Ara dan Fiony menatap seluruh wajah yang penuh dengan rasa ingin tahu di depan mereka.
"Aku terjatuh dan Ara membantuku" Kata Fiony gemas, dia sudah menjelaskan semuanya tetapi tampaknya otak semua orang masih terendam cuka dan tidak berfungsi.
Chika yang air matanya telah kering hanya bisa diam tetapi mata cokelatnya terpaku pada Ara sejak tadi.
Ara di sisi lain mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.
"Benar-benar gak ada apa-apa, rekaman CCTV-nya gak lengkap" Ucap Ara lemah.
Kedua alis Tn.Allan menyatu mendengar itu, meski terlihat mustahil akan tetapi dia mempercayai Ara.
Zee yang juga berada di antara mereka dan diam sejak tadi akhirnya melangkah maju dan berdiri di depan Fiony yang sedang duduk sambil menahan sakit di pergelangan kakinya.
"Ayo pulang, kaki kamu bengkak" Ajak Zee tiba-tiba.
Suasana berubah menjadi hening, bahkan helaan nafas Tn.Ben yang lemah terdengar.
Tenggorokan Fiony tercekat, meski begitu dia tetap mengangguk. Zee tersenyum kecil, karena tahu Fiony tidak dapat berjalan sendiri dia dengan rendah hati berjongkok dan memberi isyarat agar Fiony menaiki punggungnya.
Tidak ada yang menghentikan keduanya untuk berjalan pergi.
Zee menopang tubuh Fiony dengan kuat, khawatir jika sewaktu-waktu Fiony akan kembali terjatuh.
"Maaf, ini salahku" Ucap Zee tiba-tiba.
Fiony yang berada di punggungnya berdehem bingung.
"Harusnya aku-"
"Zee..." Potong Fiony cepat.
"Yaa?"
"Di masa depan jika kita bersama dan ada orang lain yang ingin masuk menjadi pengganggu, apa kamu akan tergoda?" Tanya Fiony lirih.
Suara jernih Fiony terdengar merdu ditiup oleh angin malam.
Zee yang mendengar itu menghentikan langkahnya. Jalanan panjang di depannya sedikit berkilau....
Zee menggerakkan wajahnya dan menoleh sedikit, wajahnya dengan cepat bersentuhan dengan pipi kanan Fiony yang bertengger di punggungnya.
"Zee..."
"Hmmm? Ya?"
"Hanya ada satu kesempatan, kamu tidak keberatan kan?"
Deg...
Jantung Zee berpacu dengan cepat dan tidak mengikuti ritme.
Di bawah langit malam wajah samping Fiony terlihat bercaya dengan cinta.
Zee tersenyum bodoh, dia ingin memeluk Fiony sekarang tetapi karena kaki Fiony yang sakit niat tersebut diurungkannya.
"Aku tidak punya apa-apa, tapi aku janji selama aku masih nafas aku bakal jadi apapun yang kamu mau" Janji Zee.
"Kalau aku lumpuh-"
"Aku bakal jadi kakimu" Potong Zee cepat.
Fiony tertawa mendengar itu.
"Kalau aku buta-"
"Aku akan menjadi matamu" Lagi, Zee memotong ucapan Fiony.
"Aku akan menjadi tanganmu, kakimu, dan matamu. Aku bisa jadi apapun..." Tambah Zee dengan suara lirih takut Fiony berubah pikiran.
"Aku tau..." Balas Fiony, dia sudah melihatnya.
Melihat semua yang Zee lakukan untuknya.
"Tapi aku gak bisa hamil" Fiony tersenyum kecut.
"Anak-anak di panti adalah anak kita"
Hati Fiony terasa hangat. Untuk pertama kalinya dia benar-benar merasa di cintai begitu tulus.
Zee kembali melanjutkan langkahnya, diam-diam keduanya tersenyum kecil.
•••
Ara menarik tubuh Chika agat menjauh dari seluruh anggota keluarganya. Saat ini dikepalanya tertulis banyak kalimat menenangkan untuk Chika.
Chika yang perasaannya masih mengambang dengan emosi yang tidak jelas memeluk dirinya sendiri ketika sudah berada di balkon rumah.
Pesta mereka yang tadi meriah telah berakhir dan hanya meninggalkan aroma.
Pandangan Chika tertuju jauh ke depan, ketika merasakan pelukan Ara di pinggangnya hatinya berubah lembut. Dia menyerah....
Ara adalah satu-satunya hal yang tidak dapat dia abaikan.
"Jelaskan!" Perintah Chika.
Meskipun tadi dia telah menjelaskan semuanya dan bahkan di bantu oleh Fiony, akan tetapi Ara tetap mengulang kembali dan menceritakan segalanya.
"Lalu rekaman itu?"
Ara menggeleng kecil, wajahnya yang sayu menghirup leher tengkuk Chika dengan kuat.
Chika sedikit merasa geli ketika bibir Ara menciumnya dari arah belakang.
"Itu pasti disabotase, aku khawatir ke Fiony tetapi tidak sampai menciumnya"
"Maksud kamu paman Harres melakukan itu?"
Ara tidak langsung menjawab, tetapi pelukannya di pinggang ramping Chika semakin erat dan tegang.
"Aaron..." Lirih Ara tiba-tiba.
Tubuh Ara terkesiap, pelukannya terlepas dan wajahnya berubah pias.
Chika yang merasakan perubahan itu berbalik.
"Ada apa?"
"Aaron dimana" Tanya Ara.
"Tadi...di paman Harres kan"
"Sialan!"
Ara tiba-tiba berlari masuk, matanya yang jernih menatap sekeliling.
"AARON..."
"AARON..."
Suara teriakan dan panggilan Ara mengangguk semua orang, Chika yang sejak tadi mengikutinya sedikit bingung.
"Kenapa?" Tanya Gracia yang baru saja tiba.
"Cepat cari Aaron dan paman Harres!"
Meski sedikit bingung tetapi semua orang menuruti perintah Ara.
"Ara ada apa?"
Mata Ara bergerak tidak jelas dan wajahnya berubah panik.
"Ini tidak bagus Chik! Paman Harres dia-"
"ARA! CHIKA!"
Sebuah teriakan yang tiba-tiba dan keras bergema dari arah luar rumah dan detik berikutnya Zee dengan bajunya yang penuh darah berjalan masuk.
"Paman Harres dia...."
•••
Detik-detik menuju ending...
Author ada cerita baru judulnya Hidden marriage : my little wife.
Tapi bingung ini gxg atau bxg (chika×ara atau aran×chika)
Sinopsis :
Aran/Ara adalah seorang CEO dari perusahaan terkenal dan sedikit tertutup, tidak banyak yang tahu tentang kehidupannya setelah kematian orangtua dan saudaranya. Ada rumor yang beredar jika kematian keluarganya disebabkan oleh Aran/Ara yang memiliki bintang sial.
Chika, wanita muda yang berbakat dan hidup harmonis dengan keluarganya harus terperangkap dengan seorang CEO yang penuh dengan aura gelap.
Jadi bagusnya Aran atau Ara???
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Home (ChikaxAra)
FanfictionSupaya nyambung dengan ceritanya baca dulu Sugar Mommy (ChikaxAra)