Special : LDR

4.1K 447 25
                                    

A/N : Sumpah ini telat banget. Tapi gapapa. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. 

Enjoy readings, friends. 

Semoga mengobati kangen kalian dengan keluarga kecil ini. 

***

Lorong hotel lantai delapan belas malam itu sepi seperti biasa. Pintu-pintu di kanan dan kiri tertutup rapat. Karpet tebal yang menjadi pijakan meredam suara langkah. Di tengah jalan, Jaehyun bertemu dengan dua orang perempuan muda yang mungkin berada di usia awal dua puluhan. Salah satu diantara mereka tersenyum kecil. Mungkin karena ia mengenali wajah Jaehyun yang sudah lima hari menginap di hotel dan sering berpapasan dengan mereka di restoran untuk sarapan.

Setelah berpapasan, Jaehyun dapat mendengar kedua perempuan itu berbincang dalam bahasa inggris sambil tertawa kecil di belakang punggungnya.

"Kenapa nggak disapa?"

"Malu."

"Ih, nanti dia keburu check out. Nggak bisa ketemu lagi."

"Aku takut. Kamu nggak lihat dia pakai cincin?"

"Cincin aksesoris mungkin."

"Nggak, sepertinya cincin nikah, deh."

"Kalau nggak ditanya langsung mana kita tahu."

"Aku kan cuma bilang dia ganteng. Kenapa kamu ngebet banget nyuruh aku kenalan."

"Itu biar kamu cepet dapat pacar!"

"Sssst! Sudah-sudah, cepet pencet tombol liftnya."

Jaehyun mencari kartu akses kamar hotelnya di kantong, lalu menempelkan benda itu ke handel pintu. Setelah terbuka, ia segera masuk dan menaruh asal tas kerjanya di sofa dan membuka jas.

Hari ini adalah hari terpanjang selama satu minggu Jaehyun berada di Taipei. Rapat bersama clientnya siang ini berlangsung alot hingga molor berjam-jam. Belum cukup sampai situ, goals yang diinginkan oleh perusahaannya tidak tercapai dan mereka harus melakukan negosiasi dengan pihak lain. Secara tidak langsung, hal itu membuat waktu kunjugan Jaehyun di Taipei yang seharusnya hanya berlangsung selama dua minggu bertambah satu minggu lagi.

Jaehyun menanggalkan kemeja putihnya dan menaruhnya di tumpukan baju kotor lainnya. Melihat tumpukan itu, membuat Jaehyun teringat kalau ia harus segera menelepon laundry service hotel.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Jaehyun berencana untuk mandi, namun ia teringat ponselnya yang sejak beberapa jam yang lalu mati karena kehabisan daya. Ia ambil benda pipih berwarna hitam itu dari dalam tas dan menghubungkannya dengan kabel pengisi daya. Tidak butuh waktu lama hingga ponselnya menyala kembali.

Sedetik kemudian, panggilan video call masuk. Jaehyun segera mengangkat sambungan.

"HAPPY BIRTHDAY PAPA!" Suara Rion dan Chaeyoung terdengar keras dari speaker ponselnya.

Jaehyun tertawa kecil. Senyumnya merekah untuk pertama kali hari ini.

"Kok Papa lama banget angkat teleponnya?" Rion langsung protes. "Aku dari tadi mau telepon Papa tahu."

"Hp papa tadi mati. Ini baru dicas," jawab Jaehyun.

"Lihat ini lilinnya sampai tinggal setengah karena Papa kelamaan angkat telepon aku." Rion menunjukkan lilin-lilin berwarna warni yang menyala di atas kue.

Jaehyun tertawa lagi. "Maafin Papa yaaa."

"Ini aku bikin sendiri loh kuenya."

"Masa sih?"

My Valentines ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang