⚠️ Warning. Lots of harsh words, contains obsession, kissing, sistercomplex, blood scenes ⚠️
***
"Aku nggak setuju!" Ujar Kaezar tak terbantahkan.
"Aku juga!" Sahut Sagara menyetujui ucapan Kakaknya.
"Tapi ini kemauannya Nilya." Ujar Aaron mencoba memberi pengertian kepada kedua putra keras kepalanya.
Ya, sekarang ini mereka tengah membahas soal Nilya yang ingin masuk kerja, tentunya Melina setuju saja dan malahan bangga dengan anaknya itu. Tapi tentunya berbeda lagi dengan kedua orang ini, keduanya tak mau Nilya kecapekan ataupun tidak memiliki waktu banyak dengan mereka, seperti beberapa hari ini.
"Pokoknya aku nggak setuju, Pih!" Nada suara lelaki itu meninggi, masih menatap tajam Papinya, ia tak perduli asalkan Papinya itu mencabut persetujuannya.
"Kak." Panggil Nilya dengan nada lembut, gadis itu bahkan memegang tangan Kaezar dan mengusapnya lembut. Mencoba membujuk Kakak siscom nya ini.
Kaezar menghela nafas lalu membuang pandangannya, sedangkan Sagara ia langsung berdiri dan pergi ke kamarnya. Ia tetap tidak akan setuju.
Dih, bangsat! Baperan. Batinnya mencibir kedua orang ini. Bahkan sekarang Kaezar juga sudah pergi ke kamarnya.
Ting!
Misi : Membujuk Sagara dan Kaezar.
Hadiah Jika, anda =
Berhasil Menjalankan Misi : Mendapat motor Kawasaki Ninja H2 Carbon.
Gagal / Menolak : Di seruduk banteng.Terima / Tolak.
Dengan pasrah Nilya menerima misi tersebut. Ia memandang kedua orang tuanya yang menatapnya khawatir.
"Nggak papa Pih, Mih. Nanti aku yang bujuk mereka." Setelahnya ia langsung pergi ke atas menyusul kedua Kakaknya itu.
Sistem, mereka ada di mana? Batinnya bertanya kepada sistemnya.
"Ada di kamar anda, sedang menunggu anda tuan." Ujar sistem seadanya. Nilya segera menuju kamarnya dengan misuh-misuh sedikit. Kenapa juga mereka pergi ke kamarnya?!
Ceklek!
Setelah memasuki kamar dapat ia lihat kedua orang itu tengah duduk di sofa dengan shirtless lagi, ia menghela nafas lalu mendekati kedua orang itu yang juga tengah menatapnya.
Nilya segera duduk di tengah-tengah mereka. "Kak." Keduanya menoleh menatap wajah Nilya yang di buat seimutnya oleh gadis itu.
"Izinin ya?" Tangannya mengelus paha Sagara, sedangkan tangannya yang satu kini tengah mengelus lembut tangan Kaezar.
Kedua lelaki itu masih diam. "Kak. Ayolah!" Rengeknya kepada kedua lelaki itu. Bodoh amat yang penting di izinin, terus dapat hadiah!
Mati-matian Sagara menahan senyuman ketika mendapat perlakuan seperti ini dari gadis imutnya itu, sedangkan Kaezar. Lelaki itu sudah tersenyum, lalu mengecup sekilas pipi gadis itu.
Nilya langsung mengalihkan seluruh pandangannya kepada Kaezar. "Kakak, izinin kan?" Ia memeluk tangan berotot lelaki itu, sembari menatap Kaezar dengan puppy eyes-nya.
"Iya, tapi selama itu. Kamu harus tidur sama Kakak. Mau?" Tanya lelaki itu memberi penawaran. Rasanya Nilya ingin mengumpat, namun ia tetap mengangguk setuju.
Cup!
"Oke, boleh." Ujar Sagara membuat Nilya menatapnya dengan senyuman. Tidak apa-apa, bodoh amat. Lagipula mereka berpikir bahwa ia hanya gadis manis yang masih polos, jadinya hahahaha.
Cup!
Cup!
"Kakak yang terbaik." Ia tersenyum manis setelah mencium keduanya.
Ah, bodoh amat dengan kedua siscom ini. Yang penting besok ia bisa pergi menyerahkan berkas lamaran.
***
Gadis cantik itu merebahkan tubuhnya ke atas kasur, tanpa mengganti pakaiannya. Ia tengah memakai rok hitam selutut yang membentuk body-nya, sedangkan atasannya ia tengah memakai kemeja putih lengan panjang yang pas pada tubuhnya tapi tidak ketat.
"Capek banget! Padahal cuma antar surat lamaran doang." Ujarnya kepada dirinya sendiri, tapi jika di ingat-ingat bagaimana tidak capek. Ia harus menunggu, karena banyaknya orang-orang yang juga melamar pekerjaan di perusahaan itu.
Ya, tentunya. Perusahaan Papinya itu adalah salah satu yang terbaik di kota ini. Di tambah dengan Papinya yang masuk dalam jejeran orang kaya di negara ini, jadinya tidak perlu heran lagi.
"Harus semangat Nil! Demi bisa hidup mandiri!" Ya, Nilya memang selalu ingin hidup sendiri saat kehidupannya yang sebelumnya.
Ia menatap ke sandaran kasur di depannya, saat ini gadis itu sedang tidur telungkup. Ia menopang dagunya.
"Mana muka orang-orang yang ngelamar kerja judes-judes lagi," ia ngeri sendiri membayangkan tatapan mereka yang mengarah kepadanya, kebanyakan yang melamar kerja adalah perempuan. "Mereka keknya ngefans banget sama Kakak-kakak ganteng gue deh, tadi aja pas ngomongin Kaezar sama Sagara langsung berubah itu muka judes."
Ia mengingat hal itu membuatnya terkekeh. "Gimana ya kalo gue minta anterin Kak Kai atau Kak Saga ke kantor. Beuhh, pasti langsung heboh, wkwk!"
Ia kemudian mengambil ponselnya untuk membuka apapun yang bisa ia buka, ia membuka galeri ponselnya, dimana di situ masih ada fotonya dengan si Sugar Daddy.
"Anjir, ganteng banget ya kalo di lihat-lihat lagi." Komentarnya sembari menatap wajah tampan lelaki itu. "Mana hot banget lagi keliatannya."
Ceklek!
Seseorang masuk ke dalam kamarnya, sembari memandang gadis itu yang tengah berada di tempat tidurnya.
"Ah, udahlah. Kan udah jadi masa lalu juga." Ujarnya lalu mematikan ponselnya dan menaruh ponsel itu di atas nakas dengan sedikit mengubah posisinya.
Ugh!
"Sialan! Seksi banget." Lelaki itu berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdetak tak karuan, ia berjalan ke arah gadis itu yang sudah tidur seperti tadi.
Tangannya memegang pinggang ramping gadis itu, lalu segera membaringkan tubuhnya di samping gadis itu.
Nilya menatap orang di sampingnya dengan pandangan terkejut, tapi setelahnya ia tersenyum manis dan segera memeluk tubuh lelaki itu yang terbalut kemeja.
"Kak, aku mau cerita deh!" Ujar gadis itu dengan semangat kepada lelaki di sampingnya, Kaezar.
"Cerita apa?" Tanyanya sembari menopang kepalanya menggunakan tangan, agar lebih leluasa menatap wajah cantik gadisnya ini.
"Tadi tuh, di kantornya Papi. Orang-orang pada banyak banget ngelamarnya." Kaezar terus saja mendengar ocehan dari adiknya ini, sembari mengelus lembut rambut gadis ini, setelahnya beralih ke pipi lembutnya. "Terus kan ya, mereka itu natap aku kayak mau makan aku Kak, padahal aku natap mereka biasa aja tuh." Ujarnya yang hanya di jawab anggukan kecil dari lelaki itu.
"Nanti kalo mereka natap gitu lagi, langsung tatap tajam balik—"
"Kayak tatapannya Kakak? Ups!" Ia menutup mulutnya ketika tidak sengaja keceplosan. Setelahnya ia menyengir lucu membuat Kaezar langsung saja menciumi pipi berisi itu.
"Iya. Jangan kamu tatap pake muka imut kamu ini." Ia semakin merengkuh tubuh mungil ini. Sedangkan Nilya hanya terkekeh sembari mencoba untuk tidur di pelukan lelaki itu, ia tidak akan bisa berbohong bahwa ia nyaman berada di pelukan cogan seperti ini.
"Kakak aku mau tidur." Ia juga lelah dengan hari ini, jadinya lebih baik ia tidur dengan nyenyak di pelukan lelaki ini.
"Hm, tidur aja." Lelaki itu mengelus lembut rambutnya, lalu beralih ke punggungnya.
***
Next? 20 vote.
This Part Ends On:
Kamis, 13 April 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed With You [Pre-Ending]
FantastikGimana rasanya, jika kalian yang sedang melamun di kamar dan baru satu detik memejamkan mata, langsung tersadar di tempat yang berbeda, yang jelas-jelas bukan kamar kalian?! *** "Baby, kenapa ngelamun, hm?" Lizzie Swansea. Gadis itu menatap was-was...