XXIX

579 19 11
                                    

Sudah 1 Minggu ini aku berada dirumah sakit, dan kata dokter sudah boleh pulang, dan kak Fanya selalu setia menemaniku, tidak ada kata lelah katanya, ah dia sekarang jadi tambah manis mulutnya.

Pintu kamar mandi terbuka, dan muncullah kak Fanya,
"Hey bee, kok sudah bangun sih?" Tanyanya sambil menghampiriku

"Gak ada kamu, pas aku mau peluk"

"Ututu maaf ya bee tadi aku ke toilet dulu, mau tidur lagi? Masih ada waktu sebelum siangan kita pulang kerumah"

"Gak mau kak, udah gak ngantuk pengen di elus kakak aja"

"Duh gemes banget sih istrinya Fanya tuh"

"Ka..k gombal terus deh" ucapku dengan muka memanas karna malu

"Hehe loh bener bee, sini-sini aku elusin baby" sambil dia naik ke brankar dan tangannya menjadikan bantalanku sambil tangan satunya mengelus rambutku

"Kak, emm kira-kira kapan papahku bisa terima aku, hubungan kita dan anakku ya?"

"Mereka bukan anakmu saja tapi anakku juga Dar" sambil kak Fanya sedikit sewot

"Maaf Dara gak maksud ngomong gitu" ucapku dengan tidak enak

"

Iya gapapa bee, cuman aku gak suka kalo aku gak diikut sertakan, mereka itu juga anakku"

"Maaf gak lagi Dara ngomong gitu kak"

"Forget it, soal papahmu, kamu gak bisa maksain dia untuk terima keadaan kita sekarang bee, karna mau bagaimanapun hubungan kita salah gak sepatutnya seperti ini, papah masih ngerasa kaget aja dengan keadaan yang sekarang" ucapnya dengan nada ketenangan

"Tapi kak, aku pengen dia tahu kalau aku sekarang, dibuat bahagia dengan kamu dan anak-anak kita"

"Sabar ya bee, suatu saat papah pasti bakal terima kita kok, sudah ya jangan sedih, hari ini kita pulang loh ketemu baby boy dan baby girl" ucapnya sambil mengecup keningku lama

"Dara sangat beruntung mempunyai mu kak" balasku dengan memeluknya erat

"Aku yang beruntung kamu mau menerimaku bee"

Tok

Tok

Tok

"Wah sepertinya saya mengganggu lagi nih" ucap

"Eh maaf dok, tidak mengganggu sama sekali" ucap kak Fanya sambil turun dari brankar dan menggaruk tengkuknya dengan canggung

"Nah ini infusnya sudah mau habis, jadi setelah ini bisa langsung pulang ya ibu Dara"

"Makasih banyak dok, saya sudah pengen cepet pulang kangen dengan anak-anak saya" ucapku dengan antusias

"Tapi Minggu depan tetep kontrol lagi kesini ya Bu, sekalian imunisasi si kembar"

"Baik dok, terimakasih banyak dok"

"Sama-sama, mari ibu saya izin untuk menemui pasien yang lain"

Setelah kepergian dokter, gak berselang lama hp kak Fanya berdering.

"Siapa yang telfon yang?" Tanyaku penasaran

"Mamih telfon nih bee, aku angkat telfon dulu ya" dan aku hanya mengangguk

"Hallo mih"

"..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Never Imagined (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang