Pagi itu kepala Karina rasanya sehabis ditimpuk oleh puluhan batu. Remuk dan sakit ia rasa bersamaan tatkala ia membuka matanya. Ia sungguh bersyukur memiliki bibi yang sangat baik bernama Aunty Anna. Wanita itu yang dengan sabar membantu dirinya dan Lexie untuk membersihkan diri.
Hah ... kadang ia berharap memiliki sosok ibu yang hangat seperti Anna.
Karina bangun dari tempat tidurnya. Ia sempat melirik ke seseorang yang masih mendengkur pelan sebelum menyadari siapa yang ada di sana. Awalnya ia sempat mengira bahwa gadis itu adalah Lexie. Akan tetapi, melihat rambut acak-acakan gadis itu, Karina langsung meyakini bahwa itu bukanlah Lexie.
"Noella," panggil Karina seraya mengelus kepala sepupunya. Gadis itu masih tidak bergeming. Sepertinya ia mabuk terlalu parah sampai-sampai tidur seperti orang meninggal.
Jika Noella ada di sini, itu artinya Kenneth yang membawanya. Dan jika Kenneth membawa Noella ke sini ... apakah pria itu juga melihatnya tidur?
Karina beranjak dari tempat itu dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka sejenak. Saat gadis itu melihat wajahnya di cermin, ia nyaris berteriak pada bayangan yang terpantul di sana. Rambut hitam yang acak-acakan, lipstick yang bahkan tercoreng hingga pipi, dan eyeliner di kedua matanya sudah luntur ke mana-mana.
Ya Tuhan, dia terlihat seperti monster sekarang.
Apakah ... Aksara melihat penampilannya seperti ini kemarin malam?
Buru-buru gadis itu menggelengkan kepalanya. Ia masih ingat apa penyebab mengapa ia minum banyak sekali alkohol. Hatinya kerap pedih saat mengingat-ingat cerita Lexie. Ia pikir perilaku manis Aksara hanya untuk dirinya seorang, tetapi rupanya pria itu juga melakukan hal yang sama pada mantan-mantannya dulu. Inikah risiko menyukai mantan playboy?
Karina hanya bisa menghela napasnya pelan. Ia mengambil pembersih wajah yang ada di wastafel dan membersihkan seluruh kotoran dan riasan yang masih tersisa di wajahnya. Ia tak membawa pakaian apa pun kali ini dan sepertinya ia harus kembali secepatnya ke apartemen.
Ia baru keluar dari kamar mandi saat melihat seorang wanita masuk ke kamarnya. Karina nyaris terlonjak saat melihat siapa itu.
"Aunty Anna, kau mengejutkanku," ujar Karina sambil mengelus dadanya.
Wanita itu tertawa renyah dengan tawa khas miliknya. "Maafkan aku, Kar. Aku sempat khawatir karena sampai nyaris siang ini kalian semua tidak ada yang bangun. Setidaknya aku harus tahu bahwa kalian masih bernapas."
Karina hanya geleng-geleng kepala mendengar penuturan wanita yang usianya telah mencapai separuh abad itu. "Kami baik-baik saja, Aunty. Maafkan kami yang sudah sangat merepotkan Aunty. Padahal seharusnya Aunty beristirahat saja."
"Tidak, kalian sama sekali tidak merepotkan," ujar Anna sambil mengibaskan tangannya. "Aku sudah sangat terbiasa merawat kalian sejak kecil saat orang tuamu sedang sibuk berkelana di negara lain. Ini tidak ada apa-apanya."
Mendengar tuturan wanita itu membuat Karina tertawa pelan. Sebagai anak dari seorang mantan agen rahasia, tentu ia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Anna ketimbang ibunya sendiri. Pekerjaan berbahaya Zoe dan Jay kerap memaksa mereka untuk berpisah dengan anak-anaknya. Itulah alasan mengapa hampir semua dari mereka sangat akrab dan menyayangi Anna seperti ibu mereka sendiri.
"Aku sudah menyiapkan sup penghilang mabuk untuk kalian. Turunlah terlebih dahulu, saat Noella dan yang lain bangun, aku akan menyusul," ujarnya lagi.
"Alright, thank you so much, Aunty Anna," balas Karina. Ia pun turun dari kamarnya menuju ruang makan yang telah tersedia beragam makanan di sana. Gadis itu baru saja akan duduk sebelum seorang pria muncul juga di tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Billionaire's Desire
Ficção GeralAXJ SERIES #1 18+ Menjadi putra pertama keluarga Bourge membuat Aksara Damien Bourge menjadi satu-satunya pewaris perusahaan turun temurun keluarganya. Pria blasteran Amerika-Indonesia itu memang salah satu yang paling tampan di sejarah keturunan Bo...