[EMPAT]
LANGKAH semangat yang Elsa keluarkan, perlahan nampak berhenti ketika tanpa sengaja, setetes air terasa jatuh membasahi bagian wajahnya.
Tetesan yang segera menghadirkan kepala Elsa untuk mendongak ke atas, menatap ke arah langit yang tadi cerah, kini sudah berubah menjadi sedikit mendung. Belum lagi tetesan air hujan yang sepertinya akan mulai membesar.
Menghadirkan bibir cemberut dari arah gadis itu, padahal ia sudah menyusun rencana untuk pergi berbelanja keperluan apartment miliknya, sekaligus membeli baju baru karna merasa kalau baju lamanya sudah tidak ada yang cocok lagi dirinya kenakan.
Namun apa yang terjadi, acaranya nampak berantakan akibat cuaca yang tidak mendukung. Padahal ia baru saja mengganti baju lusuhnya menggunakan pakaian yang indah, berharap dapat memamerkan kepada dunia kalau kini, dirinya pantas memiliki benda-benda cantik.
Belum lagi make-up dan rambut miliknya yang dirasa sudah terlihat maksimal dan sayang jika harus tertimpa air hujan.
Dengan cemas, kepala Elsa berputar menatap sekitar, mencari tempat untuk berlindung saat hujan deras datang. Namun sejauh mata memandang, ia hanya bisa melihat jalanan yang cukup sepi dan pepohonan yang tidak cukup rindang untuk dijadikan tempat berteduh.
Memilih untuk memutar otaknya sebisa mungkin, hingga perhatiannya beralih pada tas yang saat ini tengah dirinya genggam. Kembali membuang napasnya karna harus merelakan tas kesayangannya itu basah akibat terkena hujan demi melindungi kepalanya.
Berniat untuk melangkah pergi sebelum dengan jelas, telinganya mendengar seseorang nampak memanggilnya dari arah belakang. Panggilan yang dengan cepat mengurungkan niat Elsa untuk beranjak, berniat untuk mengetahui siapa orang yang kini berada di belakangnya itu dengan cara memutar kepalanya.
"Iya?"Elsa bertanya manis saat dirinya sudah dapat mengetahui siapa orang asing yang baru saja memanggilnya.
Sementara yang di ajak bicaranya, tidak langung meresponnya. Malah sibuk memandangi gadis dihadapannya tanpa berkedip. Seakan memuja ciptaan Tuhan yang terlihat begitu indah dihadapannya.
Terkagum dalam waktu yang cukup lama, membuat Elsa dengan tak sabar menggoyang-goyangkan tangannya di hadapan pemuda berlesung pipi itu.
"Ah, iya? Maaf," respon pemuda berbadan jangkung itu kikuk, sempat menggaruk tengkuknya sebelum tiba-tiba terlihat menjulurkan sebuah payung ke arah Elsa, "Ini, pake aja payung saya. Udah mau ujan, dan halte yang deket masih cukup jauh."
"Hm?" gumam Elsa tidak mengerti, nampak memandangi payung berwarna putih itu dengan kening bertaut, "Buat saya?"
Sekali lagi, pemuda itu menggaruk tengkuknya gugup, kali ini dengan tambahan senyuman manis, "Iya, mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatiful
Teen Fiction[NEW VERSION] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA] [PLAGIAT AKAN MENDAPATKAN SANKSI, JADI HATI-HATI^^] Elsana Kiantara. Seorang gadis biasa yang memiliki wajah dibawah rata-rata dengan ta...