Octagon 3 - 60 : Satu Mei, Satu Per Satu Pt. 6

258 35 46
                                    

Seonghwa menjilat bibir bawahnya, berhadapan dengan Hongjoong, di kamar dengan pintu terbuka tersebut.

Sengaja, pun Hongjoong tak protes sama sekali. Pintu kamar itu dibiarkan terbuka, dengan Hongjoong menatap Seonghwa lekat, sembari membiarkan ponselnya kini berada di sela kakinya yang membentuk sila.

Tentu, dari Seonghwa mengerti, bahwa Hongjoong mempersilahkannya untuk bicara.

Di sini, Seonghwa yang... agak sulit untuk bicara.

"Hongjoong..."

Walau pada akhirnya memulai, lantaran memang akan memulai.

"Jadi... itu semua gak disengaja. Gak ada satu pun dari mereka yang punya niat buat itu, cuma... kebawa suasana."

"Siapa yang mulai?" Hongjoong bertanya to-the-point.

Langsung menyerang Seonghwa di jantungnya, yang sebenarnya sudah mempersiapkan jawabannya.

Hanya saja cara Hongjoong mengulang pertanyaan secara dingin, cukup membuatnya ketakutan. Sembari tatapannya turun, pada pergelangan tangan Seonghwa yang membiru—karenanya. "Siapa yang mulai?"

"Itu..."

"Siapa?" Hongjoong menuntut.

Sekilas, Seonghwa melirik ke arah pintu, merasa tak tega. Seonghwa kembali pada Hongjoong, mendapatinya mengangkat satu alis, membuatnya tahu bahwa dirinya sudah tak punya kesempatan untuk mengulur waktu.

Sehingga Seonghwa agak menggigit bibir bawah, dan berbisik pelan. "M-mereka... berdua..."

"Yakin?"

"Iya..." Seonghwa agak menggigit bibirnya tipis. "Mereka b-berdua yang... l-lakuin..."

Tiba-tiba saja, Hongjoong turun dari kasur dan membawa ponselnya. Melewati Seonghwa, sembari berucap, "ngapain sih kamu lindungi dia?"

Seonghwa tersentak.

Namun Hongjoong terus berjalan ke luar sampai  dirinya bertemu dengan Mingi, yang tengah berada di dapur kotor sendirian. Hongjoong menghampirinya, membuat Seonghwa panik menyusul, takutkan pertengkaran.

Mingi sendiri—sebelumnya tengah memasak dengan Seonghwa—terkejut tak terkejut karena itu.

Segera saja Hongjoong berdiri, di sampingnya secara menatap, lalu mengedik dagunya. "Jawab aja; lo atau Yunho?"

"Hongjoong..." Seonghwa tercicit di bingkai ruangan tak berpintu. "Ini keduanya yang sadar t-tapi mereka gak ada maksud apa-apa..."

"Jawab aja, Gi, gue perlu tau." Hongjoong meminta kembali. "Gue sebelumnya perlu tau, Soobin bakal nyakitin lo atau gak. Tapi sekarang gue perlu tau; lo bakal nyakitin Soobin atau enggak?"

Pertanyaan itu jelas langsung menusuk Mingi, sampai membuat tubuhnya membeku seketika.

Di sanalah Hongjoong bisa menebaknya. "Ngapain sih lo ngelindungi Yunho? Cuma karena tuan rumah? Tsk. Yunho anak lingkaran dalam. Apapun keputusannya bakal gue permasalahin, jadi gak perlu sok baik dan ngorbanin diri lo lagi."

Mingi benar membeku, sulit untuk mencerna seluruh hal yang masuk ke dalam indra pendengarannya.

Terlebih... apa?

Jadi memang... Hongjoong benar peduli pada Soobin sekarang...?

Karena dianggap anak asuh Sarga atau... hal lainnya?

Sedangkan Seonghwa yamg benar takutkan pertengkaran, langsung merapat pada Hongjoong, dan mencoba menyentuh tangannya. "Kamu nunggu di atas, ya, sama yang lain? Nunggu makan... nanti kami ke atas bawa makanan. Ada Yunho, Yeosang sama Jongho di atas."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang