8. Hurt

428 22 0
                                    

Aluna memandang jalur kendaraan sejauh yang ia bisa, kemudian berdecak kesal saat tak menemukan kendaraan Alka menjadi salah satunya di sana

Jam telah menunjukkan pukul 17.30 wib, sudah hampir satu jam Aluna menunggu dan beberapa menit terakhir handphone lelaki itu malah tak bisa dihubungi

Sehingga ia berkeputusan untuk memesan kendaraan online saja, sebab kehadiran Alka tidak dapat dipastikan

Aluna tersentak kala handphone yang ia pegang tiba tiba dirampas, dan ketika hendak mendongak melihat wajah si pelaku, ia malah mendapat tamparan yang cukup keras di pipi

bitch!

Spontan Aluna memengang sisi wajahnya yang terasa panas sembari mendongak

You sleep with him right?” todong Riana “I just ask you to tell him that I have to leave!

Riana bersama dua temannya berdiri di hadapan Aluna, ketiganya tampak angkuh dengan tatapan mata yang menyiratkan kebencian

“gu-gue..” Aluna membuka suara berusaha menjelaskan, namun tak ada yang bisa keluar dari mulutnya sebab kejadian itu adalah murni kesengajaan

you can’t explain it huh?” desak Riana dengan langkah angkuhnya yang membuat Aluna melangkah mundur “ because you do it on purpose! You are a fucking bitch!” teriaknya

“m-maafin gue Ria—“

Riana mendengus dan dengan senyum sinisnya memberikan kode pada dua temannya yang lain

"I’ll enjoy it

Dan langsung saja kedua orang itu menarik Aluna dari sana.

Akh!” Aluna merintih saat tubuhnya didorong keras, lututnya terasa perih saat menghatam permukaan lantai yang kasar

Dan tanpa memberikan jeda lagi lagi tamparan mendarat pada pipi yang sama, membuat wajahnya tertoleh sebab kuatnya tamparan yang ia dapatkan

Mata Aluna terasa panas hingga akhirnya bulir air mata menetes dan Riana tersenyum melihat itu

“dengar!” tekan Riana dengan wajah yang mengeras sembari mencengkram kuat rahang Aluna, mendongakkan wajah perempuan itu

“lo itu gak ada tandingannya sama gue!” tungkasnya, Aluna yang merasa bagian rahanganya semakin sakit sebab jemari Riana menekan di sana, membuatnya mencoba meraih jemari Riana

Akh..!! Sakit Ria..” jerit Aluna sebab  Riana menarik rambutnya

“makanya lo diem!” bentak Riana tanpa belas kasih masih terus menarik rambut itu kuat kuat

“lo itu gak ada apa apanya sama gue! gue lebih punya segalanya dan itu buat gue gampang singkirin siapaun termasuk lo!” tandasnya keras

Aluna memejam menahan sakit, menggeleng takut mendengar penuturan Riana

Riana kembali menyentak jambakannya dengan mata nyang menyala “makanya jangan kegatelan!” kemudian melepaskan jambakannya

Lagi lagi Aluna terhuyung sebab sentakan itu, tubuhnya bergetar takut dengan pandangan tunduk kebawah

Riana berdiri kemudian “tapi gue rasa.. lebih seru kalo muka lo yang pas pasan itu disiram air keras dari pada bunuh lo gitu aja” ujarnya sembari melangkah kecil memutari Aluna

“jangan Raa..” mohon Aluna tergugu dalam tangis

“tapi gak sekarang—“

“tapi Ra, airnya udah gue siap—“ potong sosok yang berpotongan rambut sebahu tak senang, sebab tak menyukai kedekatan Aluna yang romi

“lo bantah gue!”

Perempuan itu terdiam mendengar suara lantang Riana

“gue mau lihat sepatuh apa lo dan semenderita apa lo liat gue dan Alka!” ujarnya lalu melangkah dari sana sembari melepar kunci pada salah seorang temannya

“kunciin dia!”

“jangan Raa..” Aluna berlari tertatih menyusul mereka, namun pintu segera ditutup tepat setelah ketiganya keluar

“tolong.. hiks

“tolongin gue..”

Aluna lagi lagi menggedor pintu berharap seseorang mendengar dan membukakan pintu  untuknya

Hari semakin menggelap, namun ruangan itu lebih gelap disertai bau yang tak sedap, hanya ada cahaya bulan yang sedikit terpancar dari ventilasi udara

Aluna terduduk sembari terisak, berpikir jika tak akan ada yang mengetahui keberadaanya, sebab ruangan itu terletak jauh dari gedung kuliah, siapa yang akan pergi ke sana di malam begini

Kepala perempuan itu juga mulai terasa pusing sebab kebanyakan menangis, sudut bibir robek dan lututnya terasa perih

“tolong..” lirih Aluna sebelum secara perlahan kesadaran merenggut dirinya

***

“Ana!” Riana yang tadinya ingin masuk ke mobil terdiam, ia menarik nafas dan mengehembuskannya kemudian berbalik dengan senyum di wajah

“Alka?”

Bukannya balik menyapa lelaki itu malah memperlihatkan apa yang ia bawa, tas Aluna. Dan Riana tak begitu bodoh untuk mengetahuinya

“apa yang lo lakuin!” sentak Alka dengan amarah

“gue udah jelasin kan, gue mabuk. You left when I really wanted it!

“tapi Ka, dia juga salah, kenapa dia ga nolak—“ ujar Riana membela diri

Alka menyugar rambutnya “lo tau kan gue gak mau terlibat sama hubungan atau apapun yang rumit, kalau sikap lo begini—“

No Alka, please..” potong Riana sembari meraih jemari lelaki itu

Alka membuang wajah jengah “di mana dia?”

“belakang gudang FK” ujar Riana akhirnya

Dan tanpa merespon Alka langsung berlari ke tempat yang dimaksud meningalkan Riana yang berdiri kesal di tempatnya

***

Aluna membuka mata dan hal pertama yang ia lihat adalah Alka yang duduk di sisi brankarnya

Menyadari Aluna yang bergerak sadar Alka meletakkan ponsel yang ia pegang di atas nakas, kemudian memandang pada Aluna

Alka memandang perihatin Aluna, wajah perempuan itu pucat dengan lebam dan robekan di ujung bibirnya

“baringan aja dulu” ujar Alka  menahan Aluna yang hendak bangkit

“jangan sentuh Al” ujar Aluna menarik lengannya yang disentuh Alka, membuat lelaki itu memantung di tempatnya memikirkan apa saja yang sudah Ana lakukan dan katakan pada Aluna

“ponsel gue mana?” tanyanya kemudian, lalu Alka tampak bergerak merogoh tas miliknya kemudian memberikan benda pipih itu pada Aluna

“nanti gue anterin, lo istirahat aja dulu” kata Alka ketika melihat perempuan itu membuka aplikasi ojek online di ponselnya

“Om dan tante baru aja pergi tadi sore, kalo Kayra lagi keluar bareng temennya, jadi gak usah khawatir” jelas Alka

“gue mau pulang sekarang” Aluna bersikeras

“Isti—“

“sekarang atau gue pesen ojol” tungkasnya, membuat Alka mau tak mau diam melihat Aluna yang mulai bergegas bangkit dari ranjangnya

Shh..” Aluna meringis saat merasakan pusing di kepalanya, perempuan itu oleng saat hendak melangkah, sampai kemudian Alka menahan tubuhnya

“lepasin Al!” sentak Aluna menjauhkan tubuhnya dari Alka

I just trying to help!” kesal Alka lalu melangkah keluar dari ruangan itu

TBC.

AlkalunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang