Prolog

17 5 0
                                    

Happy Reading and Enjoy

Happy Reading and Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ottawa, Canada 2065

Suara kecipak kaki di genangan air
Menjadi pemancing suara bagi kaki-kaki yang mengejarnya di belakang.
Lopak yang memenuhi jalanan sulit untuk di hindarinya. Tubuhnya gemidik merasakan hawa dingin lilin batik disertai usainya hujan deras. Helaian kain tak kasat mata menyentuh kasar kulitnya.
Broncus bekerja lebih cepat, peluh berderai. Kelam menjaring bulan.
Vokal sayu burung menduai telinga.
Cublik temaram menjadi satu-satunya mata cahaya untuknya.

Entitas yang berlindung di tangannya di genggamnya dengan erat, kuku buku memutih mengikuti arus suhu dingin. Berharap kotak hitam itu tak terjatuh lantaran kecepatan larinya melawan lebih jauh dari para pengejar, matanya mengedar.
Di lihatnya linangan air di anak tangga menuju kebawah, menghilangkan kata tolak di benaknya, ia mengikuti anak tangga tersebut sampai kedasar sampai dia menemukan pos kecil disana.

Tiada duga pos tersebut sangat gelap tertutupi pohon beringin di sampingnya.
Musci yang berada di tembok terasa lembab.
Meraba sekitar hingga dia menemukan sebuah almari.
Bersembunyi di dalam almari baju tersebut berharap agar para pengejar tidak menemukannya.

Well, kenapa ada almari baju di sebuah pos?

Ckk, dia tidak ingin memikirkannya.

Dak...Dak ...Dak

"Hah...hah..hah...kemana tuan Renjun pergi, aku melihatnya lari kesini tadi" ujar seorang bertubuh besar.

"Entahlah...hah...lihat ada pos disana mungkin dia ada disana", teman di sisinya berkata usai melihat sebuah pos ditepi sebuah pokok kayu yang terlihat sangat gelap tanpa penerangan lampu, terlihat seperti pos yang terbengkalai.

"Ayo kita cek"

Dua orang tersebut masuk kedalam pos, sangat gelap, cahaya bulan tersamar oleh pohon di sampingnya, desir angin menambah kesan horor.

"Hei, aku sulit untuk melihat"

Mereka tak membawa senter ataupun Handphone saat mengejar Renjun kemari.

"Kalau begitu raba saja apa yang ada disekitarmu dan gunakan instingmu" ujar laki-laki yang bertubuh besar itu.

Jamur Alternaria yang menempel di tembok membuatnya geli untuk merabanya.

Renjun yang berada dalam almari menahan napasnya mendengar hal itu.

Salah satu dari laki-laki tersebut terus meraba hingga laki-laki itu mendekat kearah Renjun membuka pintu almari itu, menjulurkan tangannya mencoba meraba apa isi almari itu.

Renjun sontak jongkok kebawah menghindari rabaan tangan itu dengan tetap mengunci pita suaranya.

"kau menemukannya?"

"Tidak, aku sudah meraba almari ini tapi juga tidak ada apa-apa"

"Kalau begitu ayo keluar"

Braaak...

Laki-laki itu menutup pintu almari tersebut dengan kencang. Hampir membuat Renjun mengerang karena kakinya terjepit disela pintu.

Mengintip kedua orang yang pergi mencari dirinya.

Renjun keluar dari persembunyiannya, sedikit meringis merasakan perih jempol kakinya yang lecet cukup parah dengan darah melimpungi sekitarnya. Cukup sayang karena Renjun hanya menggunakan alas kaki biasa bukannya sepatu.

Kontras warna merahnya darah berbaur dengan putihnya kulit mengingatkan pada Poinsettia dan salju, yang menjadi keindahan pohon natal.

Renjun mengistirahatkan dirinya sejenak, kakinya terasa kram setelah berlari cukup lama. Mengambil tisu yang ada pada jaketnya dan membalutkan pada jari jempolnya.

Benang perak mulai turun kembali dari langit.
Membasahi muka bumi menciptakan aroma khas tanah basah.
Gelembung-gelembung melesat ke atas sebelum pecah menjadi partikel-partikel mikroskopis.
Mengeluarkan aerosol yang jatuh ke air.

Warna neon dari Skyscraper dan warna biru yang mendominasi gedung-gedung perusahaan terlihat nampak semakin indah saat tetesan benang perak melingkupinya.

Renjun tekuri warna-warna indah itu dengan pikiran yang terus berkecamuk, tangannya mematikan Cyberware yang ada di pelipisnya agar sang ayah tak dapat berkomunikasi dengannya. Cyberware yang awalnya berwarna biru itu kini berubah berwarna abu-abu menandakan jika benda itu telah nonaktif.

Sekarang harus kemanakah dia?




**Cyberware bertindak seperti mod tubuh yang dapat dimodifikasi dan ditambahkan sesuai kebutuhan kita.

Dan Cyberware yang digunakan oleh orang-orang merupakan perangkat komunikasi satu sama lain melalui jaringan di otak dan berbicara di kepala. Hal ini juga membuat lawan bicara mendengar kita seperti biasanya. Dan keuntungannya, orang-orang di sekitar kita tidak lagi mendengar apa yang kita katakan

**Dan seperti yang dijelaskan dideskripsi cerita ini merupakan peradaban awal Cyberpunk jadi barang-barang, bangunan dan segala halnya dari masa sebelumnya masih digunakan.

**Dan seperti yang dijelaskan dideskripsi cerita ini merupakan peradaban awal Cyberpunk jadi barang-barang, bangunan dan segala halnya dari masa sebelumnya masih digunakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





To be Continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cyberware | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang