XXVII

610 35 4
                                    

1 bulan sudah Dara masih betah menutup matanya, aku? Jangan ditanya seberapa kacaunya bahkan aku merasakan sakit luar biasa melihat Dara seperti ini, rasa sakitnya tidak sebanding saat di khianati dengan Arga dulu.

Anak-anak kita juga rewel, mungkin mereka tau bahwa mommynya sedang tidak baik-baik saja, dan mau tidak mau aku kasih mereka susu formula.

Bahkan untuk nama anak-anak saja belum ku beri nama, aku masih menunggu Dara membuka matanya agar dia yang memberi nama anak kami.

Sambil aku melihat wajah kedua anak-anak kami, aku merindukanmu Dar, bahkan aku dan anak-anak gak tau harus bagaimana kedepannya tanpa kamu.

Oeekkk.. oeekkk..

"Hey anak Dada ko nangis begini si baby girl" ucapku sambil mencoba menggendongnya

"Kangen mommy ya girl" sambil aku menimang agar berhenti menangis

Oeekk.. oeekkkk.. oeeekkk

"Hey boy dont cry, Dada sedang menggendong kakakmu" ucapku sambil mengelus pipinya, tapi bukannya mereda malah tangisannya tambah kencang

"Ututu baby, kangen mommy juga ya?" Ucapku sambil mengelus pipinya

"Non, biar aden ibu yang gendong saja" ucap bu Nyoman padaku

"Ah untung ibu datang, tolong ya bu soalnya saya gak bisa menggendong 2 bayi"

"Iya non, ibu juga sudah buatkan susu formula untuk baby" sambil mengambil baby boy dan menyerahkan 1dot untuk baby girl yang sedang aku gendong.

"Terimakasih banyak bu, maaf jadi merepotkan" ucapku dengan tulus

"Sama sekali tidak merepotkan non, non yang kuat ya ibu yakin non Dara bakal segera sadar"

"Iya bu, Saya juga harap begitu karna kami benar-benar membutuhkan sosoknya"

"Pasti non, non kerumah sakit jam berapa?"

"Setelah baby girl tidur, saya langsung kerumah sakit bu"




********

Aku sudah berada di ruangan Dara, aku menggenggam tangan Dara sambil mengelus punggung tangannya

"Hey, kamu gak kangen aku bee?"

"Aku sangat merindukanmu, merindukan senyummu, merindukan pelukanmu, merindukan rengekanmu, merindukan kau menggodaku bee"

"Bahkan anak-anak kita selalu menangis ingin digendong denganmu, apakah kau tidak merindukan kami disini? Apakah mimpimu sangat indah disana bee?" Ucapku sambil meneteskan air mata

Tok.. tokk

Tak lama pintu terbuka muncullah Dokter

"Selamat siang Ibu Fanya"

"Selamat siang dok"

"Bagaimana dengan keadaan Dara dok, apa ada kemajuan?"

"Untuk saat ini ibu Dara masih belum menunjukan tanda-tanda sadar, tapi untuk memancing motoriknya ibu bisa terus mengajaknya berbicara dan terus memberi semangat walaupun matanya terpenjam, ibu Dara masih bisa mendengar ibu"

"Baik dok terimakasih"

"Tetap semangat ya ibu Fanya, ibu Dara juga pasti sedang berjuang untuk kesembuhannya" dan aku hanya mengangguk

"Saya pamit keluar dulu ibu, kalau ada apa-apa ibu bisa langsung hubungi saya"

"Iya, makasih dok"

"Sama-sama bu" ucapnya lalu pergi meninggalkan ruangan

"Bee, kamu tau gak tadi anak-anak kita nangis loh, dia kangen mommynya" ucapku dengan pelan ditelinganya, tak lama aku melihat disudut matanya ada genangan air mata

"Bee, kamu denger aku sayang? Sadar yu bee kami sangat butuh kamu" ucapku dengan menangis sambil terus menggenggam tangannya,

Tidak lama jari Dara bergerak dan dengan perlahan membuka matanya

"Bee, kamu sadar sayang?" Ucapku dengan haru saat Dara sudah sepenuhnya membuka mata, dan Dara hanya melihatku

"Ini minum dulu bee, kamu pasti kering kan tenggorokannya" aku langsung menyodorkan air pada Dara dan dia mulai meminumnya dengan perlahan

"Sa..yangg" ucap Dara dengan perlahan

"Bee, syukurlah kamu sadar, kamu buat aku gila tau, aku gak tau lagi kalau kamu tidak membuka matamu"

"Ma..af"

"It's okay, terimakasih sudah mau berjuang untuk sadar bee" ucapku sambil mengelus kepalanya dan mencium keningnya.

"Ba..by ma..na?"

"Baby sudah dirumah bee, besok aku suruh bu Nyoman bawa kesini ya" dan aku melihat dara tersenyum dan mengangguk

"Yangg" panggil Dara

"Emm kenapa bee, kamu butuh sesuatu?"

"Kangen, pengen peluk"

Aku langsung memeluk Dara, karna aku juga sangat kangen

"Tidur sini yangg, pengen tidur sambil dipeluk kamu" Dara menggeser tubuhnya agar aku bisa tidur disebelahnya

"Uhh manjanya aku, aku juga kangen kamu bee" ucapku sambil tanganku memeluk perutnya

"Maaf membuatmu begini" sambil Dara mengelus pipiku

"Gapapa, yang penting sekarang kamu sudah sadar bee"

"Tapi, lingkaran mata kakak, dan juga kakak jadi kurus"

"Aku gak enak makan, karna aku butuh kamu bee, aku bahkan sangat takut kamu benar-benar ninggalin aku dan anak-anak" ucapku sambil wajahku menghirup leher Dara

"Maaf untuk itu, Dara gak akan ninggalin kalian, Dara sayang kakak"

"Aku lebih menyayangimu ketimbang diriku sendiri bee"


**********

Maafkan baru update lagi, otaknya lagi beku kemarin dan lagi ribet di RL maafkan membuat kalian menunggu lama🫶

Never Imagined (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang