{1}

2.6K 65 0
                                    

Bumi bertasbih pada sang pencipta. Semesta dan isinya berdzikir pada sang kuasa. Matahari masih malu-malu tampakkan sinarnya. Embun pagi menjadi penyejuk datangnya hari ini.

Manusia bersiap-siap untuk beraktifitas kembali. Menyongsong hidup untuk menyambung ekonomi.

Begitupun dengan seorang gadis yang sudah bersiap untuk menjalani hari ini. Gadis itu bernama lengkap Nazeera Putri Arabella, biasa dipanggil Zira. Gadis keturunan asli Yogyakarta. Dan saat ini Ia tengah menempuh kuliahnya di salah satu universitas di kota pelajar ini.

"Bunda, Zira berangkat ya," dengan terburu-buru Zira keluar dari kamar lalu mendatangi Bundanya yang ada di ruang makan bersama Ayahnya.

"Eh sarapan dulu,"ucap sang bunda saat melihat putrinya begitu buru-buru.

"Enggak keburu,bun. Nanti Zira sarapan di kantin kampus aja. Zira pamit ya," Ia lalu mencium pipi sang bunda lalu beralih mencium punggung tangannya.

"Ayah, Zira berangkat," kini dirinya beralih kepada sang ayah. Ia melakukan hal yang sama pada sang ayah seperti apa yang dilakukannya pada bunda.

"Gak mau ayah antar?,"tanya sang Ayah. Zira menggeleng, "Zira naik bus aja. Ayah nikamatin sarapan aja sama bunda. Zira berangkat. Assalamu'alaikum,"ucap Zira lalu berjalan keluar rumah setelah mendapat jawaban salam dari kedua orang tuanya.

"Gak kerasa Zira udah gede aja ya yah,"ucap bunda saat melihat putrinya yang sudah beranjak dewasa.

Ayah mengangguk setuju, "Bentar lagi punya menantu ya bun,"ucap Ayah sebelum menyesap kopinya. Bunda tersenyum simpul mendengarnya

🦩

"Huft... untung gak telat,"ucap Zira sambil ia mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Masih ada sekitar lima belas menit lagi sebelum ia masuk kelas. Lima belas menit itu Zira manfaatkan untuk pergi ke masjid kampus.

Mendirikan sholat dhuha di sana walaupun hanya dua rakaat. Selepas itu ia menengadahkan tangannya. Mensyukuri atas nikmat sang kuasa yang telah memberinya kesempatan untuk kembali menghirup udara dunia.

Kegiatan dhuha itu menjadi rutin ia lakukan setelah mendengar pencerahan dari bunda dua tahun silam.

Dimana saat itu ia benar-benar tengah uring-uringan karena cemas menunggu hasil keputusan ia di terima kuliah atau tidak. Saat itu bunda tiba-tiba datang ke kamar sambil membawakan segelas air putih dan camilan.

Bunda meletakkan apa yang ia bawa di atas meja belajar Zira. Zira tengah menelungkupkan wajahnya di antara kedua tangannya.

Bunda memberi usapan pada punggung Zira, "Kenapa nak?,"tanya bunda. Zira mendongak.

"Zira takut bunda,"ucap Zira. Bunda mengernyit, "Apa yang kamu takutkan?,"tanya Bunda.

"Zira takut gagal tes kuliah. Hari ini pengumuman final Zira di terima atau tidak. Zira takut Zira gagal,"ucap Zira. Bunda mengelum senyumnya mendengar kecemasan putri semata wayangnya.

"Daripada Zira uring-uringan kaya gini lebih baik Zira wudhu abis itu sholat dhuha. Minta jalan sama Allah semoga Allah beri kemudahan,"ucap Bunda. Selepasnya Zira manut. Ia melakukan apa yang bunda perintahkan.

Zira melakukan sholat dhuha seperti apa yang bunda sarankan. Bunda memperhatikan Zira lalu bibirnya membentuk lengkungan.

Doa yang Zira panjatkan selepas dhuha diaminkan sang bunda. Zira menoleh kepada sang bunda yang duduk di pinggiran kasurnya.

Zira mendekat lalu mencium punggung tangan sang bunda. "Udah tenang hatinya?,"tanya bunda.

"Sedikit tenang,"ucap Zira.

"Zira, inget pesan bunda. Apapun masalah yang kamu punya. Apapun kegundahan yang ada di hati kamu. Apapun kecemasan yang tengah membelenggu kamu, siram semuanya pakai air wudhu. Balik ke Allah, minta kemudahan sama Allah. Serahin semuanya sama Allah. Sujud sama Allah di waktu pagi seperti ini selain kamu bersyukur atas nikmat Allah pagi ini, kamu pun menyerahkan semua urusan yang telah kamu lakui sama Allah. Terus libatkan Allah dalam setiap urusanmu ya,nak." Bunda berpesan sembari mengusap lembut tangan Zira.

Dijelaskan dalam hadist shahih yang artinya:

"Barangsiapa yang sholat dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya." (HR. At-Thabrani).

Tidak hanya itu. Allah pun menjamin kecukupan rezeki bagi hambanya yang melaksanakan sholat dhuha.

“Wahai Anak Adam, jangan sekali-kali kamu malas mengerjakan empat rakaat pada awal siang (sholat dhuha), nanti akan Aku cukupi kebutuhanmu pada akhirnya (sore hari)." (HR Daud, Ahmad, Tirmidz).

Dari saat itu petuah bunda tentang sholat dhuha Zira ingat selalu. Zira selalu libatkan Allah dalam urusannya dan menyerahkan segalanya pada sang kuasa.

Setelah selesai Zira bergegas menuju kelas. Ia langkahkan kakinya menuju gedung fakultasnya.

Saat di depan masjid ia tak sengaja menabrak seseorang karena dirinya saat itu tengah sibuk mencari buku catatan di dalam tasnya.

Saat tau yang Zira tabrak itu laki-laki, Zira memundurkan langkahnya lalu menunduk. "Maaf saya tidak sengaja,"ucap Zira merasa bersalah.

"Saya tengah buru-buru. Saya permisi duluan. Sekali lagi saya minta maaf karena saya benar-benar tidak sengaja,"ucap Zira. Selepas itu ia mengambil buku catatan nya yang terjatuh ke lantai.

"Assalamu'alaikum,"ucap Zira sebelum ia pergi dari tempatnya. Laki-laki itu memperhatikan kepergian Zira dari hadapannya.

"Wa'alaikumussalam," Laki-laki itu meraih bukunya yang tergeletak di lantai selepasnya ia beranjak pergi.

______________________

Assalamu'alaikum readers!

Kembali bersua sama aku di cerita terbaru ku ini. Semoga nantinya kalian bakal suka sama cerita ini dan cerita ini bisa berjalan terus sampai tamat. Semoga nulisnya gak mood-moodan:).

Ditunggu kelanjutannya ya! See you

EMBUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang