Octagon 3 - 53 : Buntu Berujung Keputusan

232 35 31
                                    

Dengan berlari, Hongjoong mengabaikan Yunho yang berteriak di belakangnya. Langsung melesat setelah pertemuan berakhir. Di mana Yunho sendiri langsung bergegas menaiki sepeda, untuk mengejar Hongjoong semampu yang dirinya bisa.

Sedangkan Yeosang dan Younghoon, masih dalam kebingungan mereka, pun meninggalkan orang tua untuk menyusul. Masing-masing dari mereka juga langsung menggunakan sepeda, di saat Hongjoong tak terpikirkan sama sekali.

Karena Hongjoong harus langsung tiba.

Karena Hongjoong harus langsung menyusulnya.

Secepat kilat, Hongjoong berlari. Kakinya memang tak sepanjang yang lainnya, tetapi dirinya lincah, larinya sangat kencang.

Beruntung, Hongjoong sudah langsung menemukan sosok yang butuh ditemuinya, berdiri di ujung jembatan. Selagi Hongjoong pun, dalam langkah larinya, merogoh saku celana dan mengeluarkan ponselnya.

Jam sembilan lewat.

Dongwook telah menghubungi.

Dongwook telah menghubunginya lewat nomor yang tak dirinya ketahui.

Segera saja, Hongjoong menurunkan ponselnya ke bawah, untuk mencapai Juyeon yang terlihat panik, juga mendekat padanya. Berhasil membuat orang-orang di dalam rumah, yang juga menunggu sama seperti Juyeon, ikut keluar.

Adanya empat orang tersebut mengartikan bahwa pertemuan telah selesai.

Hongjoong langsung mencapai Juyeon saat sampai, menarik tangannya sambil berucap tergesa kemudian. "Kita butuh supir, bukan anak Ovu!"

"Gue." Langsung saja, tanpa berpikir sama sekali, San langsung keluar dari area jembatan, untuk mencapai dataran di mana Hongjoong dan Juyeon berada, pun ketiga lainnya yang menggunakan sepeda sampai. "Gue. Gue ada mobil."

Hongjoong melihat ke arah San.

Selagi Yunho, menarik lengan Hongjoong dari belakang, untuk membuatnya menatapnya—tepat setelah membuang sepeda. "Kenapa gak boleh anak Ovu?"

"Jaga-jaga." Hongjoong berucap lalu kembali pada San.

Ikut bicara, Yeosang yang menaruh sepeda dalam keadaan berdiri, terdengar, "aku ikut juga kalau gitu."

San, Juyeon juga Hongjoong langsung melihat ke arahnya.

Sedangkan Yeosang mencoba mencari pembelaan. "Ini tentang kakaknya Juyeon, 'kan? Kalau misal Hongjoong dan Juyeon harus keluar, apa aman kalau San sendirian?"

Dengan cepat, Jongho mengambil langkah maju. "Jangan. Gue aja."

Seluruhnya melihat.

Yeosang pun demikian, tetapi, itu pertama kalinya, dirinya membalas sesuai dengan apa yang ada di pikirannya. "Kita perlu driver cadangan."

Sekilas Jongho melirik Hongjoong, yang sedikit mendecih dalam seringai padanya. "Siapa bilang gue gak bisa ngendarain mobil, Kak?"

"Bisa?" Yunho dengan cepat memastikan—melupakan masalah menggantung diantara mereka. "Ini butuh cepat. Kalau bukan anak Ovu yahg harus pergi—"

"Gue aja." Jongho mengangguk, melanjutkan dengan memotong, lalu melirik ke arah San. "Di mana kunci mobil lo, Kak? Gue ambilin."

"Di bawah." San menjawab cepat, merasa panik tetapi mencoba menyembunyikannya untuk melihat ke arah Hongjoong, bersama dengan Jongho melesat pergi. "Kita pergi ke mana? Kita harus pergi ke mana?"

Sedangkan di jembatan tersisa, Seonghwa, Mingi dan Wooyoung hanya diam, cemas dan khawatir, tak tahu harus bagaimana.

Hongjoong menjilat bibir bawahnya, melihat ke arah ponselnya lalu meringis. "Kota Regen."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang