[Name] berjalan kearah tempat pembuangan sampah, ia kemudian melempar sekantung plastik isi pecahan mangkuk itu.
Kruuyuukkk
[Name] mengelus perutnya, lapar, haus, tangannya sakit, sedih, marah, semua tercampur aduk rata. [Name] menatap tangannya yang melepuh.
"Aku..., lapar," gumam [Name] menahan tangis, badannya bergetar menahan air mata yang terjatuh.
Ia mengusap kasar matanya menggunakan tangannya sebelah, kemudian berjalan kearah taman dekat rumahnya.
Ia mendudukkan dirinya dirumput, netranya menatap kearah langit yang bertaburan bintang-bintang dengan bulan yang terang benderang.
"[Name]! Ayo makan terlebih dahulu, latihannya ditunda dulu, nanti perutmu sakit,"
"Oke Karin-san!"
"[Name], berhentilah mengganggumu dan selesaikan misimu."
"Udah selesai kok!"
"Berhentilah menghabiskan uangku!"
"Kamu kan bukannya habis gajian?"
Air mata mulai menetes tanpa diminta, ia meringkuk dan menyembunyikan kepalanya.
".... Mau kerumah, mau pulang..."
Sasuke berjalan kearahnya, ia kemudian mendudukkan dirinya disamping [Name] sembari menepuk kepala [Name].
Pria itu kemudian memeluk sang anak dengan erat, ia memejamkan matanya dan mengelus punggungnya.
[Name] terdiam sejenak kemudian membalas pelukannya. Ia menyembunyikan kepalanya dibahu lebar Sasuke.
"Uuhh...., jangan melihatku dengan tatapan menyedihkan seperti itu," ucap [Name] dengan suara seraknya, Sasuke menggeleng pelan.
"Tidak, aku tidak melihatnya, jadi menangislah sepuasmu [Name]. Ayah ada disini, selalu disini." balas Sasuke lembut sembari mengecup kening [Name].
Tangisan [Name] semakin kencang, ia meluapkan semua emosinya, bahkan kalau boleh berteriak, [Name] lelah.
Benar-benar lelah! Ia capek, dirinya juga manusia! Tapi kenapa semua orang menganggapnya sepele? Kenapa semua orang menganggapnya sebagai boneka?
Kenapa?!
"A-aku lelah! Aku mau beristirahat! A-aku hiks..." [Name] berucap gagap, ia mengusap air matanya dengan kedua tangannya.
"Huaaa!! Ayahh! Hatiku sakit setiap kali kalian berjalan bersama, aku juga keluarga kalian tapi kenapa kalian tidak pernah menganggapku?" tangis [Name].
Sasuke menatapnya lekat-lekat, mulutnya seketika tidak bisa berkata-kata. Dadanya terasa sangat sesak ketika [Name] meluapkan isi hatinya.
"A-aku cuma ingin beristirahat dengan nyaman, tapi kenapa selalu ada saja gangguannya?! Aku..., aku manusia!" pekik [Name] tanpa sadar.
"Aku juga mau rasanya pulang kerumah dan disambut dengan senyuman yang hangat, bukan senyuman palsu! A-aku hiks..."
"Aku juga mau rasanya dibanggakan oleh kalian, aku sudah berusaha sekeras-kerasnya agar aku bisa dibanggakan oleh kalian. Tapi kenapa kalian selalu-- hiks"
[Name] menjambak rambutnya frustasi, netranya berubah menjadi manik merah berpola. Fisik dan batinnya benar-benar lelah.
Dirinya pikir, kalau sudah bereinkarnasi menjadi orang lain, masalahnya akan selesai. Tapi nyatanya tidak...
"PULANGG! AAAAAAAA BENCI BENCI BENCI BENCI BENCI BENCI BENCI BENCI! AKU BENCI SEMUANYA AKU BERHARAP AKU TIDAK PERNAH DILAHIRKAN DIDUNIA INII!!!" teriak [Name] frustasi.
Sasuke menatap sang anak terkejut, ia memeluknya erat dan memejamkan matanya. "Jangan.... Jangan berkata seperti itu,, aku mohon,, aku mohon jangan berkata seperti itu..."
"Maaf, maaf karna kau lahir dari keluarga yang salah. Maaf, maaf karna aku tidak becus menjadi Ayah," gumam Sasuke bergetar menahan tangis.
Untuk pertama kalinya, Sasuke menangis didepan sang anak, hatinya sesak ketika anaknya mengeluarkan isi hatinya.
"Aku salah..., kenapa aku harus lahir didunia ini, harusnya Sarada saja yang lahir. Sarada itu Putri tunggal Sasuke dan Sakura, tapi kenapa aku harus lahir."
"Jangan berkata seperti itu," gumam Sasuke.
Tbc...
Nih, double up, seneng kan lo
pada?Seneng dong :)
Singkat ya? Iya kaya umurnya Nanami ngeajahahah
//kabur
KAMU SEDANG MEMBACA
UCHIHA PRIK Boruto: Naruto Next Generation (✔)
RandomBereinkarnasi? Bukankah itu hal yang menarik? Tapi apa jadinya jika kau bereinkarnasi menjadi Uchiha terakhir? Maksudku... Kembaran dari Sarada Uchiha... Menarik bukan? "Astagfirullah, gue masih sayang nyawa tapi kenapa malah dimasukin ke akadem...