7.7

294 52 10
                                    

Jongin terlihat tidak tenang, ia duduk di sebuah kursi dengan kaki yang terus bergerak serta tangan tanpa henti mengetuk meja didepannya. Ia sudah terlihat rapi dengan stelan berwarna biru gelap, namun wajahnya benar-benar terlihat muram.

Beberapa kali ia juga melihat ke arah jam, menghela nafas panjang karena pintu di ujung sana masih tak bergeming.

Klek! Pintu terbuka.

Jongin hendak berdiri, namun ia urungkan begitu yang datang ternyata tuan besar Oh.

"Ada apa nak? Kau terlihat memikirkan sesuatu?"

Jongin menggeleng pelan, ia mencoba tersenyum meskipun terlihat sangat kaku.

"Apa Sehun belum memberi kabar?" Ini adalah pertanyaan sama yang ke 27 Jongin dengar.

Ia menghela nafas berat, "Eum, ia hanya mengatakan akan segera kembali."

"Bagaimana menurutmu? Haruskah kita mulai tanpa dia? Kita bisa undur tukar cincinnya, tapi untuk pesta sepertinya sudah tidak bisa lagi."

Jongin mengangguk, "Bagaimana baiknya saja yah..."

Klek! Pintu terbuka, kali ini Sehun datang dengan senyum lebar.

Melihat itu, tentu Jongin berjalan dengan cepat. Dan yap!! Ia menginjak kaki Sehun dengan cukup keras.

"Argh!!" Sehun menatap tajam ke arah Jongin, namun sedetik berikutnya ia memilih diam begitu melihat kedua mata orang didepannya terlihat berkaca-kaca.

"Kau tau kita sudah menunggumu berapa lama? Kau tau berapa kali aku mendengar pertanyaan sama? Itu menyebalkan! Aku sudah katakan, biarkan Choi yang mengurusnya!" Keluh Jongin pelan namun penuh amarah, "Sekali lagi kau--" Sehun menarik Jongin kedalam pelukannya, "Maaf...".

"Sekali lagi kau mementingkan perusahaan sialan itu daripada aku, kau akan kehilanganku!" Imbuh Jongin dalam pelukan Sehun.

Choi dan juga tuan besar Oh hanya bisa menggelengkan kepala, sejujurnya belum pernah ada yang menginjak kaki si Oh muda itu. Dan juga mereka berdua ini takut jika Sehun akan langsung memukul balik ke Jongin. Keduanya pun cukup terkejut saat melihat reaksi Sehun. Padahal, pasangan itu belum kenal lebih dari seminggu. Tapi, seolah mereka sudah berkenalan lebih dari lima tahun.

"Choi akan mengurusnya lain kali." Bisik Sehun membuat Jongin menganggukkan kepala.

Ayah Sehun memilih meninggalkan ruangan, berjalan perlahan tanpa suara, hal yang sama berlaku dengan Choi.

"Parfum mu baru?" Tanya Jongin melepaskan pelukan dengan cepat.

Sehun mengerutkan kening, ia mencium dirinya sendiri, lalu menggelengkan kepala.

Jongin mengendus aroma Sehun sekali lagi, "Disini." Ia menunjuk area yang memiliki aroma tidak biasa itu.

"Ah! Nona Yim! Ia hampir terjatuh karena tersenggol seorang cleaning service. Jadi aku membantu menahan tubuhnya. Sudah, jangan berpikir yang tidak-tidak. Ayo ke acaranya!" Alih Sehun, Jongin mencoba mengabaikan pemikiran buruknya.

Hari ini adalah acara pertunangan Sehun dan Jongin berlangsung, namun satu jam sebelum acara berlangsung, klien yang dari Jepang meminta bertemu dengan Sehun.

Jongin sudah memperingatkan untuk menyerahkan semuanya pada Choi, namun Sehun bersikeras pergi. Dan begini jadinya, acara mundur setengah jam.

Acara itu sebenarnya untuk membahas proyek pembangunan milik tuan besar Oh. Pembangunan sebuah rumah sakit dengan berbagai fasilitas mewah namun tidak menuntut harga yang mahal, karena berfokus pada mereka yang kurang mampu. Perusahaan bekerjasama dengan pemerintah dalam proyek ini. Nah, pengumuman pertunangan itu adalah acara imbuhan yang sangat spesial dari ayah Sehun.

HARAPAN (SeKai) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang