Melihat seluruhnya berkumpul di area santai, mencoba menenangkan dan menemani Juyeon yang tampak sembab dan lelah, Hongjoong segera melesat menuju pintu keluar. Bersyukur saja, Hongjoong juga sudah menitipkan pesan pada San dan Jongho, bahwa jam empat pagi nanti, mereka harus pergi lagi. Sehingga saat itu, untuk meredam amarahnya yang tiba-tiba memuncak, Hongjoong memilih untuk memisahkan diri.
Di satu sisi, dirinya memang diminta untuk tak menunjukan simpati, oleh Dongwook.
"Jangan berikan Cakrananda, hal yang ingin kamu berikan."
Hongjoong menelan ludah, melihat bagaimana Dongwook menatapnya lekat, di depan pintu kaca tersebut—di area luar hall.
"Biarkan dia." Dongwook berucap lagi. "Jika tidak, dia tidak akan menghormati dan melihatmu sebagai ketua. Jika nanti kamu memenangkannya, semua, akan paham bahwa kamu tak tersentuh."
Itu sulit.
Bagi Hongjoong, sangat sulit.
Namun Hongjoong tak ingin menunjukannya, sehingga dirinya memilih untuk mengganti topik seketika.
"Jadi, apa yang Citrananda miliki tentang saya?"
"Video." Dongwook menjawab cepat, lekat dan tepat, lalu tersenyum. "Video kemarin bocor."
Tentu saja Hongjoong tak ingin menerima hal itu, setelah Dongwook menjanjikannya selamat. Jadi Hongjoong perlu bertanya, perihal mengapa bisa. "Mengapa?"
"Tidakkah kamu mempelajari salinan percakapan yang saya berikan?"
Jujur saja, Hongjoong masih terfokus pada video.
Ya, tentu Hongjoong sudah membacanya.
Tetapi... apa yang terlewat?
"Percakapan tujuh orang itu, di sebuah grup chat. Mereka selalu berbagi video dan... video dimasukan ke e-mail bersama?"
Dongwook melihatnya, sedikit kecewa. "Jangan pernah lengah sedikit pun, Rastafara. Telitilah."
Namun Hongjoong belum menangkapnya. "Tapi bukannya mereka menaruhnya di satu drive yang sama, secara otomatis, yang artinya tetap saja bisa aman?"
Di sana Dongwook tahu Hongjoong lelah, tetapi tetap membutuhkan jawaban.
Maka Hongjoong memutar otaknya, perihal video bocor dan mengakibatkan pihak dari Flora dan kekasihnya mendapatkannya. Tetapi Hongjoong tak bisa memikirkannya sama sekali, toh ponsel Dion, tentu saja berada pada Dongwook, bukan?
Hongjoong tak bisa menjawab.
Yang Dongwook lakukan selanjutnya adalah merogoh saku jasnya. Perlahan, sembari mengatakannya. "Ini ponsel Citrananda. Ini ponsel kekasihnya."
Hongjoong mendengarkan.
Jelas, melihat Dongwook mengeluarkan satu ponsel lagi, dan menunjukannya pada Hongjoong. "Ini, adalah bagaimana mereka mendapatkannya."
Dalam kepanikan, Hongjoong bertanya pelan. "Itu... milik siapa?"
"Saya bereskan besok." Dongwook mengembalikan ponsel-ponsel tersebut ke dalam saku jasnya, lalu mengangguk. "Kamu terima kabarnya nanti, dan pelajari ini."
"Baik tapi..."
"Tapi kamu harus tahu." Dongwook justru memotongnya. "Kemungkinan seperti ini dapat terjadi lagi, di saat memang, mereka menaruh videonya, pada jaringan seperti ini."
Tentu, mereka melihatnya, tetapi tak menahan. Terlihat, bahasa tubuh Hongjoong tengah marah, walau banyak yang tak tahu alasannya, mereka membiarkan.
Kecuali Seonghwa, yang langsung berdiri menyusul keluar, seiringan dengan Mingi langsung mendekat pada Juyeon, meninggalkan Yunho yang tampak ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanficTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023