10

3.3K 315 9
                                    

Ceklek.

Suara pintu terbuka, membuat ketiga anak kecil di dalam kamar itu kompak menoleh melihat ke arah pintu yang sekarang menampilkan sosok Nenek Dinda beserta anak perempuan berusia 10 tahun.

"Nenek Dinda" Panggil Deon senang menyapa Dinda.

"Ah, deon? Kenapa kau disini?" Sahut Anak perempuan yang bersama Nenek dinda.

Anak perempuan itu menatap Deon dengan tatapan interogasi dan mulai melangkah mendekat ke arah Deon.

"Eh! Kak Aliya... Kok kakak bareng sama nenek?" jawab deon kaget sebelum secara perlahan bersembunyi di belakang sang kembaran, Gibran.

"Loh kok kamu malah sembunyi Deon?" Tanya Nenek Dinda Penasaran.

Anak Perempuan bernama aliya itu menatap tajam Deon, lalu menoleh menatap Nenek dinda dan mengadu.

"Biasa Nek!, Deon ngehindar lagi bantu anak anak lain masak di dapur" Adu Aliya.

"Kak... Kak Aliya Deon gak bermaksud begitu kok" Elak Deon mendengar Aliya mengadu kepada Dinda.

Dirinya tidak ingin di hukum lagi membersihkan halaman depan Panti karena melalaikan tugasnya membantu di dapur.

"Terus kenapa kamu terus menerus ngehindar sih?" Tatap Aliya tajam.

"Hmm... Soalnya kakak kakak di dapur gangguin deon mulu kak"Adu Deon memberanikan diri.

"Hah? Nganggu kamu?! gimana bisa Deon?" Ucap Aliya bertanya, apakah adeknya itu benar benar bisa di ganggu. Setahunya Deon itu anak yang sering orang lain jantungan atau enggak jahilin yang lain sampai nangis, masa anak super aktif itu pasrah aja saat diganggu.

"Saat aku bantu bantu mereka di dapur kakak disana pasti nyubitin pipi aku terus kak, Deon kan Jadi risih" Adu Deon berharap Aliya mengerti.

"Oalah, Jadi karena itu doang Deon" Angguk Mengerti Aliya dengan nada datar, Ternyata cuman itu toh pikirnya.

"Ihh, tuh kan tanggapan kakak biasa aja... Tapi masalahnya besar buat Deon" kesal Deon melihat tanggapan aliya.

"Tapi, kamu kan lucu deon makanya anak lain suka cubitin kamu" Jawab Nenek Dinda yang melihat Deon yang kesal.

"Nenek!!!" Teriak Deon Malu.

'Ah, kenapa aib deon kebongkar kayak gini sih'Batin Deon Malu dan tidak ingin menatap Alvaro yang menatap nya kebingungan Plus dengan tanda tanya besar yang jelas terlihat tatapan matanya yang menggemaskan.

"Jadi, ada apa nenek sama kak Aliya kesini?"Tanya Gibran mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya lupa" ucap nenek Dinda sambil menepuk pelan keningnya.

"Aku sama nenek mau ngajak anak baru itu buat makan malam"Jelas Aliya menunjuk Alvaro.

"Hei, nama kamu siapa dek?"sapa Aliya tersenyum menatap Alvaro.

Mendengar anak perempuan itu menyebutnya Alvaro langsung menatap Aliya yang memberinya sebuah senyuman.

"Alvaro kak"jawab Alvaro menatap Aliya  balas tersenyum manis.

'Uuhhh gemes banget sih' teriak batin Aliya melihat senyum di wajah Alvaro.

"Imut banget kamu Al"Ucap Nenek Dinda mencubit pelan pipi kiri Alvaro.

"Ehem"Dehem Gibran.

"Ada apa sih Gibran?"Tanya Deon memandang kakak nya itu heran.

"Kita gak jadi makan kah ini?" Tanya Gibran memandang mereka.

"Oh iya... Ayo ayo kita makan"seru nenek Dinda menggandeng lengan kanan Alvaro lantas keluar bersama menunggu ketiga anak lainnya tercengang.

"Ish... Nenek kebiasaan deh"gerutu Aliya.

"Alvaro kok mau aja sih"gerutu si Deon yang awalnya ingin menggandeng Alvaro.

Sementara Gibran langsung saja berjalan menyusul Alvaro dan Nenek Dinda.

"Ah Gibran tungguin"seru Deon dan langsung menyusul sang kembaran.

"Ck! Ada ada aja mereka ini" gumam Aliya dan menutup pintu kamar setelah keluar.

🌸🌸🌸

Alvaro dapat merasakan suhu hangat tangan Dinda yang menggandengnya.

Mendengar celotehan yang di lontarkan Dinda membuat rasa hangat di dada Alvaro.

Entahlah, Alvaro menyukai perasaan ini.

Sampai di Ruang Makan, Alvaro dapat melihat banyak anak anak lainnya beserta para kakek dan nenek yang dilihatnya sebelumnya.

Di situ juga ada Linda, orang yang Kenneth panggil 'bibi' sebelum nya.

Dan.....

Keluarga nya.

"Alvaro kamu datang nak"sapa Linda tersenyum hangat ke arah Alvaro.

"Iya"Angguk Alvaro senang.

"Kesini dulu Al" Isyarat Linda menunjuk ke sisinya.

Alvaro memandang ragu, lalu menerima tepukan pelan di bahu.

"Pergi lah Alvaro"ucap Lembut Nenek Dinda.

Membuat Alvaro memiliki keberanian dan segera menghampiri Linda.

"Ada apa Bu?"Tanya Alvaro malu malu setelah sampai di sisi Linda.

"Bunda sayang"Ucap Linda membenarkan kan pengucapan Alvaro kepada dirinya.

Alvaro memandang Linda berbinar ada kebahagiaan yang tercampur dengan kesedihan dalam Binaran mata Alvaro.

"Bu... Bunda"Ucap Alvaro gugup.

"Lucu banget deh anak barunya" Bisik salah satu anak.

"Iya gemoy banget deh dedek nya jadi pengen peluk"Ucap anak lain berbisik penuh semangat terhadap anak yang tadi pertama berbisik.

"Tu bocil imut siapa ya namanya, penasaran banget"Bisik anak remaja disana.

"Gak tau, tunggu aja Bunda kenalin anak itu ke kita"jelas anak remaja lainnya.

Mendengar suara suara di sekitar nya membuat telinga Alvaro sedikit memerah.

Dia sedikit merasa malu namun, tidak menolak antusiasme yang di tujukan untuk dirinya itu.

Linda tersenyum melihat tingkah Alvaro yang terlihat malu-malu kucing.

Lalu dia sedikit berbisik ke telinga Alvaro dan di beri respon anggukan oleh anak itu.

Lantas Linda segera meminta semuanya untuk duduk tenang di meja makan.

"Nak, ayo!"Ucap Linda menyemangati.

Alvaro mengangguk, lalu berusaha menatap semua orang yang berada di ruangan itu.

Dia berusaha tersenyum hangat kepada mereka semua.

Namun dengan kaku nya dia memperkenalkan dirinya.

"Ha.. halo nama saya Alvaro... Umur saya 6 tahun seperti nya... hmm Terima kasih sudah menerima ku disini... Aku harap kita benar benar bisa menjadi keluarga yang sesungguhnya"ucap Alvaro menatap mereka penuh dengan harapan optimis akan cinta keluarga.

"Salam kenal Alvaro nama kakak....bla BLA BLA"dan banyak dari mereka yang berusaha berkenalan dengan Alvaro membuat Alvaro di kerubuni oleh para remaja dan anak anak yang antusias akan dirinya.

'aku tidak ingat apa itu keluarga? Tapi jika aku pernah memiliki keluarga mungkin perasaan ku akan menghangat seperti ketika aku berada disini' Batin Alvaro menatap bahagia keluarga baru yang dirinya miliki.

🌸🌸🌸

the rebirth of an alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang