Bab 17 : Pemimpin ZEGA

5.7K 282 13
                                    

Samudra berjalan dengan langkah tegasnya, pandangannya menajam pada tujuh remaja yang kini berdiri di depan bis yang sempat ia tumpangi tadi. Dengan perlahan Samudra berhenti yang mana membuat tujuh remaja yang menjadi musuhnya tadi, langsung berjalan mendekat ke arah Samudra dan membuat sebuah lingkaran mengelilingi Pemimpin dari ZEGA itu dengan senyuman kemenangan mereka.

Samudra merasa tenang dengan hal itu, ia sudah merasa sangat biasa dengan keadaan ini. BLACK DEVILS adalah geng motor yang licik, dan ia merasa bahwa pernyataan itu tak pernah sekalipun hilang dari geng motor musuhnya itu.

Pandangan Samudra beradu lama dengan manik mata Pemimpin dari BLACK DEVILS dengan sorot mata tajam dan juga kebencian yang mendalam. Axelino, Pemimpin dari geng motor itu.

"Serang dia, dan jangan biarin dia lolos lagi setelah ini." ucap Axelino pada anggotanya yang lain. Sedangkan anggota BLACK DEVILS yang mendengar hal itu sontak melangkah mendekat ke arah Samudra dan mulai akan melakukan penyerangan. Tapi dengan gesit Samudra lebih dulu menendang dada milik salah satu anggota BLACK DEVILS hingga remaja tadi terjatuh dengan keras.

Cowok itu beralih menangkis sebuah pukulan keras dari musuh, dan juga sesekali membalas pukulan musuhnya dengan keras bahkan suara pukulan itu benar bener membuat banyak orang menatap ngeri ke arah remaja itu. Sementara di dalam Bis, Bulan yang merasa ingin tau tentang apa yang terjadi dengan segera turun dari dalam Bis dan menatap kegiatan para remaja yang masih terus melayangkan pukulan ke arah Samudra yang juga dengan hebat Samudra membalas pukulan itu.

Bulan terdiam dengan kekhawatiran sambil terus merapalkan doa dalam hati berharap agar Samudra baik baik saja disana. "Gue harus gimana sekarang?" gumam Bulan dengan panik.

Tak lama setelah itu terdengar suara sirene polisi yang secara tiba tiba mengalihkan atensi para remaja yang masih sibuk beradu jotos tadi, mereka dengan segera membubarkan diri dan melenggang pergi begitu saja setelah melihat sebuah mobil polisi mulai mendekat ke arah mereka.

Bulan yang melihat hal itu sontak berlari ke arah Samudra dan menatap cowok itu khawatir. "Mudra, lo gak papa?" tanya gadis itu panik.

Samudra menganggukkan kepalanya. "Gue baik baik aja Lan, lo gak papa kan?"

"Gue gak papa, tapi muka lo..." ucapan Bulan terhenti ketika melihat wajah Samudra terdapat beberapa luka pukulan yang masih terlihat memerah, bahkan sudut bibir cowok itu juga terlihat sobek dan mengeluarkan darah. "Lo seriusan gak papa?"

"Gak papa, tenang aja."

Bulan terdiam lama, ia menatap dalam cowok didepanya itu dengan raut wajah yang tegang. "Kita obatin dulu."

"Gak usah Lan."

"Usah, ucapan gue itu mutlak buat lo dan gak ada penolakan."

Deg ...

***

Saat ini Samudra dan Bulan tengah duduk ditepi danau dengan Bulan yang mengobati luka pada wajah Samudra dengan obat merah. "Kayaknya baru kemarin deh gue obatin luka di muka lo, hari ini gue udah obatin lagi." ucap Bulan lirih.

"Gak papa, gue tetep suka kok."

Bulan menatap Samudra aneh. "Maksudnya?"

Samudra terkekeh pelan dan menggelangkan kepalanya. "Bukan apa apa."

"Lo kenapa sih gak bisa jaga muka lo? Emang kalo misalkan lo balik ke rumah ... bokap atau nyokap lo gak marah apa?" tanya Bulan.

"Marah si enggak, cuman kaya lebih ke nasihat aja. Kalopun marah paling juga cuman sebentar dan terakhir mungkin cuman diancam barang barang disita."

Bulan berhenti mengobati dan menatap Samudra tak percaya. "Barang barang disita? Maksudnya?"

"Iya, kaya sekarang. Gara-gara kemarin gue berulah di sekolah, bokap sita motor gue dan juga ponsel gue."

"Ponsel??!" seru Bulan dengan panik. "Ponsel lo sekarang ada sama bokap??" tanya Bulan lagi yang di balas gumaman dan anggukan dari Samudra. 'Mampus gue.' gerutu Bulan dalam hati.

***

Rembulan
Terakhir dilihat hari ini 14.32


[ Kemarin ]


| Woyyy iteeem, kenapa gak dibales sih chat gue?
| Samudraaa item?? Lo kenapa sih?
| Tumben lo gak chat gue?? Biasanya lo selalu chat gue ...

[ Hari ini ]


| Lo terlambat ke sekolah lagii?
| Payaaah
| Ehh, btw ... ada anak yang bilang kalo lo berangkat
Sekolah naik angkot.
| Seriusan lo item?? Ya kali anak orang kaya naik angkot
| Item lo gak mau balas chat gue? Sombong banget sihh

Sorry |

| Udah gitu doang?
| Btw lo di cari seseorang, namanya Pak Wira.
| Katanya Jingga lo harus ketemu dan gak boleh nolak.
| Lo dimana sih?
| Tuh kan mulai lagi gak mau jawab pertanyaan guee


Wira yang membaca chat di dalam roomchat ponsel Samudra hanya diam dan tergeleng geleng pelan. "Siapa itu Rembulan? Apa mungkin dia orang yang selalu mengejar Samudra?" gumam pria itu. "Apa aku tanya aja sama Gibran? Dia pasti tau siapa gadis ini."

***


Bulan terus mengerutu dalam hati karena merasa bodoh dengan beberapa pesan yang ia kirimkan pada Samudra, yang soalnya kenapa harus ponsel cowok itu dibawa oleh papanya? Kan bikin maluuu, pikir Bulan. Kali ini Samudra dan Bulan memutuskan pulang dengan berjalan kaki, keduanya berjalan bersampingan dengan Samudra yang sesekali melirik ke arah Bulan yang masih dengan wajah lesu.

"Kenapa?" tanya Samudra yang dibalas gelengan oleh Bulan. "Seriusan?"

"Iya." jawab Bulan singkat.

"Eum, Lan? Lo gak chat aneh aneh kan?"

Bulan seketika menghentikan langkahnya, dan menatap Samudra dengan lesu. "Itu semua karena lo Iteeem!!? Kenapa si harus ponsel lo disita sama bokap lo?!! Mana lo gak bilang bilang lagii!!?" kesal Bulan sambil terus memukul cowok didepannya tanpa ampun.

Samudra menatap aneh ke arah Bulan, kenapa dengan Bulan? Apa gadis itu mengirimi ia chat dengan sebuah kata kata yang buruk? Atau malahan lebih buruk lagi dari itu?

"Lo kirim chat apa?"

"Bukan apa apa."

Samudra menganggukkan kepalanya paham. "Oya? Soal Pak Wira yang lo ketemu dikantin tadi, lo tau gak dia siapa?" tanya Samudra tiba tiba.

"Mana gue tau, emang penting buat ..."

"Dia bokap gua." jawab Samudra segera yang mana hal itu mampu membuat Bulan kembali terdiam dan menatap Samudra lesu, seakan tak ada semangat lagi.

"Bohong." celetuk Bulan.

"Kok bohong si?"

"Ya gak mungkin dia bokap lo."

"Lah emang bokap gue, kalo lo gak percaya tanya aja sama Jingga."

Bulan terdiam lama mendengar hal itu. "Kenapa gue sial banget sih?"

"Namanya juga orang masih hidup pasti banyak kesialan." balas Samudra tenang.

"Bodoh banget gue." gumam Bulan lirih.

***






Bersambung ...

GIRL : Leader's Girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang