Octagon 3 - 54 : Detik Terakhir

247 33 67
                                    

Jam sebelas malam, kurang delapan menit.

Waktu di mana mobil itu sampai di Kantata Convention Exhibition, yang terletak di Kota Regen, berjarak sekitar dua jam dari Batavia. Sebuah arena konvensi dan pameran terbesar kedua di Khatulistiwa, yang sering dikenal juga sebagai gedung konser.

Tepatnya sampai, memasuki gerbang yang memang dibuka di depan Hall 5, sehingga mereka dengan mudah menuju tempat yang dituju.

Di sana, dalam sepinya malam di tempat terlampau luas tersebut, Juyeon dan Hongjoong, menjadi dua orang yang turun—selagi Jongho segera mengambil alih posisi Hongjoong semula untuk duduk di samping kemudi.

Segera keduanya berlari cepat untuk mencapai pintu masuk kaca, untuk memasuki area depan hall, sebelum benar-benar masuk ke dalam hall-nya.

Sudah berdiri, Dongwook seorang diri, yang melihat ke arah jam tangannya, lalu mengangguk tersenyum.

"Hebat." Dongwook berucap, usai Hongjoong dan Juyeon sampai di hadapan mereka, untuk menghadap dalam keadaan bernapas berat. "Rupanya kamu masih ingin mengambil kesempatan untuk bicara."

Juyeon tak mengatakan apapun; semua perasaan bercampur aduk.

Selagi Dongwook menurunkan arah jam tangannya, lalu melihat ke arah Hongjoong sesaat. "Kamu sudah beritahu pada Cakrananda, apa yang kamu minta?"

Dalam gerakan tegas—Hongjoong sebenarnya sulit untuk bersikap netral atas banyaknya hal yang terjadi sepanjang hari, tetapi bagaimana pun juga, dirinya harus menunjukan nilainya sebagai calon ketua—ia mengangguk.

Dongwook tersenyum mantap, dan teralih pada Cakrananda. "Jangan harap kamu bisa melakukan hal selain yang diperintahkan. Sebagai anggota, kamu seharusnya tahu itu."

Berusaha untuk menguatkan diri, Juyeon mengangguk. Walau kedua tangannya mengepal, cukup kuat.

Karena itu Dongwook mengangguk lagi, sebelum menyentuh pintu kaca di hadapannya. Dongwook membukakannya untuk Juyeon, lalu menunjuk ke arah pintu tertutup padat lainnya, untuk memasuki hall yang dimaksud.

"Lurus dan langsung masuk." ucap Dongwook, sebelum melirik sekilas pada jam tangannya kembali. "Lima belas menit."

Juyeon langsung menatap cepat pada Dongwook; tak rela.

Sedikitnya Dongwook memikirkan, kemudian membuatnya beralih pada Hongjoong, dan menaikan satu alisnya.

Jelas Hongjoong tersentak, walau hanya sedetik, karena selanjutnya bersikap kembali. Hongjoong terdiam menahan napasnya, sebelum melihat ke arah ponselnya yang dia rogoh, untuk melihat waktu.

10:57 PM.

Hongjoong langsung mengangguk, paham maksud tatapan Dongwook, yang memintanya untuk bijak memutuskan.

Sehingga Hongjoong teralih pada Juyeon, yang melihatnya dengan mata memerah. "Dua puluh tiga menit dari sekarang, Cakra."

Juyeon tersentak—napasnya mendadak tercekat. Tetapi Juyeon tak membuang waktu, sehingga membuatnya langsung melesat menuju pintu dalam, untuk memasuki hall.

Selagi Hongjoong dan Dongwook tetap di luar, mulai bertatapan.

"Mengapa?"

"Tiga menit awal pasti Cakrananda gunakan untuk menguatkan diri melihat Citrananda." Hongjoong menjawab, berdasarkan perkiraannya sendiri. "Lima menit terakhir pasti waktu di mana dia harus merelakan semuanya. Jadi waktu bicara mereka tetap lima belas menit, seperti yang Anda beri."

Tak disangka, Dongwook tersenyum bangga padanya.

Saat itu Hongjoong hanya diam tak bereaksi banyak—hanya menatap.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang