (Teresha berdiri)
Teresha: Gue sudah punya Keira sebagai sahabat. Terima kasih! (Teresha berjalan menjauhi Kenzi)
Kenzi: Kalau jadi pacar, gimana? Karena gue nggak yakin, lo benar-benar bahagia punya pacar seperti Nicho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories Of Heart
EspiritualTentang kumpulan cerita pendek yang membahas mengenai hati