22. makasih

500 28 0
                                    

warning

banyak typo bertebaran harap kalian bisa memahaminya :')

happy reading.

{>///<}

*****

"Aku menuruti permintaan Zila, Azka pun lahir meskipun kondisinya saat itu sangat buruk. Mungkin karena Azka lahir prematur dan juga alergi susu sapi, aku harus mencari susu yang cocok untuknya. Awal-awal sedikit tidak menerima kehadiran Azka di dalam hidupku. Mungkin karena tidak terbiasa sama anak kecil, eh malah dipaksa mengurus anak. Namun, dari situlah aku tahu betapa beratnya menjadi seorang ibu yang harus menghadapi semua masalah, terutama ketika harus menghadapi masalah anak. Aku bisa merasakan betapa sulitnya menghadapi anak tidak mau makan, menenangkan anak menangis, mengomeli anak nakal, sungguh berat. Namun, melihat anak senang bersama kita, rasa beban itu menjadi hilang."

Hembusan angin menghampiri, membuat rambut panjang coklat Anema sedikit berterbangan, menambah kesan indah dan senyuman lembut. Alvin tidak menyangka bahwa cewek ini bisa bertahan menghadapi semua cobaan Tuhan berikan. Dia sangat senang.

Memegang tangan kanan Anema, menatapnya dengan lembut.

"Aku bangga sama kamu," ucapnya tiba-tiba. Tanpa sadari mata mereka bertemu, detak jantung Anema menjadi cepat membuat pipi merah.

"Aku bangga banget bisa menemukan perempuan tetap bertahan dari masalahnya dan melewati semua itu. Meskipun tidak mudah memaksa dirimu untuk menjadi lebih baik. Aku bangga banget dan aku merasa beruntung mendapatkan perempuan seperti kamu. Love you."

Mendengar ucapan Alvin membuat Anema sedikit malu, karena kata-kata Alvin terlalu lebay. Namun, Anema juga bangga bisa mendapatkan cowok seperti Alvin penyayang, sabar, humoris, dan Nerima dia Apa adanya. Hal ini membuat Anema semakin cinta, tapi dia teringat akan kejadian hotel dengan seorang wanita bernama Alvira.

Anema melepaskan gengaman tangan Alvin sedikit menjauh, membuat Alvin bertanya bingung, "kenapa?"

"Vin, tolong jangan berharap lagi padaku. Kita sekarang punya kehidupan masing-masing. Aku sudah punya anak dan kamu juga sudah punya wanita lain yang lebih cantik," jawab Anema sedih.

"Tunggu, wanita lain? Siapa?!" tanya Alvin terlihat bingung ucapan Anema.

Alvin berfikir siapa dimaksud Anema, "Aku tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita lain selain kamu."

"Jangan bohong! Aku melihat kamu masuk ke hotel bersama seorang wanita mengenakan dress merah. Kamu merangkulnya dengan mesra, dan wanita itu adalah Alvira, bukan?!" kata Anema sedih, terllihat dari matanya sudah berkaca-kaca.

Bukan nya jawab Alvin malah ketawa membuat Anema tambah kesel.

"Ih, kok kamu ketawa? Enggak lucu tauuu!" ujar Anema kesal karena ucapannya dijadikan lelucon.

"Kamu salah paham sayanggg," kata Alvin mengusap air matanya yang keluar akibat ketawa.

"Salah paham gimana?!" semakin kesal, Anema merasa dipermainkan.

"Alvira itu bukan cewek aku, apa lagi pacar. Dia itu kakak ku" jelas Alvin.

"AH, KAKAK?!" Anema terkejut mendengar kebenaran. "lah kok enggak bilang kalo kamu punya kakak!"

"Sebenarnya kakakku enggak terlalu penting-penting amat. Ditambah dia juga suka pergi-pergian jadi kalo aku ngomong punya kakak pasti mereka enggak percaya. Makanya aku enggak bilang dari awal, maaf ya" kata Alvin sambil mengelus rambut Anema yang menunjukkan wajah kesal.

"Siapa yang bilang kalo gua enggak penting?!!"

Mengarahkan pandangan ke arah pintu, tampak seorang wanita dengan gaya maskulin mengenakan celana kulot panjang hitam, kaus dalam putih, dan kemeja biru dongker yang membuat Alvira terlihat lebih berwibawa dan terlihat sangat dewasa.

my children but, not my child (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang