One Step Closer

161 35 3
                                    

"Aku sudah benar-benar jatuh ke pesonamu sepertinya Dokter Choi."

Suzy mengerjabkan kedua matanya. Tentu saja, dia baru saja bangun tidur, kesadarannya belum kembali sepenuhnya.
"Aku tak akan melepaskanmu. Kau- harus jadi milikku. Milik Jung Jaehyun." Jaehyun tersenyum puas lalu perlahan mempersempit jarak wajah mereka.

Suzy benar-benar menahan nafas saat wajah tampan itu perlahan mendekat ke wajahnya. Tapi Jaehyun justru terkekeh. "Kenapa kau diam saja Dokter Choi? Astaga...kau justru seperti sedang mengujiku. Ayo, aku akan mengantarmu pulang." Jaehyun dengan lancangnya mengaitkan tangannya dengan Suzy.

"Eh?"

"Ayo, mobilku ada di sana."

Percuma menolak, pria yang lebih muda darinya itu pasti akan tetap kekeuh dengan tindakannya. Suzy hanya menerima saja, toh dia juga sudah sangat mengantuk.

"Di sebelah mana?" Jaehyun sedikit melirik ke arah Suzy, tak ada pembicaraan antara keduanya. Perempuan itu menunjuk ke arah sebuah jalan berbelok. "Di depan belok kiri, rumah di paling ujung dengan pagar abu-abu. Kiri jalan."

Jaehyun mengangguk paham sembari tersenyum. Hanya membutuhkan waktu dua menit sampai keduanya tiba. "Terimakasih." ucap Suzy sesopan mungkin. Jaehyun hanya mengangguk dan tersenyum.

"Dokter Choi."

Suzy yang baru saja menutup pintu mobil sedikit tersentak saat kaca mobil tiba-tiba turun dan menampilkan wajah Jaehyun yang condong ke arah kursi penumpang.

"Besok jadwal terapi terakhirku bukan?"

Suzy mengernyit. "Ya, lalu?"

"Aku ingin kau yang memeriksanya, karena selama hampir dua bulan ini, hanya Dokter Lee yang memeriksaku." ucap Jaehyun.

"Maaf Jaehyun~ssi, aku sedang cuti karena aku harus menjaga keponakanku, lagipula, Dokter Lee adalah salah satu dokter terbaik yang rumah sakit miliki, dia adalah salah satu residen terbaik di unitku." ucap Suzy.

Jaehyun menegakkan tubuhnya. "Aku bahkan sudah menolongmu hari ini, tapi kenapa kau jahat sekali padaku..."

Suzy menghela nafas. "Tolong pengertiannya, setidaknya biarkan aku menikmati masa cutiku tanpa harus pergi ke rumah sakit. Terimakasih sudah menolongku, hati-hati di jalan."

Jaehyun yang mendengar helaan nafas Suzy dan nada suara perempuan itu yang terdengar tidak ramah, bergegas keluar mobil, tapi sepertinya terlambat karena Suzy sudah lebih dulu mencapai pagar rumahnya. "Aishh..Jung Jaehyun, apa yang baru saja kau lakukan. Tsk."

**

Suho hari ini menitipkan Rowoon pada Baekhyun karena pria itu katanya sedang tidak bertugas di akhir pekan. Berbeda dengan Suho yang harus melakukan operasi pada salah satu pasiennya. "Rowoon~ i dengan Baek samchon dulu ne? Ayah harus bekerja, bibi juga sedang sakit. Rowoon~i mau atau tidak dengan Baek samchon? Atau dengan Suzy imo?"
Rowoon terdiam, anak itu seperti sedang berfikir keras karena keningnya ikut mengernyit.
Suho yang melihat itu terkekeh. "Kenapa?"
"Dengan paman yang waktu itu boleh tidak?"
Ganti Suho yang mengernyit. "Eh? Paman yang mana?"
Rowoon menghela nafas panjang, mirip seperti orang tua kesal.
"Paman tampan yang tinggi Appa...Aku lupa namanya. Paman tampan yang dengan Suzy imo."
Suho masih terdiam, mencoba berpikir keras. "Emm-Paman Myungsoo?"
Rowoon menggeleng ribut. "Bukannn..Appa..paman yang tampan dan tinggi. Paman yang pakai baju rumah sakit."
"Astaga...baiklah-baiklah. Jadi kau mau diantar ke tempat Suzy imo, eh?"
Rowoon tersenyum tapi setelahnya menggeleng. "Ke tempat Sehun samchon saja."
"Yaishh...tadi kan bilangnya mau ke tempat paman tampan-"
"Sehun samchon juga tampan."
Suho mencibir. "Tapi tak setampan Appa kan?"
Rowoon justru menatap heran. "Appa tak setampan Sehun samchon."
Suho hanya tersenyum tabah, "Haishhh..sudahlah, ayo, Appa akan antar ke rumah Sehun samchon."
Rowoon mengangguk antusias. "Jadi Sehun samchon juga akan mengantar ke Dojang*?"
Suho mengangguk. "Geurom~."
"Yess! Ayo Appa!" Rowoon berlari lebih dulu ke mobil Suho. Pria itu hanya terkekeh lalu memilih untuk menelpon Sehun sembari berjalan ke mobilnya.

Love In EmergencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang