Yan melirik ke sekelilingnya.
Penginapan tua ini terletak di ujung jalan yang dipenuhi pertokoan. Bangunannya sudah berdiri sejak sepuluh tahun yang lalu.
Hanya ada sepuluh kamar saja.
Shao Fei terlihat bangga. Ia mungkin hanya seorang pencopet kecil di kota ini.
Ia punya banyak kenalan seperti para pedagang di pasar. Atau bocah-bocah pengemis yang sering berkeliaran di jalanan.
"Bagaimana? Cukup bagus, kan? Pemiliknya adalah generasi kedua. Putranya berhasil meraih hasil baik dalam ujian negara yang terakhir. Maka, Ia akan ikut anaknya pindah ke provinsi lain. "
Seorang pria paruh baya mengeryitkan keningnya. Pemilik yang baru hanya seorang bocah remaja nakal.
Sebenarnya Ia tidak ingin kehilangan penginapan peninggalan mendiang orang tuanya.
Sayangnya Ia perlu banyak uang untuk memulai hidup baru di tempat lain.
"Kau yang mau membeli tempat ini?"
Yan melihat-lihat ke sekelilingnya. Bangunan kayu cukup tua namun terlihat bersih dan masih kokoh.
"Lima ratus tael perak. "
Pemilik penginapan membuka harga lumayan fantastis.
Seorang pria muda bertubuh kurus masuk ke dalam penginapan. Ia berpakaian layaknya pelajar miskin yang umum terlihat di wilayah Ibukota.
"Hey! Mana uangku? "
"Maaf. Saya masih menunggu kiriman uang dari rumah... "
"Bayar hari ini juga. Atau kulaporkan ke petugas keamanan. "
Sarjana miskin jatuh berlutut.
Ia memohon, "Tolong beri Saya waktu. Jika Saya tidak jatuh sakit... Mungkin Saya sudah lulus ujian negara... "
"Mimpi. Berapa banyak orang yang gagal setiap tahun? Berhenti menunda. Bayar. Aku mau pindah. "
Sarjana miskin masuk ke dalam kamarnya dengan wajah lesu. Ibunya sudah tua dan sakit-sakitan. Mungkin Ia gagal meminjam uang dari kerabatnya.
Yan menawar, "Tiga ratus tael perak. "
"Lima ratus tael perak. "
Yan mengetuk tembok kayu sambil cemberut. Ia melihat ke atas ke arah retakan kecil di langit-langit.
Ia tidak mengatakan apapun sambil beranjak pergi.
"Hey! Tunggu dulu... " panggil si pemilik penginapan.
Remaja ini terlihat cukup kaya. Kualitas pakaiannya cukup bagus. Pemilik penginapan tadinya ingin mengelabui Yan.
Shao Fei menengahi, "Paman Ye. Berikan saja harga yang bagus. Supaya Master jadi membeli. "
"Empat ratus tael perak. Aku perlu banyak uang untuk mulai hidup baru. "
Yan masih terlihat skeptis. Lokasi penginapan cukup bagus. Sayangnya bangunannya sudah tua. Kamar yang tersedia juga hanya sepuluh.
Shao Fei membujuk, "Bagaimana, Master? Paman, berikan semua peralatan masak dan lainnya secara gratis. "
"Tentu saja. Semua meja, kursi, peralatan masak, semuanya milikmu. "
Pemilik penginapan memanggil ketiga budak miliknya. Mereka suami-istri dan seorang anak remaja perempuan .
Satu keluarga budak ikut dijual kepada Yan beserta penginapan.
Mereka terlihat takut dan menundukkan kepalanya.
Pemilik penginapan berkata, "Mereka orang jujur. Ye Mu dan keluarga sudah bekerja sejak penginapan ini mulai berdiri. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Yang Terlupakan (END)
Historical Fiction1. Pangeran Yang Terlupakan Mu Rong Yan punya cita-cita sederhana. Hidup santuy sampai tua. Terlahir sebagai anak dari seorang selir yang tidak disukai Kaisar. Kesempatan menjadi Kaisar? Apa kau gila? Enakan hidup santai. Biarkan para kakak saja...