Episode 15

320 35 0
                                    

"ARGHH"
"ADA APA DENGAN TUBUHMU?? KENAPA TUBUHMU HANCUR SEPERTI IBLIS!!!" Sanemi berteriak kencang, dia nampak panik. Aku dan Gyomei yang menatap sendu Muichiro, teralihkan karena suara nya.

Tubuh Genya benar-benar hampir sempurna menghilang.

"KUMOHON TUHAN, JANGAN REBUT ADIKKU DARI KU!!" Dia kembali berteriak setelah mengetahui adiknya akan segera pergi darinya. Aku dan Gyomei masih tidak dapat berkata-kata apapun melihat nya.

Sanemi, dia kembali berteriak frustasi. Namun, saat itu juga, Gyomei mencoba menenangkannya lalu memperingatkannya untuk mengangkat kepalanya karena Muzan belum di kalahkan.

"KWAK!! MUZAN SUDAH BANGKIT, SEMUA HASHIRA HARAP SEGERA BERKUMPUL"
"KWAK!! SEGERA BERKUMPUL" Teriakan gagak kembali menggema.

Disaat-saat kami sibuk, dia bangkit. Bangsat, ini semakin rumit. Aku harap kami masih memiliki waktu untuk mengisi tenaga, dan meregenerasi kan luka-luka yang ada di tubuhku, menjahit nya sendiri. Saat ingin bangun dari dudukku, tiba-tiba lantai ambruk.

Brak
Brugh
Brugh
"ARGHH" Bangsat, aku tertimpa reruntuhan kayu-kayu ini. Khek!! Leher ku, badanku tak bisa bergerak aku butuh sedikit bantuan.

"MASIH ADA WAKTU SEKITAR SATU SETENGAH JAM, SATU SETENGAH JAM SEBELUM MATAHARI TERBIT" Gagak itu terbang melintasi di atas kami, kota-kota ini kosong, jadi cukup nyaring suara gagak itu.

Ah ya! Si Hitam, dimana dia. Aku harus membangun telepati nya, dengan segera. Dia pasti bisa sedikit membantu ku, aku yakin, sangat yakin.

'Si Hitam, aku butuh bantuan mu sekarang juga! Tolong cepat, ini sangat darurat'

'Astaga, Tuan, darimana saja kau! Baiklah, aku akan segera menuju kesana. Dari tadi, Uta mencemaskan mu'

Tak sampai dua detik, Si Hitam telah sampai di hadapan ku. Dia mengangkat beberapa reruntuhan itu, lalu akhirnya aku bangun. Hei, ingat Si Hitam bukan gagak biasa.

Bruk
Bruk
Dentuman benda-benda terlempar terdengar, untung saja aku sudah bangun dari sini. Nampaknya, Muzan sudah bangkit.

"COBA SAJA KALAU KALIAN BISA" Teriaknya, aku tak terlalu mendengar kalimat yang dia ucapkan sebelumnya.

Langsung saja aku berlari kearah pertarungan, dengan adanya Si Hitam membuat semua orang menjadi terbantu. Dia menolong beberapa pemburu iblis yang sekarat, atau bahkan membawa alat-alat medis.

Aku dan beberapa hashira lainnya menargetkan leher Muzan agar dia cepat mati, namun itu tak terjadi. "EH! Padahal sudah kena, kenapa dia tidak terpotong?!!" Mitsuri teriak heran, kami pun juga ikut bertanya-tanya. Padahal aku sudah memastikan kami mengenai lehernya.

Dia langsung beregenerasi saat kami memotong tubuhnya, regenerasi nya lebih cepat daripada efek serangan kami. Kami bahkan tidak bisa memotong lehernya, jadi ini  kekuatan Si Raja Iblis. Ini berbahaya, kami terlalu dekat.

Namun, saat itu juga beberapa pemburu iblis yang baru, serta Si Hitam membantu. Darah ada di mana-mana, terutama darah Muzan, dia terpotong-potong oleh mereka, terkecuali kepalanya.

"Pergilah!! Kangan lihat ke belakang!!"
"Jadilah perisai manusia untuk para hashira!! Kita harus menahan Muzan dengan seluruh kekuatan yang tersisa" Ucap seseorang dari mereka semua. Dan benar saja, mereka melingkari kami guna sebagai sebuah perisa bagi kami.

Muzan kembali menyerang, namun bertambah mengerikan juga. Beberapa pemburu iblis yang membuat perlindungan memundurkan langkahnya sendiri efek dari serangan Muzan.

"Hei, hentikan!! Sudah cukup" Aku berucap, aku tak mau ada seorang manusia lagi yang gugur.

"Benar, hentikan!!" Timpal Mitsuri, mengiyakan perkataan ku. Ini terlalu berlebihan bagi mereka yang masih sangat muda.

Aku sedikit melirik ke arah bocah dengan haori kotak-kotak itu, dia sedang terbatuk-batuk darah. Dengan ekspresi wajah yang menahan rasa sakit. Namun, beberapa daging muncul dari mata kanan anak itu. Apakah dia akan menjadi iblis, juga??

"Kamado Tanjiro, sudah mati" Ucap si brengsek itu, tetapi tentu saja aku tak percaya. Mana mungkin dia akan mati, sangat tak mungkin.

Yang ada di pikiran ku sekarang adalah, Serang, Terus Maju, dan Tetap Bertahan. Aku harus memastikan bahwa aku akan memunculkan tanda pemburu iblis atau membangkitkan jurus darah iblis ku.

Keughh
Lengan ku, terluka. Begitu juga dengan Obanai, Mitsuri, dan Giyuu, mereka juga sama-sama terluka.

"ARGHH" Mitsuri berteriak kesakitan, dia mundur sangat amat jauh dari area pertarungan.

"KANROJI" Obanai, dia berteriak keras. Namun, Mitsuri kembali mencoba untuk tetap bertahan dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Dan dia juga akan kembali menyerang Muzan.

Gyomei dan Sanemi tiba-tiba datang, mereka kembali menyerang. Namun, saat Sanemi menyerang tatapan matanya kosong, dia seperti sebuah boneka bertarung yang hidup. Sanemi menggesekkan sebuah korek api yang membuat tubuh Muzan terbakar, jenius.

Kecepatannya terus meningkat, aku belum bisa mengimbanginya, ingat kata-kata ku, masih BELUM mengimbangi nya.

Srak
Mitsuri terkena serangan itu. Tetapi seharusnya dia bisa menghindari serangan itu. Apakah dia sudah mencapai batas nya?. Kami terus kembali menyerang, dengan itu pasti akan jadi lebih cepat selesai.

Aku akan melewati beberapa bagian dari manga nya, karena aku yakin kalian ingin agar ini cepat selesai, bukan? Baiklah, akan ku turuti.

Obanai mengeluarkan Kaburamaru nya sebagai senjata, aku pun juga tak tinggal diam. Aku melakukan telepati bersama Si Hitam, lalu tanpa sadar aku seperti memiliki mata yang tajam dan mampu melihat beberapa serangan kedepannya, apakah ini yang selalu di lihat Si Hitam??

"Kwak!! Matahari akan terbit satu jam tiga menit lagi!!" Teriakan burung gagak itu kembali terdengar, dia mengucapkan perkataannya sebanyak dua kali.

Aku merasakan pandangan ku menjadi kabur, entah mengapa kepala ku menjadi berat. Lalu, aku merasa ada seseorang yang menggendongku lalu memberikan ku pada seseorang lagi dengan  suara yang panik.

Di Sisi Lain

Tanjiro telah bangkit dengan kondisi setengah iblisnya. Sekarang, dia sedang melawan Muzan. Muzan menatap Tanjiro seperti menatap hantu, apakah itu adalah Yoriichi? Kalian pasti sudah tau Yoriichi siapa, jadi aku tak perlu memperkenalkan nya pada kalian, dia sudah terkenal.

Gyomei, Kanao, Inosuke, dan yang lainnya terduduk maupun tergeletak tak berdaya. Mereka sudah berada di batas mereka, namun semangat mereka membara untuk meraih kemenangan, meskipun nyawa lah taruhannya. Mempertaruhkan nyawa ataupun kehilangan nyawa adalah hal yang biasa di dunia pemburu iblis.

Gruagh
Aku terbangun, aku memegangi kepala ku. Namun, aku dapat merasakan sebuah perbedaan.

Rambut panjang ku telah terpotong tak beraturan, lalu dapat ku temukan sebuah tanduk berada di kepalaku, mata ku tertutup kain hitam yang cukup besar, namun aku masih bisa melihat dengan jelas, bahkan sangat jelas hingga membuatku pusing sendiri.

Langsung saja aku bangun dari dudukku, tidak mungkin aku dapat mengalahkan Muzan seraya duduk, bukan.

Tanjiro sudah bangun, baiklah, kami akan benar-benar secara mati-matian melawan Muzan. Tuhan, lindungi anak dan hamba mu.

"Oii Tanjiro, hati-hati!! Di depan mu!!" Aku berteriak, namun bukan Tanjiro yang terkena serangannya. Melainkan, Obanai, matanya terluka, penuh dengan goresan dalam.

Aku kembali menyerang, dia sangat amat cepat. Aku harap, setelah perubahan ku menjadi iblis ini, aku akan menjadi manusia kembali. Aku sudah meminum cairan obat yang diberikan Tamayo sebelumnya.

KNY X MALE OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang