3

311 32 0
                                    




"Detektif Seokjin" Seorang polisi berlari kecil menuju kerumunan di kantor kepolisian.

Seokjin menoleh. Polisi itu membawa sebuah paket.

Seketika pandangan semua orang menjadi tegang.

"Panggil tim gegana" Seokjin bersiaga.

"Demi Tuhan bawa paket itu keluar Taemin!"

"Kau bisa membahayakan semua orang disini jika isinya bom"

Polisi itu tersentak dan segera membawa paket itu jauh dari gedung.

Seokjin, Namjoon dan beberapa orang polisi mengikutinya di belakang.

Tim gegana pun segera datang dan memeriksa paket tersebut.

"Aman!"
"Tidak ada tanda-tanda bom" Seorang dari mereka berteriak.

Polisi tadi pun membuka paket itu perlahan. Sebuah kotak kardus berukuran kurang lebih 30 x 30 sentimeter dengan isolasi hitam di sekitarnya.

Tak lama setelah paket itu terbuka terdengar Taemin menjerit kaget.

Sebuah kepala boneka badut terlontar dari kotak itu sambil menyeringai dan mengeluarkan suara "play with me" berulang-ulang.

"Siapa yang memberikan paket ini padamu?" Namjoon menghampiri Taemin.

"Seorang anak kecil"

"Tolong berikan ini pada Seokjin hyung katanya"

Namjoon menoleh ke belakangnya. Seokjin sedang berjongkok sambil memperhatikan boneka itu.

"Bawa paket ini untuk diperiksa" Perintahnya pada seorang petugas yang berada di dekatnya.

"Seokjin-ssi..." Ia menghampirinya.

"Ia ingin bermain denganku"

"Maka kita akan bermain"

Seokjin berdiri menyeringai dan meninggalkan lapangan itu.

"Siapa psikopat ini kapten?"
"Apakah Seokjin telah bertemu dengannya?" Namjoon berdiri tepat di hadapan Won Hae.

"Sehari sebelum kau datang Seokjin telah berhasil menembak kakinya"

"Ia pun berhasil mengejarnya hingga psikopat itu menembak kaca mobil dan hampir mengenai kepalanya"

"Itulah sebabnya Jin sangat kecewa"

"Dan. Ya. Pembunuh itu sempat bertatap muka dengannya"

"Seokjin memiliki banyak musuh Namjoon-ssi"

"Sifatnya yang liar dan membabi buta menangkap juga membunuh para kriminal membuatnya sering jadi sasaran kemarahan mereka" Won Hae mengusap keningnya pelan.


"Kapten"

"Pembunuh itu sedang menghubungi detektif Seokjin" Taemin berbisik di depan pintu kantor Won Hae.

Namjoon segera beranjak menghampiri Seokjin yang terlihat sedang bernegosiasi.

Tangannya mengisyaratkan agar mereka melacak asal panggilan tersebut.

"Kau rindu padaku tuan pembunuh?"

"Kau ingin bermain?"

"Katakan kau dimana dan aku akan datang"

Tangan Seokjin bermain-main dengan kepala boneka yang berada di atas meja di hadapannya.

"Tidak..tidak...aku tidak memiliki partner"

"Aku akan datang sendiri jika itu maumu"

Dan sambungan itu terputus.

"Pengecut!"

"Kau menemukan asal panggilan itu?" Tanya Seokjin pada seorang petugas.

"210 Hyeonchung-ro, Dongjak-gu"

Seokjin terdiam dan mengerutkan dahi.

"Dia ingin bermain denganku di pemakaman?"

"Sopan sekali" Ia menyeringai.



"Baiklah kalian tahu apa yang harus kalian lakukan" Won Hae memerintahkan para polisi untuk mengepung tempat itu.

"Kapten..."

"Ia ingin aku datang sendiri" Seokjin memotong ucapannya dengan tenang.


Telepon itu berdering kembali. Seokjin menatapnya sebentar sebelum menjawabnya.

"Jawaban yang pintar Seokjin-ssi"

Suara di seberang sana terdengar puas.

Seokjin tersentak. Ia menuliskan sesuatu di kertas dan mengangkatnya.

Dia bisa mendengar kita.

Namjoon menghampiri petugas yang sedang melacak keberadaan orang tersebut.
Memastikan posisinya masih sama.

Ia menuliskan rencana penyergapannya di kertas dan berbisik pada kapten dan para petugas di sekelilingnya sementara Seokjin tetap mengulur waktu untuk berbicara dengan sang pelaku.

ChasedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang