Chap 11

36 44 26
                                    

Hari yang teramat sial di pagi ini bagi Naya, sudah kepergok Nathan dan Bu Melda, juga menabrak Saka si waketos, kini Naya telat memasuki kelas dan berakhir kena hukuman membersihkan toilet saat pulang sekolah nanti.

Poor Naya!

"Sial banget lo Nay, jadi kasian gw" ujar Rena.

"Diem deh, aku lagi kesel!" Ketusnya, Naya kini melanjutkan menulis pelajaran Biologi di buku tulisnya, mencoba mengabaikan Rena yang sedari tadi berceloteh ria.

"Ah gak asik lo!" Rena mempoutkan bibirnya dan menelungkupkan kepalanya diatas meja. Sepertinya gadis itu akan melewatkan tugas menulisnya dengan tertidur sejenak.

"Pssttt Nay! Psstt!" Desis seseorang yang berada di belakang bangku Naya, dan mengetuk-ngetuk bahu Naya dengan pulpennya.

"Haishh apasi!" Geramnya lalu berbalik dengan wajah merah menahan kesal.

"E-eh santai napa, gw cuma mau minjem buku Kimia lo! Mau nyontek hehe, boleh kan?" Ucapnya dengan gerlingan mata genit.

"Gak ada! Ale nugas sendiri aja!" Ketusnya lalu membalikkan badannya kembali.

Namun Ale tak tinggal diam, ia berdiri dari kursinya dan menghampiri bangku Naya.

"Ayolah Nay! Gw belum ngerjain tugas Kimia satupun" ucapnya dengan tampang memelas, namun naya mengacuhkannya.

"Gw traktir lo makan deh di kantin nanti" bujuknya, namun Naya hanya diam.

"Bakso super pedes plus es teh" bujuknya lagi, namun lagi-lagi Naya mengacuhkannya.

"Bakso super pedes, es teh manis, cimol plus es krim tiga rasa! Ayolah...lo harus mau" Ale kini menggoyangkan lengan Naya yang sedang menulis, hingga Naya berbalik dan menatap Ale garang.

"Traktir selama tiga hari!" Bujuk Ale lagi.

"DEAL!" pekik Naya, kapan lagi bisa di traktir makan selama tiga hari. Lumayan, ucapnya dalam hati.

Dengan senang hati Naya mengeluarkan buku Kimia miliknya dan memberikannya pada Ale. Ale dengan senang hati menerima dan kini ia mulai mencontek tugas milik Naya pada buku Kimia yang terlihat masih kosong itu.










"Tes! Tes! Selamat siang siswa siswi SMA Biru Langit! Siang ini tepat pada pukul 13.00 akan ada sedikit penyambutan untuk kedatangan pemilik sekolah beserta anaknya. Diharapkan bagi semua murid berkumpul di lapangan sekolah dan berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing! Baik sekian, saya Laura pamit undur diri"

Suara speaker itu menggema di seluruh penjuru kelas. Naya dan Rena saling pandang dengan wajah bingungnya.

"Kenapa harus dateng siang? Gw pikir bakal dateng pagi-pagi" ujar Rena.

"Yo ndak tau, tanya aja sama rumput yang bergoyang" sahut Ana, keempat gadis itu tertawa setelahnya.

Mereka (Stella, Ana, Naya dan Rena) kini tengah berada di perpustakaan sekolah, bukan untuk membaca...mereka di ajak oleh Stella dan Ana yang tadi tiba-tiba datang ke kelas untuk membolos di perpustakaan. Hmm benar-benar murid teladan:)

"12 menit lagi jam satu siang, gw males ke lapangan, panas cuy" seru Stella, ketiga temannya hanya mengangguk membernarkan.

"Tapi gw penasaran sama anak pemilik sekolah, kira-kira menurut kalian dia cewek apa cowok?" Tanya Ana.

"Hmm sama, gw juga penasaran, tapi gw pikir bakal cewek deh, menurut lo gimana Nay?" Tanya Rena.

"Aku gak tau, mending kita liat aja langsung, dari pada nerka-nerka doang" akhirnya keempat gadis itu setuju untuk berkumpul di lapangan jam satu nanti, keempat gadis itu kini membenarkan kembali meja-meja serta kursi yang mereka pakai untuk tidur.

Semesta Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang