Part 3

3.7K 465 63
                                    

Haechan begitu sibuk mengoperasikan dapurnya di akhir pekan ini, sehabis mengatur nafas karna insiden mengejutkan tadi malam.  Dimana—saat Mark tiba-tiba saja datang kerumahnya dalam keadaan mabuk berat dan membawa lima kotak ayam goreng ditangannya. Meracau tak jelas mengatakan kalau ia butuh teman untuk makan semua itu.

Haechan tak peduli seberapa banyak ia minum, tapi saat ia dibawa ke ruang tengah. Pria Jung itu sudah lebih dulu tak sadarkan diri dan goleran di lantai.

Karna Haechan tak tau harus berbuat apa, makanya ia putuskan untuk membawa pria itu naik ke kamarnya di lantai atas. Akibatnya pinggang Haechan serasa remuk karna membopong tubuh berat Mark sendirian.

Pria itu bahkan meracau tak jelas saat ia sudah berbaring diatas ranjang, karnanya. Haechan terpaksa merelakan tubuh berharganya untuk tidur di sofa semalaman.

Karna tak mungkin juga kan mereka tidur di ranjang yang sama?

Walaupun ini bukan pertama kalinya orang lain menginap di kamarnya, tapi tetap saja ini terasa tak nyata. Biasanya hanya Huang Renjun yang bermalam disini bersama Haechan, tapi kali ini cukup berbeda dan sulit untuk dipercaya, seorang pria yang menjadi incaran semua murid di sekolahnya berada di atas ranjang Haechan dan terlelap disana tanpa tau bagaimana asal mulanya semua ini.

Haechan tersenyum cukup lebar saat dua piring sandwich sudah tertata rapi diatas meja makannya pagi ini, ia sengaja bangun pagi sekali menyiapkan sarapan untuk Pria Jung itu karna mungkin setelah hangover semalam, dia akan merasakan mual karna kelaparan, setidaknya itu yang Haechan tau dari Renjun karna seumur hidupnya ia belum pernah mencicipi minuman beralkohol.

Setelah memastikan semuanya lengkap, Haechan langsung berjalan menuju kamarnya dilantai atas. Cukup tersentak kaget sesaat setelah tangannya berhasil menggapai knop pintu kayu berwarna putih itu dan menyaksikan pemandangan di hadapannya.

Mark ternyata sudah bangun dan entah apa tujuannya berdiri di balkon tanpa mengenakan atasan, hanya celana jeans semalam yang membalut tubuh bagian bawahnya.

Pemandangan vulgar di hadapannya ini membuat Haechan cukup menelan ludah kasar. Tanpa sadar kedua tangannya terangkat untuk mengukur seberapa lebar bahu milik pria itu, sungguh lebar. Dan Haechan dibuat kagum olehnya.

"Kenapa Gue ada disini? Dan Lo siapa?" Tanya Mark tiba-tiba, ternyata pria itu sudah berdiri cukup lama di hadapan Haechan.

"Hoiii.." hardik Mark lagi tepat di wajahnya, sebab semenjak tadi pemuda asing ini hanya bengong sambil melongo menatap lurus kedepan.

Haechan langsung gelagapan karna bentakan keras itu, wajahnya refleks memerah menahan malu.

Bagaimana ini, Haechan baru sekali ini masuk dalam situasi tak karuan seperti sekarang.

Sebisa mungkin ia mengatur nafas, menerapkan ilmu meditasi pengontrol diri yang sudah dipelajari olehnya beberapa minggu yang lalu.

"Gue Haechan, temen satu kelompok di club masak. Semalam Lo tiba-tiba aja dateng kemari dalam keadaan mabuk, Gue gatau harus bawa kemana karna pas nyampe sini Lo udah tepar dan selonjoran diatas lantai ruang tengah." Balas Haechan masih nampak gugup. Ia bahkan tak berani memandang kearah Mark.

"Haechan?? Seo Haechan??" Tanya Mark lagi untuk memastikan. Yang mendapat anggukan pelan dari pemuda itu.

Mark coba mengingat dengan keras kejadian semalam, dan sialnya ia hanya ingat sampai dimana Lee Jeno dan juga Lucas mengajaknya untuk minun dan mereka mabuk bersama. Dia bahkan tak ingat bagaimana bisa tubuhnya sampai kerumah pemuda ini, padahal Mark tak tau sama sekali kediaman Haechan sebelumnya. Jangankan kediamannya, bertatap muka saja mereka baru sekali ini rasanya.

ARCADE [ Markhyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang