Mungkin orang yang melihat kehidupan seorang jung jaehyun yang bergelimang harta yang tak akan habis sampai tujuh turunan pun akan merasa iri, siapa yang tidak mau hidup bergelimang harta?
Tapi berbeda dengan jaehyun yang merasakan nya, sebagai anak satu²nya, ia dituntut selalu sempurna.
Dari kecil ia tak pernah mendapat kasih sayang penuh orang tua nya, masa kecil nya hanya di temani oleh buku² yang harus ia baca setiap harinya, Tidak ada bermain di luar seperti anak lain.Sampai remaja pun ia harus melakukan hal tersebut, di saat remaja lain seusia nya menjalin hubungan atau lebih dikenal dengan 'pacaran', berbeda dengan dirinya yang harus terus menuntut ilmu agar memenuhi kepuasan hati orang tua nya.
Mungkin sebagian dari orang diluar sana tidak akan sanggup menjalani semua ini kan? Berbeda dengan jaehyun yang sudah terbiasa.
tok...tok..tok...
"Ya silahkan masuk"
"Kau sudah tidur nak?" dari balik pintu terlihat wanita paruh baya berjalan kearah nya.
"Sepertinya yang kau lihat" balas nya seadanya
Mendengar balasan singkat dari putra nya wanita paruh baya itu hanya bisa menghela nafas pelan, mungkin memang salah nya yang membuat anak nya jadi seperti ini, wanita itu berjalan pelan kearah putranya, sesampainya disamping putranya,
Wanita itu menatap kearah putranya nya Sembari terus mengusap pelan pundak kokoh putranya"Ini sudah malam jaehyun~, waktu nya istirahat, lanjutkan pekerjaan mu besok lagi ya" ucap nya di barengi senyum tulus dari wajah nya
Tanpa menjawab jaehyun bangkit dari kursi kerja nya dan berjalan menuju ranjang yang berada tak jauh dari meja kerja nya.
"Aku akan istirahat kau boleh keluar bu" tanpa menatap kearah sang ibu jaehyun menutup dirinya dengan selimut tak lama terdengar suara pintu tertutup
Sebegitu canggung nya hubungan jaehyun dengan kedua orang tua nya, karena dari awal kedua orang tua nya di si bukan oleh pekerjaan saat mereka pulang jaehyun kecil sudah tertidur di kamarnya, sekarang pun saat jaehyun sudah dewasa dan orang tua nya sudah berhenti bekerja atau bisa di bilang pensiun mereka tetap tidak bisa bercengkrama layak nya keluarga, karena jaehyun yang sekarang tidak ada waktu karena seluruh pekerjaan orang tua nya dahulu ia yang menghandle, selain alasan itu, saat berkumpul pun akan membahas apa? pekerjaan?, sesekali ayah nya akan membahas masalah pernikahan jaehyun, itu membuatnya jengah dan berakhir ia tak pernah ikut bergabung ketika kedua nya tengah berbincang.
'Kapan aku bisa merasakan kehangatan keluarga yang sesungguhnya nya, jika bisa memilih, lebih baik hidup sederhana dengan kehangatan keluarga dari pada hidup bergelimang harta, tapi tak pernah merasakan kehangatan keluarga'
Ya jaehyun hanya manusia biasa yang memiliki keinginan, semua orang berhak bukan memiliki keinginan?
Tak ingin ambil pusing jaehyun menutup matanya nya, jujur saja dia lelah karena besok harus melakukan hal monoton semenjak beberapa tahun silam."Terimakasih paman"
"Ya terimakasih juga atas kerja keras mu"
Setelah itu pria manis itu hanya menangguk dan pergi meninggalkan tempat tersebut, tujuan nya sekarang adalah ke rumah nya karena sungguh bekerja sangat melelahkan.
Sambil bersenandung ia berjalan riang menyusuri jalan.
Sesampainya dirumah ia langsung membersihkan diri lalu bergegas naik keatas ranjang nya.
"Huftt.... Hari yang melelahkan, tapi hasilnya tak mengecewakan hihi"
Kini ia menatap lurus kedepan ada figura dimana terletak wajah pria manis lainya yang tak lain adalah ibunya, yang rela menukar nyawa agar dirinya bisa merasakan dunia.
"Ibu terimakasih sudah mau melahirkan yongie, maaf kan yongie karena yongie ibu tak bisa melanjutkan hidup bahagia ibu bersama papa
Bu yongie ingin sekali merasakan kasih sayang ibu dan papa, tapi sepertinya papa sangat membenci ku ya? Hiks.... Hiks.... Yongie juga tak ingin lahir di dunia ini jika harus bertukar nyawa dengan ibu, yongie tak tau tiba² sudah ada di dunia lalu ibu pergi dan papa membenci ku, tapi bukan berarti yongie menyesal lahir dari rahim ibu, yongie senang, lebih senang lagi jika ibu masih ada"
Setelah mengutarakan isi hatinya pria manis tersebut menutup matanya untuk mengistirahatkan dirinya
'selamat malam ibu, papa'
Matahari masuk melalui celah jendela menampilkan jaehyun yang sudah rapih dengan setelan formal nya tanda ia sudah siap berangkat bekerja.
Perlahan ia menuruni tangga, ia sengaja bangun lebih pagi agar ia tak perlu sarapan bersama keluarga nya.
Tak munafik jaehyun memang ingin sarapan bersama keluarga nya layaknya keluarga lain, tapi ia tau jika ia sudah duduk di meja makan tersebut ayah nya akan selalu membahas hal yang sama setiap harinya.
"Jaehyun kau sudah mau berangkat?, Ayo sarapan dulu sebelum berangkat ibu sudah memasak banyak."
Wanita yang sama dengan yang semalam atau kita sebut aja ibunya jaehyun, dengan senyum yang terulas tulus di wajah nya ia menarik jaehyun untuk duduk di meja makan yang sudah ada ayah nya disana.
Hah..., apakah ini hari sialnya yang kesekian?
Sarapan itu berjalan seperti layak nya biasa, hanya ada suara alat makan yang berdenting dan sesekali pertanyaan² ringan yang diberikan jaehyun tak masalah dengan itu namun yang satu ini sangat menyebalkan.
"Apa kau tak berniat mencari kekasih? Bukan kah banyak wanita diluar sana yang sudah menanti mu jung? Kau tunggu apalagi kencani salah satunya lalu menikah dan berikan ayah cucu, umur ku sudah tak muda lagi berhenti lah terlalu fokus pada pekerjaan mu, atau ayah akan menjodohkan mu saja agar cepat" Ucap ayahnya dengan ringan.
"Hah... Ini menjengkelkan berapa kali harus aku jelaskan, huftt.... Pertama semua tak semudah yang kau katakan, Kedua memang nya yang membuat ku sibuk dengan perkerjaan siapa? Lagi pula aku lebih senang menyelesaikan pekerjaan ku dari pada menghabiskan waktu menjalin kasih, ketiga aku ingin benar² dalam keadaan siap jika berumah tangga, agar bisa membagi waktu ku anatar pekerjaan dan keluarga dan akan ku pastikan anak ku kelak tidak kekurangan ' kasih sayang dan perhatian' dari kedua orang tua ny"
Jaehyun sengaja menekan dikata 'kasih sayang dan perhatian' ya niatnya hanya agar orang tua nya mengertiJaehyun beranjak dari meja makan dan hendak berjalan kearah pintu
"Ah ya dan satu lagi 'aku tak menyukai wanita' aku gay, dan laki-laki mana yang bisa hamil? Akan kunikahi dia jika kau berhasil menemukan nya" sebenarnya ia hanya asal bicara dan mana mungkin ada lelaki yang bisa hamil kan? Male pregnant itu hanya mitos, ia merasa aman sekarang.
"Baik ku pengang ucapan mu jung, jika ayah mu ini berhasil menemukan seorang pria yang bisa hamil kau akan menikahinya bukan begitu?"
"Ya" ucap nya singkat lalu pergi meninggalkan kedua orang tua nya
'Cih carilah sampai ujung dunia, tidak akan ada seorang laki² bisa hamil, itu hanya mitos'
Vote+ komen juseyoo~
Hello vivi disiniiiii, bisa dibilang ini first book aku Jadi kalo masih banyak kekurangan dan typo mohon dimaklumiಥ⌣ಥ, disclaimer cerita ini murni pemikiran aku sendiri jadi maaf kalo aneh dan agak diluar nalar, intinya ini hanya fiksi jangan di bawa kedua nyata ya see you bye bye, oh iya vote komen nya jangan ketinggalannnn
KAMU SEDANG MEMBACA
Life | jaeyong
Randomjung jaehyun yang 'gay' didesak kedua orang tua nya agar segera menikah dan memiliki anak, bagaimana itu bisa terjadi? jika jaehyun saja tidak memiliki ketertarikan pada wanita, dan laki laki mana yang memiliki rahim dan siap menampung benih nya lee...