Setelah pemeriksaan rutin yang dilakukan kemarin, Xiao Zhan tampak lebih menutup diri. Dia bahkan tak turun ke meja makan untuk makan bersama.
Yangyang yang merasa khawatir masuk ke kamar sang adik dan bertanya padanya yang tengah sibuk melukis.
"Zhan, kenapa kau tidak turun ke bawah?"
"Aku tidak lapar," jawab Xiao Zhan menghentikan aktivitasnya dan langsung berdiri meninggalkan sang kakak.
"Aku ada janji dengan Yibo. Dia akan menjemputku di taman dekat rumah." Bohong Xiao Zhan.
"Oh begitu? Kenapa pagi sekali?"
"Aku ingin mengunjungi kampus dan melihat-lihat ke sana."
Yangyang akhirnya hanya mengangguk dan membiarkan Xiao Zhan pergi.
Xiao Zhan kini duduk di taman seorang diri sambil melihat orang-orang berlalu lalang. Suasana yang mulai menghangat pertanda musim panas mulai datang membuat pemuda kelinci itu hanya mengenakan setelen kaos dan jeans dengan tas slempang yang selalu membawa Handycam-nya ke mana pun.
"Sedang menunggu seseorang?" Suara seseorang yang familiar membuat Xiao Zhan menoleh pada sumber suara.
"Kau?" tanya Xiao Zhan sedikit kaget melihat Yibo datang membawa skateboardnya lalu duduk di sampingnya.
"Aku berjanji akan menunjukkan permainanku yang indah padamu, bukan? Sekarang lihatlah." Pemuda itu menoleh dan tersenyum pada Xiao Zhan.
Sesaat Xiao Zhan terpesona pada sosok Yibo yang begitu ramah dengan senyuman yang menawan.
Tak ingin menyia-nyiakan momen itu, Xiao Zhan kemudian mengambil Handycamnya dan berkata,"Perlihatkan padaku."
Yibo mengangguk dan mulai memperlihatkan kemampuannya di atas benda pipih itu. Xiao Zhan tampak fokus merekam setiap pergerakan pemuda itu hingga tanpa sadar bibirnya tersenyum.
"Bagaimana?" Yibo menghampiri Xiao Zhan setelah selesai bermain skateboard.
Xiao Zhan mengacungkan jempol lalu menekan tombol stop pada Handycamnya. "Sangat bagus."
"Kalau begitu akan aku tunjukkan lagi sesuatu." Yibo menarik tangan Xiao Zhan dan membawanya ke dekat kendaraan roda dua yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berada.
Setelah memakai helm untuk dirinya sendiri, Yibo memakaikan helm pada kepala Xiao Zhan lalu menunggangi motor sport berwarna hijau dan meminta pemuda yang sedang bingung itu duduk di belakangnya.
Sepanjang perjalanan, Xiao Zhan sempat ragu untuk memeluk pinggang Yibo. Tidak mungkin, kan, dia berlagak seperti dalam sebuah drama romantis yang berakhir pada sebuah hubungan yang manis?
Bagi Zhan ini adalah realita. Tak ada masa depan yang pasti untuknya. Jadi saat ini Zhan hanya ingin memanfaatkan setiap waktu yang dimilikinya dengan berbagai kenangan indah.
Namun, jalanan yang sedikit jelek membuat pemuda kelinci itu mau tak mau memegang ujung jaket Yibo dengan erat. Yibo yang memerhatikan hal itu dari kaca spionnya tersenyum.
"Kau bisa memelukku agar tak jatuh," ujar Yibo yang tampak sengaja melajukan motornya dengan lebih kencang.
"Tidak apa-apa. Apa masih lama?" tanya Xiao Zhan mengalihkan pembicaraan.
"Tidak. Sebentar lagi kita akan sampai," timpal Yibo.
Benar saja tak berapa lama kemudian Yibo memarkirkan motornya di sebuah tempat yang cukup sepi.
Xiao Zhan yang panik melihat ke sekeliling lalu mengeratkan tangan pada tas selempangnya.
"Apa yang ingin kau lakukan di sini, Yibo?" tanya Xiao Zhan dengan wajah yang tampak ketakutan. Pikirannya sudah membayangkan hal yang aneh hingga sebuah pemerkosaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Summer
FanfictionXiao Zhan senang mengabadikan setiap momen yang dilaluinya setiap waktu bersama dengan Handycam kesayangannya karena penyakit langka yang dideritanya. Suatu hari saat musim panas tiba, kameranya menangkap seseorang yang pada akhirnya memerangkapnya...