Markas Torcelli.
Bianca berjalan dengan langkah tegas. Ekspresinya tampak buruk dan menakutkan, seakan-akan dia sedang berjalan di medan perang dengan membawa pedang dan siap menebas kepala siapapun yang berani menghalangi jalannya.
Omero yang sedang berdiri di depan pintu sebuah ruangan tertutup seperti sudah menunggunya dan saat Bianca semakin mendekat, dia berjalan maju dan menghentikannya.
"Nona Bianca!"
"Minggir!"
Bianca memelototinya dengan tajam.
Tapi siapa Omero?
Dia hanya akan mematuhi satu orang. Bahkan jika dia harus berdiri melawan dewa demi tuannya, dia tidak takut.
Melihat Omero tetap kokoh berdiri didepannya, kemarahan Bianca semakin membara.
Dia berteriak marah. "Apa kau bodoh? Aku perintahkan kau minggir sekarang! Dasar sampah tidak berguna!"
"Maaf nona, anda tidak bisa masuk." Ucap Omero yang sama sekali tidak goyah.
"Siapa kau disini? Hanya orang rendahan. Berani melarang ku! Aku putri Torcelli, pewaris yang sah. Tempat ini adalah milikku! Apa kau bosan hidup?"
Bianca dengan kesombongannya berteriak marah tanpa peduli.
Dia melambaikan tangannya, dan para pengawal yang ikut mendampingi di belakangnya akan bergerak maju sesuai perintah.
Melihat situasi menjadi berbahaya, Omero dan orang-orangnya juga sudah bersiap untuk memberikan perlawanan.
Namun, belum sampai pertumpahan darah terjadi, pintu tertutup yang sedang di jaga oleh Omero tiba-tiba saja terbuka dan sosok Rocco Torcelli keluar.
Dia berdiri di depan pintu dan memperhatikan keramaian di sekelilingnya dengan bosan.
"Begitu berisik!" Ucapnya. "Apa yang terjadi?"
"Kakak!"
Bianca memanggil saat sosok cantiknya berjalan keluar dengan anggun dan berani dari balik sekumpulan orang.
"Kau disini." ucap Rocco seperti terkejut, namun, ekspresinya jelas menyatakan sebaliknya.
"Dimana K?" Bianca langsung ke intinya. Tatapannya ganas.
Rocco memasukkan kedua tangan ke saku celananya. Dia berdiri dengan santai berhadapan dengan adiknya.
"Mana aku tau. Kau yang kekasihnya, mengapa bertanya padaku?"
"BOHONG!" teriak keras Bianca.
Dia dan K hanya berpisah setelah selesai berdansa di pesta malam itu, dan setelahnya dia tidak menemukannya lagi.
Pria itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Bahkan barang-barang di kamarnya, meski masih berada di tempat yang sama, namun dia yakin dengan jelas seseorang sudah menyentuhnya.
Pasti ada sesuatu yang dicari dan telah di temukan disana.
Sial.
Dia hanya lengah karena harus berurusan dengan pria gila seperti Mr.Khiel, dan dia malah kehilangan prianya.
Mengepalkan erat kedua tangannya, dia bertanya lagi, "Katakan padaku sekarang dimana dia? K tidak akan menghilang begitu saja dariku, itu pasti perbuatanmu!"
"Mengapa aku harus melakukannya?"
"Kau jelas tau betapa pentingnya dia untukku dan Torcelli. Kau tidak pernah menyukainya karena dia adalah penghalang terbesarmu untuk melawanku. Hehe, kak, mengapa kau harus terobsesi pada sesuatu yang bukan milikmu. Memalukan! Seharusnya kau sadar diri siapa kau disini dan siapa aku? Aku adalah pewaris Torcelli yang sah. Bukanlah anak haram sepertimu yang lahir dari orang rendahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (ONGOING)
FanfictionBagi yang suka romansa penuh drama, yuk silahkan mampir di cerita ini. --- Tepat dihari pernikahan, saudaranya menghilang tanpa kabar. Karena tidak ingin pernikahan ini dibatalkan demi keuntungan bisnis, ayahnya memaksa Kim Soeun agar menjadi penga...