Octagon 3 - 57 : Satu Mei, Satu Per Satu Pt. 3

229 33 28
                                    

Hanya Hongjoong yang memisahkan diri sendirian, memilih untuk berdiri di muka pintu, selagi sembilan orang lainnya, masih berada di area santai itu. Menunggu. Terus menunggu, setelah dijabarkan oleh San dan Jongho akan apa yang mereka tunggu.

Jadi seluruhnya bersiap, walau San mengatakan, tak semuanya bisa pergi.

Setidaknya jangan malam ini.

Terlalu... mencurigakan.

Yang pergi tetap akan Hongjoong, Juyeon, San dan Younghoon. Namun, Yunho juga ikut, agar setidaknya ada pengemudi lainnya—walau total dari lima orang itu, mereka memiliki empat.

Hanya saja, San tak dibiarkan menyetir lagi, lantaran saat perjalanan pergi tadi sudah melakukannya.

Younghoon akan menjadi cadangan.

Hongjoong diminta untuk tidak melakukannya—harinya terlalu panjang.

Sehingga Yunho, akan melakukannya, pun mereka akan pergi menggunakan mobilnya untuk kali ini.

Sudah hampir mencapai jam empat tepat.

Entah dari mana Dongwook menghubungi—melalui Hongjoong, ataukah Juyeon.

Yang pasti seluruhnya menunggu.

Sangat menunggu.

Dalam sedikit khawatir, San yang beberapa jam lalu melihat pipi Seonghwa berdarah, mulai merapat. Untuk San kemudian memiliki waktu bicara, walau secara sembunyi-sembunyi.

"Ada apa?" tanya San, berharap tak ada siapapun yang menyadari—atau memperhatikan mereka.

Seonghwa melirik, bertanya.

Sedangkan San mengedik pada Hongjoong, lalu padanya.

"Itu..." Seonghwa berbisik tipis, mencoba menjelaskan tanpa membuka. "Hongjoong lelah. Banyak tanggung jawabnya. Sebaiknya jangan diganggu, San... Hongjoong lagi gak baik. Hongjoong masih sensitif ke kamu, 'kan?"

San menjilat bibir bawah bagian dalamnya, lalu mengangguk, sebelum melirik pada Yunho dan Mingi yang tak melihatnya. "Kalau mereka?"

"Nanti ya, San?" Seonghwa tersenyum, memintanya berhenti. "Sekarang kita fokus di sini dulu aja dan—"

Jam empat tepat.

Satu panggilan masuk.

Yang bereaksi adalah Hongjoong, membuat Juyeon langsung bangkit dan mendekat cepat ke arahnya. Selagi Hongjoong sendiri membalas panggilan tersebut sambil meluruskan tubuhnya, dalam suara lurus dan tenang. Bicara, sampai akhirnya panggilan singkat itu dimatikan.

Seluruhnya berdiri.

Tetapi yang ikut mendekat seperti Juyeon adalah mereka yang akan pergi—Yunho, San dan Younghoon.

Saat itu, Hongjoong menurunkan ponselnya, lalu melihat ke arah Juyeon. Hanya lurus padanya. Tampak tak akan melihat pada masalah lainnya, Hongjoong, kemudian berucap. "Kota lo; Kota Bloem. Rumah Sakit Hambara. Nanti ada pihak polisi; lingkaran dalam. Lo ikutin semuanya."

Dalam khawatir, Seonghwa langsung bicara cepat. "Jarak ke sana, kota kedua dari barat ibukota, 'kan? Siapa yang bisa nyetir lagi, dua jam kurang? Yunho, yakin bisa?"

"Bisa." Hongjoong menjawabnya, merebutnya sembari bersiap pergi ke luar. "Lingkaran dalam gak perlu manja."

Seluruhnya tahu Hongjoong tengah sensitif, walau sebagian tak tahu apa alasannya. Sehingga mereka bersiap mengikuti.

Hanya saja saat itu, Wooyoung tiba-tiba muncul, melesat cepat dari lantai bawah—tak mereka sadari, kapan lelaki itu pergi. Namun Wooyoung membawa lima buah jaket, secara keseluruhan miliknya, dan langsung mendekat untuk memberikannya.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang