Sudah tiga hari sejak pertengkaran itu terjadi, Kala kian menjauh. Memberi waktu untuk Lila memikirkan apakah gadis itu masih ingin berteman dengan nya atau tidak.
Namun apa yang Kala dapat tentu membuat hati nya berdenyut nyeri, Ketika Kala Mulai masuk sekolah karna sudah sembuh Ia tak lagi duduk bersama Lila, gadis itu seolah menjauh dan meninggalkan Kala sendiri.
Saat jam istirahat pun kedua nya tak lagi bersama, Lila lebih memilih menghabiskan jam istirahat nya bersama teman-teman baru nya. Membiarkan Kala yang memilih untuk menghabiskan rokok nya di atas roftoop sekolah.
Mata nya mengarah pada lapangan sekolah saat Lila nampak sedang mengobrol dengan Sera juga beberapa teman baru nya. Tersenyum kecil saat melihat Sang sahabat nampak baik-baik saja tanpa Kala.
Sedangkan Kala—
"I'm broke and hopeless too
Wishin' I could get back to you," lirih nya pelan.Kala lantas mematikan puntung rokok nya, mengeluarkan tiga butir obat yang di berikan dokter selagi masa penyembuhan untuk ia minum setiap hari.
Membuang ketiga nya ketanah tanpa rasa bersalah, setiap hari. Kala selalu melakukan itu. Mengurangi tiga butir obat agar Kirana percaya jika ia meminum nya.
"Lila, Gue kangen sama lo." Ia tertawa hambar, Tak ada yang bisa mengobati rasa sakit nya kesepian selain Lila.
Kala lantas duduk di kursi kayu yang sudah tak terpakai, menatap kearah langit yang nampak mendung. Menerawang begitu jauh.
Ia pikir, Lila yang membutuhkan nya. Namun nyata nya Kala salah karna kini, Kala sadar jika ia yang tak bisa hidup tanpa gadis itu.
~•~
Belakangan Hari-hari Lila tak lagi seindah dulu, bagai seseorang yang buta warna namun ingin melihat pelangi. Suram, gelap. Lila seolah terperangkap dalam pengap.
Obrolan yang tak sepaham dengan mereka, candaan yang tak sehangat milik Kala. Juga hal-hal yang biasa ia lakukan berdua.
Tak ada yang melarang nya meminum kopi di pagi hari, meski ia tau nanti perut nya akan sakit, tak ada yang menghawatirnya ketika Lila harus menaiki kendaraan umum seorang diri.
Tak ada Kala yang cerewet memberi nya petuah untuk selalu hati-hati. Tak ada yang bisa melindungi Lila sehebat Kala. Dan, Tak ada yang bisa membuat nya nyaman selain sang sahabat.Lila lehilangan Kala, karna ucapan nya. Dan Lila merasa malu jika harus kembali pada Kala yang sudah ia sakiti perasaan nya.
Mie ayam yang sejak tadi hanya di aduk tak lagi menarik untuk Lila makan, mata nya mengedar kepenjuru kantin mencari sosok Kala namun sial nya tak ada.
Apa Kala sudah makan? Di mana gadis itu sekarang? Atau jangan-jangan Kala tengah merokok seperti kebiasan gadis itu jika tak pergi ke kantin.
Lila berdecak sebal dalam hati, Mengapa Kala sangat amat susah di nasihati. Seakan hati nya benar-benar sudah mengeras dan tak menerima saran dari siapapun.
"La? Mau balik kekelas gak? Kita semua udah selesi makan nya?"
Gadis itu mendongak saat teman-teman nya sudah berdiri. Menatap mangkok mereka satu persatu yang sudah kosong. Berbanding terbalik dengan milik nya.
Biasanya jika bersama Kala, Gadis itu akan menunggu nya hingga benar-benar selesai makan. Tak perduli bell yang mengiyang dari sepulug menit yang lalu. Kala akan tetap duduk tenang di hadapan Lila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala, Dan 10 Pinta (End)
Teen FictionNama nya Na Kala Senja, Gadis yang kata nya lahir saat matahari terbenam itu jauh dari kata sempurna. Kala punya uang, punya kekuasaan, punya kecerdasan, punya segala nya yang bahkan gak semua orang miliki. Namun hanya satu yang ia butuhkan kini. Wa...