"Jika saja kita tidak pernah bertemu, mungkin aku tidak akan pernah tau adanya keajaiban."
"Tuhan, jika aku tidak akan pernah melihatnya lagi, maka jangan biarkan aku dilahirkan kembali ke dunia."
***
"Bukankah kita dibawah langit yang sama? Diatas bumi yang sama? Lalu kenapa kau merasa dunia ini tidak adil?"
"Tanpa kegelapan, kita tidak akan pernah bisa melihat bintang, bukan?"
***
Ditengah gerimis kota, tampak seorang gadis berlari ke arah halte bus untuk berteduh. Untungnya tidak terlalu basah, hanya saja sepatunya sedikit kotor karna terkena cipratan air.
'huh.. jadi kotor kan" gerutunya.
Tiba-tiba ponselnya berdering, menandakan panggilan masuk.
📞 : Mama
"yaa, ma?"
"kamu dimana sayang?"
"Hazel lagi di halte ma, kejebak hujan. Paling bentar lagi bus nya datang."
"Yaudah, hati-hati ya, nak.."
"Oke, ma" kemudian sambungan terputus.
Hazel menunggu selama kurang lebih 15 menit, sampai akhirnya bus yang ditunggunya datang.
Hazel segera naik, dan memilih tempat duduk yang masih kosong. Ia duduk didekat jendela paling belakang. Sepanjang perjalanan pulang, Hazel hanya melamun menatap kaca jendela yang terkena rintik hujan. Bahkan ia tidak sadar jika kursi disebelahnya telah terisi oleh orang lain.Hazel baru tersadar saat orang disebelahnya hendak turun di perhentian. Tampaknya sedang terburu-buru, hingga ia menjatuhkan sesuatu. Namun tak sempat Hazel memberi tau, orang tersebut sudah lebih dulu turun dari bus. Hazel kemudian mengambil barang itu, yang ternyata sebuah buku.
'(n)ever met you' judul bukunya.
Hazel membuka buku tersebut, bukan maksud kepo. Ia hanya ingin mencari tau, mungkin saja ada informasi tentang pemiliknya.
Dan benar saja, di halaman belakang covernya tertulis email si pemilik.
seandhikari@gmail.com
Hazel juga menemukan bookmark yang bertuliskan
"Farewell, Neverland. 3/4"
'apa maksudnya?' gumam Hazel dalem hati.
Tak berpikir panjang, hazel hanya menutup buku tersebut kemudian memasukkannya ke dalam tas. Ia berniat mengembalikannya nanti setelah sampai dirumah.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit, akhirnya Hazel sampai di halte dekat rumahnya. Ia hanya perlu berjalan kaki sejauh 50 meter untuk sampai ke rumah.
Begitu sampai dirumah, Hazel langsung masuk ke kamar untuk membersihkan diri.
Setelah mandi dan mengenakan piyama tidur, Hazel merebahkan tubuhnya dikasur. Tiba-tiba ia teringat dengan buku tadi. Hazel bangkit dari kasur lalu duduk di meja belajarnya. Ia membuka tas miliknya, dan mengeluarkan buku tersebut.
Ia mengambil handphone nya dan mengetik sesuatu. Hazel berniat mengirim pesan email kepada si pemilik buku.
New Message
To: seandhikari@gmail.com
From: hazelpradipta@gmail.com
Subject: BukuMaaf mengganggu. Saya menemukan buku anda di bus, sepertinya terjatuh. Berikan alamat anda, saya akan mengirimkannya.
Send.
'Baku banget kata-katanya? Ah, biarlah. Bukannya menulis email memang seperti itu?'
Di saat yang bersamaan...
Tiinggg... (Notifikasi pesan masuk)
Lelaki itu langsung membuka notifikasi tersebut. Ia hafal betul kalau itu notifikasi email. Siapa yang mengirimi nya pesan email jam segini? Barangkali itu pesan penting kan?
INBOX
Hazel Pradipta
To: seandhikari@gmail.com
BukuMaaf mengganggu. Saya menemukan buku anda di bus, sepertinya terjatuh. Berikan alamat anda, saya akan mengirimkannya.
Oh, yaampun. Ia baru ingat, kalau buku kesayangannya tidak ada. Hm, pantas saja.
Ia langsung membalas pesan tersebut.To: hazelpradipta@gmail.com
From: seandhikari@gmail.om
Subject: -Kirim saja alamatmu, aku akan mengambilnya.
Send.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farewell, Neverland
Fiksi Penggemar"...but without the dark we'd never see the stars"