01.05

278 33 0
                                    

Osamu sebenarnya masih tidak yakin pada dirinya sendiri. Dirinya khawatir jika dia membuat masalah di hubungan ini, hal itu karena suna adalah orang pertama yang menjalani hubungan pacaran dengannya. Tapi Osamu membuang semua kecemasannya dan berusaha untuk menjadi kekasih yang baik.

Satu perubahan yang dirasakan ketika mereka berpacaran adalah Osamu yang tidak bisa jauh dari suna. Seperti sekarang, dia mengelilingi sekolah mencari keberadaan kekasihnya. Handphone suna tidak bisa dinyalakan, membutnya rindu saja.

Osamu berkacak pinggang "dimana sih?!" Gerutunya. "Kenapa Sam?" Seorang wanita menjawab, mari namanya.

"Gue nyari suna, Lo ada ngeliat?" Mari mengangguk, "ga liat sih, cuma gue tau kalau istirahat dia suka di belakang gedung 3 sama temen temen dia."

"Gedung 3? Makasih mari." Osamu meninggalkan mari dan menuju ke arah gedung tiga. Gedung yang berada di ujung tanah sekolah, dibelakang kantin tepatnya.

Dia sampai ditujuannya tapi langkahnya berhenti. Didepannya, terlihat jelas kepulan asap yang sangat dia benci. Asap rokok. Osamu berdecih, berniat berbalik tapi dia merindukan kekasihnya.

"Gue teriak aja gitu dari sini?" Monolognya, melihat sekeliling yang ramai membuat dia sedikit ragu.

Tetapi, dari pada menghirup asap itu, lebih baik menjadi perhatian semua orang. Dia bukan kenma.

Osamu menarik nafas, "SUNA!!"

Suna yang tengah menghisap rokoknya mengintip, tersenyum tipis ketika mengetahui Osamu yang mencarinya. Dia bangkit dan melempar rokok di tangannya, merapihkan seragam dan rambutnya.

"Udah keren kok sun, hahaha." Ejek pria disebelahnya, menatap mengejek. Suna menatap sinis, "bacot."

Osamu tersenyum ketika melihat suna keluar dari  belakang tembok itu, menghampirinya dengan senyuman lebar. "Kenapa sayang? Kamu kangen ya?" Goda suna. "Iya!" Suna terkejut mendapatkan jawaban dari Osamu, gila, blakblakan banget Lo Sam?

Tangan suna mencubit pipi Osamu gemas "lucu banget sih bilang kangen. Ya udah, sini peluk." Suna merentangkan tangannya dan yang lebih mengagetkan Osamu menerimanya.

Tangan suna bergerak mengelus surai lembut Osamu, menatap penuh heran kepada kekasihnya "kamu kok berubah banget sih? Biasanya juga malu malu?" Osamu mendongak, memberikan tatapan lucu kepada suna "ga boleh, manja ke pacar sendiri?" Tanya Osamu dan mendapatkan gelengan dari suna.

"Udah makan belum?" Osamu menggeleng "ya udah, ayo beli jajanan!" Osamu mengangguk, tersenyum hangat ke arah suna.

Sedangkan dari arah kantin atsumu maupun kenma menatap tidak percaya ke arah Osamu dan suna. Mereka saling memberikan tatapan terkejut.

_____

Osamu mengigit puncak onigiri miliknya yang dibelikan suna. Sedangkan suna hanya memandangi kekasihnya dengan seksama, dirinya bertanya tanya mengapa kekasihnya begitu menggemaskan.

Osamu melirik ke arah suna 'dia kok ga makan juga? Apa gue tawar-' Osamu terperanjat terkejut dan langsung menatap suna lalu mengarahkan onigiri ke mulut suna, "kenapa Sam? Ga mau?" Tanya suna, dirinya terkejut Osamu memberikan gerakan secara tiba tiba.

Osamu menelan ludahnya kasar "aaa~" tangannya semakin mendekatkan ke arah suna, suna yang langsung paham tersenyum tipis dan membuka mulutnya.

Nyam.

Suna mengunyahnya dan tangannya bergerak mengelus puncak kepala Osamu, sebagai balasan suapan tadi. "Makasih, sayang." Osamu mengalih tatapannya dan memakan kembali onigirnya. Rasanya mukanya begitu panas, seperti saat di depan rumah suna dulu.

"Lagi dong, sayang," Minta suna, Osamu memberikan gelengan cepet. "Kenapa? Onigirnya jadi lebih enak kalau kamu suapin." Goda suna membuat Osamu semakin mengalihkan pandangannya "malu suna, sekali aja!"

"Kok suna sih, sayang dong kan kita udah pacaran." Osamu menatap horor ke arah suna, "yang lain selain sayang." Tolak Osamu tegas.

Suna tampak berpikir, "kalau gitu, kamu kasih aku panggilan sayang dong." Osamu mengernyit "panggilan sayang?" Tanyanya. "Iya, kaya bubup, ayang, pake nama, atau pake hewan lucu."

Osamu tidak tahu lagi, berapa banyak yang harus dia pelajari dalam hubungan ini. Dari panggilan sayang saja sepertinya sudah banyak cabang jika dibuat peta konsep.

alay banget ga sih?

"Pake nama aja, boleh?" Tanyanya, takut takut membuat suna marah. Suna mengangguk, "apa?"

Osamu berpikir sejenak, '...suna rintaro, suna? Udah biasa, rintaro? Kepanjangan, taro? Kek produk aja, rin? Kaya cewe tapi ini paling begus dari yang lain..'

"Rin."

Alis suna terangkat, bibirnya tersenyum simpul "boleh boleh, lucu banget mbul kasih namanya!"

"Mbul?"

Suna memainkan pipi Osamu, "iya, soalnya pipi kamu gembul jadi aku panggil embul. Hahaha."

Osamu terpana. Pada senyum suna. Kini dirinya benar benar jatuh cinta pada sosok di hadapannya. Dia harap, sosok ini hanya diciptakan untuk dirinya.

_____

Osamu mencuci tangannya lalu mengeringkannya menggunakan tisu setelahnya menghampiri suna yang terlihat sibuk dengan handphonenya.  Seolah merasakan kehadiran Osamu, suna menyimpan handphonenya kembali.

"Udah, Rin." Ucap Osamu menunjukkan tangannya. "Ya udah balik ke kelas ya, bentar lagi masuk." Perintah suna, Osamu mengangguk. Mereka mulai berjalan beriringan.

"Rin ga masuk kelas?" Tanya Osamu menatap suna, suna mengangguk "masuk kok, nganter mbul dulu baru ke kelas." Osamu mengangguk ternyata yang pacaran harus nganterin ke kelas ya.

"Oh ya, Rin," suna menatap Osamu, "nanti main ke rumah, bisa?" Tanya Osamu. Suna mengerutkan alisnya lalu mengelus kepala Osamu singkat "maaf mbul, kapan kapan gimana? Aku ada janji sama temen temen. Boleh, kan?" Suna berkeringat dingin ketika Osamu hanya diam dan tidak menjawab ucapannya.

"Iya, boleh."

Suna akhirnya bisa bernafas lega "kenapa kamu mau aku main? Mau apa emangnya??"

"Ya, mau ngenalin kamu ke saudara aku." Jawab Osamu. Langkahnya berhenti diikuti suna yang juga berhenti.

Mereka sudah sampai di depan kelas Osamu. Osamu melambaikan tangan "Duluan ya, Rin juga masuk kelas. Dadah."

Suna masih berdiam diri di tempat yang sama, dia masih mencoba mengingat ucapan Osamu. 'yakali gue langsung dikenalin ke keluarganya? Belum ada kita pacaran sebulan. Osamu ganas banget njir?!'

To be continude.

Reckless | sunaosa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang