E-20

38 14 13
                                    

Jungwon memasuki ruangan putih itu. Bau obat-obatan langsung tercium di hidungnya.

Jungwon pun duduk di kursi samping ranjang.

"Hai, Rua!" Sapa Jungwon pada temannya yang terbaring lemah di ranjang.

Harua tersenyum pada Jungwon. "Hai juga! Jungwon, kata Ibu aku kamu habis kecelakaan ya? Kamu gapapa?"

Jungwon mengangguk-anggukkan kepalanya. "Gapapa kok, kamu sendiri gimana?"

"Aku gapapa. Daisy baik-baik aja kan?"

Jungwon mengangguk. Kemudian tanpa disengaja, netra Jungwon bertemu dengan sebuah foto yang terpajang di nakas.

Jungwon memperhatikan dengan detail foto tersebut. Sebuah foto lelaki dengan pesawat di belakangnya.

Jungwon membulatkan matanya. Itu kan Ayahnya Rua.. Dan pesawat itu...

"Jungwon?" Panggil Harua yang menyadarkan Jungwon dari lamunannya.

"Kamu kenapa, Won?" Tanya Harua lagi.

"Ngga, gapapa. Rua, Itu Ayah kamu kan?" Tanya Jungwon balik sembari menunjuk foto yang sedaritadi ia perhatikan.

Harua menoleh sekilas pada foto di nakas itu, kemudian kembali menatap Jungwon. "Iya itu Ayah. Kenapa?"

"Emm... Baju itu.. Ayah kamu pilot?" Tanya Jungwon ragu.

Harua mengangguk-anggukkan kepalanya. "Iya." Harua pun kembali memperhatikan foto tersebut. "Ayah belum lama jadi pilot. Itu foto Ayah sama pesawatnya, foto ini foto pertama dan terakhir Ayah bareng pesawat itu. Dan ini juga foto terakhir Ayah sebelum Ayah meninggal saat mengemudi pesawat itu."

Jungwon terbelalak mendengarnya. "Ayah kamu meninggal karena itu?"

Harua mengangguk.

"Kakakku juga meninggal karena itu, dan pesawat yang dia tumpangi itu sama persis sama pesawat Ayah kamu."

Harua mengerutkan keningnya. "Tunggu. Daisy juga pernah bilang kalo temen deketnya beberapa tahun lalu pamit ke Korea. Dan pesawat yang di tumpangi nya sama persis dengan pesawat Ayah."

Jungwon ikut mengerutkan keningnya. "Kakakku juga waktu itu perjalanan ke Korea."

🌼

Tiga hari berlalu, Daisy dan Leala baru saja kembali menginjakkan kakinya di rumah setelah melakukan perpisahan dengan kedua orang tua mereka.

Leala cemberut lucu. "Kaka, kenapa sih orang tua kita harus artis."

Daisy terkekeh sembari memasuki rumah nya, kemudian menutup pintunya. "Emang kenapa?"

"Kita dari dulu loh ditinggal berdua, sedangkan Mama sama Papa sibuk syuting."

"Kan mereka syuting untuk kita juga. Udah lah, kan dari kecil udah biasa ditinggal."

Daisy dan Leala pun duduk di sofa, kemudian Leala menyalakan televisi.

Beberapa saat setelah mereka menonton televisi bersama, bel pun berbunyi.

Daisy dan Leala sontak menoleh pada pintu.

"Lea bukain gih." Suruh Daisy.

"Males. Kaka aja sana." Balas Leala.

"Kok kaka? Udah buruan bukain gih."

[END] Sepucuk Bunga DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang